Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Harga Bahan Pangan di Jawa Barat Terkendali

Andhika Prasetyo
09/4/2019 13:00
Harga Bahan Pangan di Jawa Barat Terkendali
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (tengah) meninjau Pasar di Jawa Barat.(ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra)

MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita terus melanjutkan pantauan ketersediaan dan harga bahan pangan pokok di berbagai pasar di Tanah Air. Setelah pekan lalu berkunjung ke Cirebon dan Bandung, Selasa (9/4), ia menyambangi Pasar Pelita di Sukabumi, Jawa Barat.

Dalam kunjungan itu, Enggartiasto melihat sebagian besar bahan pangan strategis tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga tidak perlu ada kekhawatiran akan kelangkaan yang membuat harga melambung tinggi.

Di Pasar Pelita tercatat harga beras baik kualitas medium dan premium dalam keadaan normal yakni berada di kisaran Rp8 ribu-Rp10 ribu per kg dan Rp11 ribu per kg.

Sementara, harga daging sapi dijual kompak Rp110 ribu per kg dan daging ayam berkisar Rp33 ribu-Rp35 ribu per kg.

"Harga daging sapi stabil. Kalau daging ayam, harganya sudah naik. Kemarin kan terlalu rendah harganya, kasihan peternak. Sekarang walaupun naik, tetap masih aman untuk konsumen," ujar Enggartiasto Lukita di Sukabumi.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Stok dan Harga Pangan Aman

Adapun, bawang merah dan bawang putih menjadi dua komoditas yang dihargai cukup tinggi. Bawang merah berada di kisaran Rp40.000 per kg dan bawang putih Rp32 ribu per kg. Padahal, dalam situasi normal, harga dua komoditas itu tidak lebih dari Rp30 ribu per kg. Kondisi tersebut sudah berlangsung sejak beberapa waktu terakhir.

"Bawang merah memang ada kenaikan. Tapi kan ini musiman saja. Kami dapat laporan di Brebes ada stok banyak, nanti akan kami kirim ke daerah-daerah yang masih tinggi," ucapnya.

Untuk bawang putih, ia mengatakan pihaknya telah meminta perusahaan-perusahaan importir yang masih memiliki stok untuk menggelontorkan dalam jumlah besar guna menekan harga di pasar.

"Gudang-gudang sudah kita lihat. Kita bilang pada importir untuk keluarinkan. Daripada dituduh melakukan penimbunan," tandas Enggar. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya