Headline

Putusan MK harus jadi panduan dalam revisi UU Pemilu.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pemerintah Siapkan Stimulus Pembebasan Pajak Beli Mobil

Fetry Wuryasti
14/2/2021 14:18
Pemerintah Siapkan Stimulus Pembebasan Pajak Beli Mobil
Stimulus pajak(Ilustrasi)

PEMERINTAH akan memberikan insentif PPnBM untuk kendaraan bermotor segmen cc kurang dari 1.500 kategori sedan dan 4x2. Segmen tersebut dipilih karena diminati kelompok masyarakat kelas menengah dan memiliki tingkat pembelian lokal di atas 70%.

Pemberian diskon pajak kendaraan bermotor juga didukung kebijakan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan untuk mendorong kredit pembelian kendaraan bermotor melalui pengaturan mengenai uang muka (DP) 0% dan penurunan ATMR Kredit (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko).

Kombinasi kebijakan itu diharapkan mampu mengungkit kembali penjualan kendaraan mobil penumpang yang mulai bangkit sejak Juli 2020.

Namun Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan stimulus pembebasan PPnBM memang diberikan kepada mobil yang di produksi dalam negeri di bawah 1500 cc yang merupakan mobil dengan target pasar kelas menengah bawah.

Sementara akibat pandemi saat ini yang paling terdampak mengalami penurunan daya beli adalah kelompok menengah bawah.

Dengan pertimbangan itu dia perkirakan stimulus pembebasan PPnBM ini meskipun didorong juga dengan penurunan ATMR kredit tidak akan signifikan meningkatkan pembelian mobil.

Baca juga : Kemenhub Subsidi Rp3,4 T untuk Tarif KA Kelas Ekonomi

"Akan berbeda apabila yang dibebaskan PPnBM adalah kendaraan mewah yang diproduksi di dalam negeri dengan target pasar kelompok menengah atas yang masih punya daya beli," kata Piter saat dihubungi, Minggu (14/2).

Meski demikian, kebijakan stimulus tersebut tetap harus diapresiasi. Sebab walaupun tidak akan besar, namun tetap akan ada pengaruhnya terhadap pembelian dan penyaluran kredit kendaraan bermotor.

"Kelompok menengah yang masih memiliki daya beli besar kemungkinan memanfaatkan kesempatan untuk membeli kendaraan. Walaupun sekali lagi tidal akan cukup besar," kata Piter.

Pertumbuhan konsumsi sangat ditentukan konsumsi kelas menengah atas. Kontribusi konsumsi kelompok ini mencapai 80 persen. Selain itu, penurunan konsumsi kelas menengah atas bukan karena hilang nya daya beli.

"Mereka masih punya daya beli. Mereka hanya menahan konsumsi karena kekhawatiran akan pandemi. Untuk mendorong mereka kembali konsumsi satu-satunya jalan adalah menghilangkan kekhawatiran,  membangkitkan kembali kepercayaan diri mereka. Penanggulangan pandemi mutlak harus diutamakan," kata Piter. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya