Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
SEJAK November 2020, nilai tukar rupiah terpantau mulai memasuki tren penguatan, yakni di level 14.100-14.700 per dolar AS. Di pekan pertama 2021, penguatan rupiah semakin gesit menembus kisaran 13.800-13.900.
Dalam penilaian peneliti dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Fajar B Hirawan, investor terutama yang mengincar portofolio sangat memperhatikan bagaimana pemerintah menjaga fundamental ekonomi dan menangani persoalan kesehatan di tengah pandemi.
“Semua indikator ekonomi Indonesia menunjukkan perbaikan, khususnya sejak kuartal ketiga tahun lalu. Di kuartal keempat 2020, saya pikir pertumbuhan ekonomi akhirnya positif kembali meskipun secara total pada 2020 negatif,” kata Fajar kemarin.
Para investor sederhananya melihat proses pemulihan ekonomi di Indonesia terus menunjukkan kinerja positif. Dengan demikian, investor berbondong- bondong untuk berinvestasi di Indonesia, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
“Jadi, kepercayaan investor harus terjaga dengan memastikan stabilitas ekonomi dan politik di dalam negeri,” lanjut Fajar.
Perdagangan di pasar modal pun secara bertahap mencatat masuknya dana asing. Dalam dua hari perdagangan di awal 2021, nilai beli bersih investor asing menyentuh Rp727 miliar.
Pada perdagangan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di level 6.137,34 (+0,53%). Pergerakan IHSG didorong oleh sektor pertanian (+2,79%) dan keuangan (+1,14%). Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus, menunjukkan sejumlah data yang memperlihatkan pemulihan ekonomi Indonesia.
Rilis data purchasing managers index (PMI) Manufaktur Indonesia Desember 2020 meningkat menjadi 51,3 dari November di 50,6. Indeks ini merupakan indikator ekonomi yang mencerminkan keyakinan para manajer bisnis di sektor manufaktur terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. “Artinya, ada ekspansi dan bisa menjadi penggerak bagi industri dalam negeri yang berangsur pulih,” tandas Nico.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan ilustrasi sulitnya pengusaha mencari peti kemas merupakan pertanda bahwa ekspor Indonesia sudah mengalami lonjakan. “Ini sinyal positif. Indikator lain ialah naiknya harga komoditas andalan Indonesia seperti kelapa sawit, nikel, tembaga, batu bara, dan emas.” (Try/Ant/X-3)
DI tengah ketidakpastian pasar keuangan global, penurunan tarif bea masuk dari Amerika Serikat (AS) memberi ruang napas baru bagi sejumlah negara.
Indonesia dinilai memiliki posisi yang relatif lebih baik dalam menghadapi gelombang tarif baru dari AS.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI rate harus segera disambut pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Per kuartal II 2025 yang lalu, konsumsi swasta dan pemerintah menyumbang 62,53% terhadap PDB, sementara investasi menyumbang 27,83%.
SENIOR Economist DBS Bank Radhika Rao turut buka suara atas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II yang mencapai 5,12%.
Transformasi digital menjadi kunci untuk memperkuat fondasi ekonomi daerah dan membawa Priangan Timur semakin maju serta berdaya saing.
Tinjauan langsung penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Penurunan harga beras terjadi
MENJELANG perayaan Imlek 2025, Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengambil langkah proaktif untuk memastikan ketersediaan bahan pokok.
Pemerintah melalui Bapanas membangun kios pangan di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya sinergis dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan.
Harga pangan yang relatif stabil di level tinggi telah mengikis daya beli masyarakat. Kondisi itu akan semakin buruk jika ke depan ada kenaikan biaya lain.
Komoditas seperti jagung yang memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional.
Satgas Pangan Polri menyarankan agar pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tingkatkan pasar murah dalam menjaga stabilisasi harga jelang Idul Fitri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved