Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami surplus neraca dagang sebesar US$1,32 miliar pada Juni 2021. Capaian itu menjadikan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus dalam 14 bulan terakhi. Surplus pada Juni terjadi karena nilai ekspor Indonesia tercatat US$18,55 miliar, lebih tinggi dari nilai impor yakni US$17,23 miliar.
“Neraca perdagangan kita surplus sebesar US$1,32 miliar. Surplus ini karena nilai ekspor lebih tinggi dari impor. Ini menggembirakan, tercatat sejak Mei 2020 sampai Juni 2021 ini neraca perdagangan kita selalu surplus, ini kabar baik karena selama 14 bulan neraca perdagangan kita surplus,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono saat menyampaikan rilis secara virtual, Kamis (15/7).
Dia menambahkan realisasi kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Juni 2021 lebih baik ketimbang konsensus pasar. Sebab, berdasarkan konsensus pasar, ekspor Indonesia secara tahunan diperkirakan tumbuh 49,18%.
Nyatanya realisasi ekspor Indonesia tercatat tumbuh 54,46%. Begitu pula dengan impor yang diprediksi hanya tumbuh 48,67%, realisasinya lebih tinggi yakni 60,12%.
Margo mengatakan, surplus neraca dagang di Juni 2021 turut didorong oleh kinerja dagang Indonesia dengan Amerika Serikat yang tercatat mengalami surplus US$1,341 miliar, lalu surplus dengan Filipina sebesar US$649,7 juta, dan surplus dagang dengan Malaysia sebesar US$322,3 juta.
Sedangkan Indonesia masih mengalami defisit perdagangan dengan Tiongkok sebesar US$603,2 juta, defisit dengan Australia US$474,6 juta, dan defisit dagang dengan Thailand US$330,6 juta.
Bila dihitung secara kumulatif, kata Margo, pada periode Januari-Juni 2021, Indonesia mengalami surplus neraca dagang sebesar US$11,86 miliar. Kineja dagang semester I 2021 itu lebih baik dari kinerja dagang sejak 2016.
“Kalau dilihat tren dari 2016 sampai 2021 bahwa neraca perdagangan barang kita surplusnya terus membaik. Ini kabar menggembirakan, bahwa ekspor kita semester I dibanding semester I tahun lalu. Harapannya ini memberikan dampak baik pada perekonomian secara keseluruhan,” pungkasnya. (Mir/OL-09)
Peningkatan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Jumlah penduduk miskin Jakarta bertambah dan kondisi mereka semakin memburuk.
Kenaikan angka kemiskinan di Ibu Kota Jakarta pada Maret 2025 dipicu oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan garis kemiskinan dan ketidakstabilan harga kebutuhan pokok.
BPS selama lima dekade masih menggunakan pendekatan berbasis pengeluaran dengan item yang hampir tidak berubah, meski struktur biaya hidup masyarakat saat ini telah jauh bergeser.
Adapun garis kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 lebih tinggi dari nasional yakni Rp609.160 per kapita per bulan.
Angka tersebut menunjukkan penurunan 0,2 juta orang dan 0,1 persen poin dibandingkan September 2024.
SEBANYAK 2,38 juta orang di Indonesia berada dalam kategori kemiskinan ekstrem pada Maret 2025. Jumlah itu setara 0,85% dari total penduduk Indonesia. Demikian disampaikan BPS
Neraca perdagangan Indonesia pada April tercatat surplus sebesar US$160 juta. Kendati surplus, angka ini turun drastis dibandingkan capaian pada Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.
Surplus neraca perdagangan Indonesia masih mencatat angka besar, namun sejumlah risiko mulai mengintai kelanjutannya. Pada Maret 2025, surplus dagang Indonesia mencapai US$4,33 miliar.
Kebijakan tarif impor AS itu akan mengganggu neraca pembayaran Indonesia, khususnya neraca perdagangan dan arus investasi. Ini mengingat AS adalah mitra dagang utama Indonesia.
EKONOM Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang menuturkan penurunan surplus neraca perdagangan pada Februari 2025 dibandingkan Januari lebih disebabkan oleh peningkatan impor.
NERACA perdagangan Indonesia masih resilien di tengah pelemahan ekonomi global. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ssebesar US$3,45 miliar atau senilai Rp55,81 triliun pada Januari 2025.
Bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh BRICS adalah Indonesia bisa membuka akses market ke pasar global dan potensi meningkatkan kualitas neraca dagang luar negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved