Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
PEMULIHAN ekonomi AS yang lebih cepat disertai kenaikan kasus covid-19 di negara berkembang, ternyata meningkatkan kekhawatiran investor.
Kondisi ini juga yang mendorong pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu terakhir. Pada perdagangan Jumat (21/5) lalu, IHSG ditutup pada level 5.773,12 atau minus 0,42%. IHSG terpantau di bawah level psikologis 5.800 sejak pertengahan pekan.
"Risiko investor lebih kepada pemulihan ekonomi dari pertumbuhan di negara-negara maju, terutama Amerika Serikat (AS), lebih cepat dibandingkan emerging market, termasuk Indonesia," jelas Head of Equity Research Bank Mandiri Adrian Joezer beberapa waktu lalu.
Baca juga: Hingga Akhir Tahun, Rupiah Diprediksi Rp14.200 per US$
Ekonomi negara maju, seperti AS, yang tumbuh lebih cepat dikhawatirkan memicu kenaikan inflasi dan diikuti kebijakan moneter. Sehingga, aliran dana dari Negara berkembang berpotensi kembali ke AS.
IHSG terakhir kali bergerak di zona hijau level 6.000 pada 20 April 2021. Investor awalnya cukup optimistis terhadap upaya penanganan covid-19, yang disertai kehadiran vaksinasi. Kondisi itu tercermin pada positifnya indeks saham sejak November 2020.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan komitmen pembelian vaksin cukup banyak. Hanya saja, pesanan sempat tertahan karena banyak negara produsen menahan distribusi vaksin covid-19.
Baca juga: Belanja Lebaran Bantu Pemulihan Ekonomi Nasional
Saat ini, ada kekhawatiran baru mengenai lonjakan kasus covid-19 setelah mudik Lebaran. Meskipun pemerintah telah menerapkan larangan mudik pada tahun ini.
"Ini menjadi titik risiko yang diantisipasi investor," imbuh Adrian.
Meski indeks sedang tertekan karena beberapa sentimen, Mandiri Sekuritas optimistis IHSG akan berada di level 6.850 pada akhir 2021. Mereka berharap kinerja perusahaan tercatat akan membaik pada keseluruhan 2021 dibandingkan 2020 lalu.(OL-11)
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
Tokenize Indonesia, sebuah inisiatif akselerator yang diinisiasi BRI Ventures, Saison Capital, dan Coinvestasi, secara resmi menggelar rangkaian workshop.
PT Allianz Global Investors Asset Management Indonesia, sebuah perusahaan manajemen investasi, secara resmi mengumumkan kemitraan strategis dengan Standard Chartered Indonesia.
MAYORITAS investor pemula merasa kebingungan saat memulai saham apa yang dipilih, kapan membeli, bagaimana mengelola risiko, dan siapa yang bisa dipercaya untuk bertanya.
Tidak hanya pelaku usaha, kini banyak investor Indonesia dari kalangan muda hingga profesional mulai terjun ke berbagai instrumen investasi
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja positif pada perdagangan saham selama sepekan pada periode 14–18 Juli 2025.
Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) berhasil menarik Foreign Direct Investment (FDI) sebesar Rp13,8 triliun di 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved