Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menkeu: Sektor Keuangan Masih Perlu Diperluas

Fetry Wuryasti
03/8/2021 14:47
Menkeu: Sektor Keuangan Masih Perlu Diperluas
Menkeu Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI.(Antara)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap sektor keuangan bisa diperluas dan bergerak lebih inklusif. Sehingga, menciptakan pemerataan dan memenuhi kebutuhan untuk membangun negara.

Pasalnya, sektor keuangan memiliki peran penting dan menjadi perantara pihak yang memiliki surplus dalam bentuk saving dan penempatan dana, dengan pihak yang membutuhkan dana. Dalam hal ini, untuk berbagai kegiatan, seperti investasi, modal kerja dan konsumsi.

"Negara yang memiliki fungsi intermediary dari sektor keuangan yang sangat efisien, dalam dan stabil, maka bisa berharap untuk terus membangun dan mendukung berbagai inovasi. Sehingga, negara tersebut ekonominya maju kompetitif dan produktif," ujar Ani, sapaan akrabnya, Selasa (3/8).

Baca juga: Imbas PPKM, BI Perkirakan Pertumbuhan Kredit Lebih Rendah

Pandemi covid-19 dikatakannya mendisrupsi banyak aspek kehidupan, termasuk sektor keuangan. Situasi ini membuat masyarakat semakin menyimpan dana di dalam tabungan, karena khawatir akan kondisi yang tidak menentu.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut masyarakat dengan tabungan di atas Rp100 juta meningkat lebih banyak. Itu dibandingkan kalangan yang menghadapi situasi ekonomi sulit. Masyarakat dengan tabungan di bawah 100 juta terpantau menurun. Adapun gap ini harus diwaspadai.

Selain itu, pentingnya pendalaman pasar keuangan dapat dilihat bahwa perbankan yang mendominasi lebih dari 70% sektor keuangan, juga tidak menyalurkan kredit selama pandemi. Sebab, banyak perbankan dalam proses restrukturisasi kredit kepada hampir seluruh nasabah.

Hal ini berarti pertumbuhan kredit negatif dan berpotensi menghambat pemulihan ekonomi, sebelum sektor keuangan memperbaiki pertumbuhan kredit. Meski pemerintah telah menaikkan anggaran, namun untuk pemulihan ekonomi tidak bisa dipenuhi dari satu mesin pertumbuhan, yakni anggaran negara.

Baca juga: Ekspor Juni Naik 9,52%, BPS: Bisa Bantu Pemulihan Ekonomi

"Kami berharap sektor keuangan secara bertahap mengembalikan fungsi intermediary. Terutama dari sisi kredit channeling. Munculnya digital teknologi membuka kesempatan bagi sektor keuangan untuk makin inklusif. Penetrasinya di dalam masyarakat dan ekonomi akan menjadi semakin dalam," jelas Bendahara Negara

Kedalaman dan stabilitas sektor keuangan di Indonesia, lanjut dia, masih perlu ditingkatkan. Menurutnya, kedalaman sektor keuangan Indonesia masih tergolong rendah, bahkan di Asia Tenggara. Termasuk dari sisi indikator aset sektor keuangan ke PDB, aset perbankan terhadap PDB, kapitalisasi pasar modal, aset dari industri asuransi, hingga aset dana pensiun.

"Semuanya dalam rasio terhadap PDB, Indonesia masih termasuk yang paling rendah. Ini harus kita sikapi, berarti perlu dan masih banyak pekerjaan rumah untuk memperdalam sektor keuangan," tandas Ani.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya