Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEMENTERIAN Keuangan menyatakan kondisi kas pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 masih dalam status aman. Sebab, memiliki Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp254,2 triliun.
“SiLPA kita Rp254,2 triliun, berarti posisi kas pemerintah ini sangat aman. Kita sangat berhati-hati untuk memastikan seluruh belanja negara untuk pemulihan ekonomi bisa tersedia. Untuk digunakan memaksimalkan pemulihan dan memberikan recovery bagi masyarakat,” tutur Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (25/5).
Lebih lanjut, dia menjelaskan SiLPA itu diperoleh dari realisasi APBN per 30 April 2021, yang tercatat defisit sebesar Rp138,1 triliun, atau 0,83% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit disebabkan belanja negara yang mencapai Rp723 triliun, atau lebih tinggi dari pendapatan negara sebesar Rp585 triliun.
Baca juga: Kinerja Ekonomi Indonesia pada Kuartal I 2021 Solid
Kendati demikian, realisasi tersebut lebih baik dibandingkan periode sama di 2020 (yoy). Sebab, pendapatan negara tercatat tumbuh 6,5% (yoy), atau mencapai 33,5% dari target APBN 2021 sebesar Rp1.743,6 triliun.
Pendapatan negara terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp374,9 triliun, atau 30,5% dari target APBN 2021 sebesar Rp1.229,6 triliun. Dalam hal ini, tumbuh -0,5% dibanding April 2020. Lalu, penerimaan kepabeanan dan cukai pada April 2021 tercatat Rp78,7 triliun, atau 36,6% dari target sebesar Rp215 triliun, dan tumbuh 36,5% (yoy).
Pun demikian dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp131,3 triliun, atau 44% dari target Rp298,2 triliun, dan tumbuh 14,9% dari April 2020. Sedangkan, realisasi belanja negara juga memiliki kinerja apik. Apabila dibandingkan April 2020, terjadi pertumbuhan sebesar 15,9%, dan 26,3% dari target APBN 2021 Rp2.750 triliun.
Baca juga: Investor Antisipasi Laju Pemulihan Ekonomi Negara Maju
Belanja negara itu terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp489,8 triliun, atau 25,1% dari target APBN 2021 yakni Rp1.954,5 triliun, dan tumbuh 28,1% (yoy). Lalu, Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) tercatat mencapai Rp233,2 triliun, atau 29,3% dari target APBN 2021 sebesar Rp795,5 triliun, dan mengalami pertumbuhan -3,4% (yoy).
“TKDD itu lebih rendah 3,4% dibandingkan tahun lalu, karena beberapa penyaluran yang terkait dengan pemenuhan persyaratan penyaluran. Dilihat juga di pemda masih tinggi saldo di perbankan. Jadi ini harusnya tidak mengganggu pembangunan. Malah kita ingin pemda belanja lebih cepat dari uang yang sudah ditransfer selama ini,” papar Suahasil.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut lebih rendahnya penyaluran TKDD hingga April 2021 bukan disebabkan penurunan volume, namun karena persyaratan belum terpenuhi. “Setiap penyaluran ada persyaratannya dan ini belum dipenuhi, terutama untuk DAU (Dana Alokasi Umum). Ini karena berbagai persyaratan penyalurannya belum diselesaikan,” ungkap Ani, sapaan akrabnya.
Baca juga: Akibat Pandemi, 8,75 Juta Orang Menganggur
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi pemda untuk mendapatkan TKDD ialah pelaporan penggunaan dana yang sebelumnya telah ditransfer pemerintah pusat. Hal itu, lanjut dia, merupakan persyaratan umum yang sejatinya mudah untuk dipenuhi, namun urung disampaikan pemda.
Bendahara Negara juga menyoroti belanja pemda masih dalam level rendah dan tidak selaras dengan upaya pemerintah dalam penanganan dampak pandemi covid-19. Tercatat, realisasi belanja APBD hingga April 2021 sebesar Rp143,89 triliun. Adapun penyerapannya didominasi untuk belanja pegawai.
Selain itu, pihaknya menemukan masih tingginya simpanan uang pemda di perbankan. Tercatat uang pemda yang disimpan di bank mencapai Rp194,54 triliun. Angka itu cenderung mengalami kenaikan sejak memasuki tahun 2021.(OL-11)
Perempuan diharapkan bisa mandiri secara finasial dan mampu berdaya guna sehingga dapat menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
Lembata merupakan wilayah yang memiliki ragam komoditas mulai dari kopi, ikan hingga wastra, namun kurang terekspos sehingga tidak cukup meningkatkan perekonomian masyarakat
Membangun perekonomian Jabar bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Itu harus dilakukan secara sinergi kolaboratif berbagai pihak.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
"Yang menjadi perhatian kita, persiapannya sudah dua tahun dan APBN dikeluarkan tidak sedikit termasuk merenovasi stadion dan sebagainya."
Selain aspek hukum harus juga diperhatikan etika, asas kepatutan dan prinsip pengelolaan APBN yang sehat, inklusif dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Anggaran kelurahan tidak hanya dari APBD, tapi juga dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hari ini kondisi Sulawesi Tengah perlu dana yang sangat besar untuk menyelesaikan berbagai persoalan mulai dari infrastruktur hingga ekonomi.
"Berkurang sebesar Rp25.459.080.122 atau 20,21% dari usulan kebutuhan anggaran Polri 2021," ungkap dia.
Berdasarkan hasil rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPRD DKI Jakarta, pengesahan akan diawali dengan penelitian akhir di rapat pimpinan gabungan yang akan digelar pada Selasa (7/9) besok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved