Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Peluang Pembiayaan Ekonomi dari Investor Ritel Meningkat

Fetry Wuryasti
13/8/2021 15:52
Peluang Pembiayaan Ekonomi dari Investor Ritel Meningkat
Pembiayaan ekonomi(Ilustrasi )

PERTUMBUHAN investor ritel di Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dan menjadi potensi besar bagi pembiayaan ekonomi.

Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan jumlah investor ritel di Indonesia pada Juni 2021 sebesar 125% atau tercatat sebesar 5,6 juta orang, dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 2,5 juta orang.

Demikian mengemuka dalam kegiatan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) seri 3 dengan tema “Mari Bersama Membangun Negeri dengan Menjadi Investor di Negeri Sendiri" pada hari ini (13/8) secara virtual.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, dalam kegiatan mengajak seluruh generasi muda khususnya milenial untuk berkontribusi di pasar keuangan Indonesia, membangun negeri dengan menjadi investor di negeri sendiri.

"Semakin besarnya kontribusi investor domestik, maka pembiayaan pembangunan akan lebih mudah diperoleh dan stabilitas sistem keuangan akan semakin terjaga dalam menghadapi ketidakpastian global," kata Destry.

Potensi investor domestik, terutama investor ritel harus diiringi dengan pemahaman yang memadai tentang berbagai instrumen keuangan serta bagaimana berinvestasi dan mengelola keuangan secara bijak dan cerdas.

Terpisah, Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan BEI masih berharap bisa tercapainya target 1.000 emiten.

Dengan adanya dukungan dan komitmen dari pemerintah, regulator terkait, serta masih tingginya gairah Pasar Modal Indonesia, BEI berharap dalam waktu tidak terlalu lama angka seribu Perusahaan Tercatat dapat terlampaui.

"Tentunya jumlah Perusahaan Tercatat yang semakin banyak merupakan harapan kita semua, baik BEI maupun stakeholders pasar modal Indonesia. Sampai dengan saat ini terdapat 740 Perusahaan Tercatat saham dan masih terdapat 24 perusahaan yang sedang dievaluasi dan mengantre untuk melantai di BEI tahun ini," kata Nyoman.

Baca juga : Menyukseskan Merdeka Ekspor untuk Perekonomian Indonesia

Pencapaian tersebut akan BEI akselerasi melalui berbagai terobosan antara lain melalui Special Purpose Acquisition Company (SPAC). Sebab pada saat ini di Indonesia belum ada skema investasi melalui pendirian perusahaan dengan skema SPAC.

"Untuk itu, Bursa sedang melakukan study terkait dengan SPAC termasuk pemetaan atas regulasi yang sekiranya dapat mensupport pengembangan SPAC dan juga regulasi baru yang diperlukan untuk implementasinya," kata Nyoman.

SPAC bisa merupakan pihak individu/perusahaan dan telah memiliki pengalaman dan reputasi untuk dapat melakukan identifikasi dan menyelesaikan proses penggabungan usaha dengan perusahaan target untuk menjadikan perusahaan tersebut perusahaan publik.

"SPAC didirikan oleh “sponsor” atau perusahaan cangkang yang didirikan secara khusus untuk menggalang dana melalui penawaran umum perdana saham atau IPO di pasar modal," kata Nyoman.

Pencatatan itu menghasilkan banyak dana. SPAC kemudian mengambil dana itu atau cek kosong dan mencari perusahaan rintisan yang menarik untuk dibeli. Biasanya, jika mereka tidak menemukannya dalam dua tahun, SPAC akan dilikuidasi.

Ketika SPAC membeli sebuah startup, mengakuisisi dan merger dengan startup, entitas gabungan adalah perusahaan public yang terdaftar di bursa. Ini merupakan cara menawarkan alternatif dari IPO tradisional untuk membawa perusahaan rintisan ke publik.

SPAC menjual saham kepada publik, biasanya masuk pada harga rendah dan menemukan target mereka. Harga yang masuk rendah itu memungkinkan investor kecil untuk berinvestasi di beberapa perusahaan startup, yang sebelumnya hanya dapat diakses orang kaya dan pemodal ventura.

Di Amerika pada tahun 2021, sebanyak 70% jumlah perusahaan tercatat berasal dari SPAC sedangkan sisanya kontribusi dari proses pencatatan secara konvensional.

Dengan demikian peningkatan jumlah Perusahaan Tercatat diakselerasi melalui pencatatan saham perusahaan yang dilakukan seperti saat ini dan juga melalui SPAC. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya