Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Perumahan, Sektor Strategis Pemulihan Ekonomi

Emir Chairullah
29/12/2020 02:25
Perumahan, Sektor Strategis Pemulihan Ekonomi
Warga berlatih memanah di halaman rumah susun sewa (rusunawa) yang baru dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) .(ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

PERUMAHAN menjadi salah satu sektor strategis yang diharapkan bisa mengungkit pertumbuhan ekonomi tahun depan 5%.

Oleh karena itu, sektor yang satu ini memperoleh perhatian dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) karena menggerakkan kurang lebih 175 industri dan menyerap tenaga kerja 4,23 juta orang.

“Pengeluaran rumah tangga dari sektor ini juga dapat menambahkan peningkatan PDB sebesar 0,6%-1,4%. Artinya, setiap pembiayaan yang dilakukan pada sektor perumahan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat menjadi pembicara kunci FGD DPD bertajuk Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Sektor Perumahan secara daring di Jakarta, kemarin.

Selama ini, sektor perumahan menyumbang kontribusi terhadap PDB Indonesia sekitar 2,7%. Bahkan di tengah tekanan pandemi yang menyebabkan perekonomian domestik di kuartal III mengalami kontraksi minus 3,49%, sektor perumahan masih mampu tumbuh positif.

“Berdasarkan data yang diumumkan BPS November 2020, terdapat tujuh sektor yang tumbuh positif secara tahunan. Sektor real estat berada di urutan ketujuh sebesar 1,98%,” lanjut Wapres.

Ma’ruf juga menyoroti peran bank penyalur KPR yang masih enggan memberikan kredit bagi pekerja sektor informal yang berjumlah 60% dari populasi. “Pemerintah berharap bank menjadi pelopor bagi penyediaan KPR untuk pekerja sektor informal. Selain itu, banyak warga masyarakat ingin memiliki rumah melalui fasilitas pembiayaan syariah.”

Sementara itu, laporan prospek ekonomi terbaru dari Oxford Economics dan the Institute of Chartered Accountants in England and Wales memperkirakan PDB Asia Tenggara berkontraksi sebesar 4,1% pada tahun ini sebelum melonjak tajam menjadi 6,2% di 2021.

Untuk Indonesia, laju pemulihan ekonomi dinilai belum pasti terutama akibat tren mobilitas yang lemah, impor yang tergelincir dua digit, dan melemahnya penjualan retail.

“Fokus negara-negara di Asia Tenggara ialah mencegah infeksi tambahan dan bertahap mengembalikan kegiatan ekonomi dan masyarakat,” kata ICAEW Regional Director, Mark Billington. (Che/Try/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya