Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Juni 2021 sebesar US$18,55 miliar, atau naik 9,52% dari Mei 2021 (month to month/mtm). Capaian itu juga naik 54,46% dari Juni 2020 (year on year/yoy). Kinerja ekspor dinilai menjanjikan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
“Ekspor dari Januari-Juni 2021 sangat menjanjikan. Terlihat semenjak Januari-Juni ini berada di atas nilai ekspor pada 2019 dan 2020. Semoga tren ini terus terjadi di bulan-bulan berikutnya. Sehingga, ekonomi Indonesia menuju pada pemulihan,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam rilis secara virtual, Kamis (15/7).
Kenaikan total nilai ekspor Indonesia, lanjut dia, disebabkan peningkatan ekspor migas dan nonmigas, baik secara bulanan maupun tahunan. Tercatat, nilai ekspor migas Indonesia pada Juni 2021 sebesar US$1,23 miliar. Capaian itu naik 27,23% (mtm) dan naik 117,15% (yoy). Adapun ekspor nonmigas Indonesia tercatat US$17,31 miliar, yang mana naik 8,45% (mtm) dan naik 51,35% (yoy).
Baca juga: Indonesia Surplus Neraca Dagang 14 Bulan Berturut
Secara bulanan, kenaikan nilai ekspor migas didorong peningkatan kinerja ekspor minyak mentah (28,52%), hasil minyak (63,34%) dan gas (18,14%). Lalu, secara tahunan, komoditas migas yang mendorong kenaikan nilai ekspor, yakni minyak mentah (581,78%), hasil minyak (26,77%) dan gas (75,90%).
Untuk ekspor nonmigas, secara bulanan mengalami kenaikan yang didukung peningkatan eskpor besi dan baja HS72 (32,31%). Lalu, kendaraan dan bagiannya HS87 (42,19%), biji perak dan abu logam HS26 (35,36%), mesin dan perlengkapan elektronik HS85 (15,87%), berikut alas kaki HS64 (33,01%).
Sedangkan secara tahunan, peningkatan ekspor terjadi pada komoditas besi dan baja HS72 (181,19%), Bahan Bakar Mineral HS27 (95,59%) dan lemak dan minyak hewan HS15 (32,56%). Faktor lain dari peningkatan kinerja ekspor Indonesia pada Juni 2021 ialah seluruh sektor usaha mengalami kenaikan, baik secara bulanan maupun tahunan. Tercatat, nilai ekspor pertanian sebesar US$0,32 miliar, yang mana naik 33,04% (mtm) dan dan naik 15,19% (yoy).
Baca juga: Menperin: Banyak Perusahaan Otomotif Tertarik Berinvestasi di RI
“Dari komoditas untuk kelompok sektor pertanian, secara bulanan yang naik cukup besar adalah komoditas tanaman obat, aromatik, rempah-rempah, kopi, sarang burung dan cengkeh. Lalu secara tahunan, yang naik adalah tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah, sarang burung dan cengkeh,” papar Margo.
Peningkatan nilai ekspor juga terjadi di sektor industri pengolahan sebesar US$14,08 miliar. Capaian itu naik 7,34% (mtm) dan naik 45,91% (yoy). Komoditas yang mendorong peningkatan nilai ekspor industri pengolahan secara bulanan, yakni besi dan baja, sepatu olahraga, peralatan listrik, kendaraan bermotor roda empat dan pakaian jadi. Sedangkan secara tahunan, yaitu minyak kelapa sawit, besi dan baja, kimia dasar organik dan kendaraan bermotor roda empat atau lebih.(OL-11)
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) melalui survei angkatan kerja nasional (Sakernas), jumlah angkatan kerja mencapai 142 juta per Februari 2024.
Pojok Statistik Unpar merupakan implementasi dari kerja sama yang sudah dijalin Unpar bersama BPS Jabar
Tahun 2020 menjadi masa yang berat bagi perekonomian Indonesia secara menyeluruh, seiring memburuknya ekonomi global akibat pandemi covid-19.
Peningkatan angka harapan hidup, harapan sekolah, dan lama sekolah membutuhkan upaya yang konsisten, persisten, sinergi, dan kolaborasi seluruh elemen bangsa
PEKAN lalu, secara tidak sengaja mendengar percakapan ibu saya dengan adiknya terkait harga jual padi yang mengalami peningkatan.
MEMASUKI usia ke-79 setelah merdeka, ada banyak tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia.
Perempuan diharapkan bisa mandiri secara finasial dan mampu berdaya guna sehingga dapat menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
Lembata merupakan wilayah yang memiliki ragam komoditas mulai dari kopi, ikan hingga wastra, namun kurang terekspos sehingga tidak cukup meningkatkan perekonomian masyarakat
Membangun perekonomian Jabar bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Itu harus dilakukan secara sinergi kolaboratif berbagai pihak.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved