Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Banyak Tantangan, Lifting Minyak Semester I 2020 Bisa Capai 94%

Hilda Julaika
17/7/2020 15:52
Banyak Tantangan, Lifting Minyak Semester I 2020 Bisa Capai 94%
Petugas mengecek jaringan pipa di kilang pengolahan minyak milik Pertamina.(Antara/Yulius Satria)

KINERJA lifting hulu minyak pada semester 1 2020 mencapai 94% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Rinciannya, produksi minyak dan gas (migas) mencapai 1.940 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). Terdiri dari produksi minyak 720,2 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas 6.830 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Adapun lifting migas mencapai 1.714 MBOEPD. Rinciannya, lifting minyak sebesar 713,3 ribu BOPD, atau 94,5% dari target APBN 2020. Sedangkan lifting gas sebesar 5.605 MMSCFD, atau 84% dari target.

Baca juga: Singapura Alami Resesi, Ekspor Indonesia Malah Meningkat

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, berpendapat lifting minyak masih bisa dipacu mendekati target APBN 2020. Walaupun industri migas tengah diguncang tantangan sulit akibat penurunan harga minyak dan pandemi covid-19.

 “Target lifting gas cenderung sulit dicapai. Penurunan harga gas industri belum memberikan dampak optimal. Penyebabnya pandemi covid-19, yang juga menurunkan kegiatan industri dan kelistrikan. Akhirnya menyebabkan penurunan penyerapan gas oleh end user,” ungkap Dwi dalam keterangan resmi, Jumat (17/7).

Kondisi ini mengakibatkan penerimaan negara sektor hulu migas alami penurunan secara berganda. Baik disebabkan pemotongan bagian negara, maupun penurunan volume serapan gas.

Baca juga: SKK Migas Siapkan Protokol New Normal

“Dampak covid-19 sangat nyata. Kami bekerja sama dengan KKKS membuat terobosan untuk mendukung capaian target produksi 1 juta barel per hari pada 2030,” pungkas Dwi.

Beberapa langkah yang dilakukan SKK Migas, yaitu pemberian insentif kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menunda penyetoran Dana Abandonment and Site Restoration (ASR) pada tahun ini.

Serta, optimalisasi operasional dan pengaturan sumber daya di lapangan. Mengingat adanya pembatasan operasional dan mobilitas yang berdampak pada kegiatan operasional dan penyelesaian proyek.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya