Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Memulihkan Wibawa Negara

20/10/2016 05:01

HARI ini, 20 Oktober, tepat dua tahun Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintah negeri berpenduduk 240 juta jiwa. Inilah saat tepat untuk mengingatkan Jokowi-JK agar tetap konsisten merealisasikan janji-janji kampanye. Tema besar janji kampanye Jokowi-JK ialah jalan perubahan untuk Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.

Terus terang, dalam dua tahun ini, sudah banyak yang dikerjakan meski masih lebih banyak lagi yang mesti dilakukan untuk mewujudkan jalan perubahan itu. Jalan perubahan yang dicanangkan Jokowi-JK sesungguhnya sebuah solusi untuk mengatasi tiga persoalan utama bangsa, yaitu merosotnya kewibawaan negara, melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional, dan merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.

Tahun pertama pemerintahan Jokowi-JK fokus pada konsolidasi politik. Keberhasilan konsolidasi politik itu sepenuhnya dimanfaatkan untuk penguatan sendi-sendi perekonomian nasional. Manfaatnya sudah dirasakan masyarakat. Untuk merangkul investor, misalnya, pemerintah berupaya memudahkan proses investasi. Upaya itu, antara lain, berupa paket kebijakan ekonomi, yang sejak diterbitkan pertama kali pada September 2015 hingga kini sudah 13 paket.

Tidak hanya itu. Negara hadir secara nyata dalam pembangunan infrastruktur yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Tujuan utama pembangunan infrastruktur tentu saja mempersempit kesenjangan antardaerah. Hasilnya nyata antara lain jumlah penduduk miskin terus berkurang. Pembangunan infrastruktur juga mampu menghela laju pertumbuhan ekonomi di tengah ekonomi global yang sedang lesu.

Kata kunci penguatan sendi-sendi perekonomian nasional ialah kreativitas. Program pengampunan pajak salah satu bentuk kreativitas itu. Capaian tahap pertama program pengampunan pajak ternyata melampaui perkiraan banyak pihak. Keberhasilan itu tidak terlepas dari turun tangan langsung Presiden Joko Widodo melakukan sosialisasi. Masih ada dua tugas penting Jokowi-JK yang harus segera diselesaikan, yaitu terkait dengan merosotnya kewibawaan negara serta merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.

Harus jujur diakui bahwa jati diri bangsa terkoyak oleh merebaknya konflik sektarian dan berbagai bentuk intoleransi. Ragam bentuk intoleransi menyertai pelaksanaan demokrasi lokal pemilihan kepala daerah. Negara tidak boleh abai dalam mengelola keragaman dan perbedaan yang menjadi karakter Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Alangkah eloknya bila Presiden sendiri turun tangan mengelola keragaman setelah para tokoh agama terlibat untuk mengimbau umat menahan diri.

Kehadiran negara dalam mengelola keberagaman menunjukkan kewibawaan negara. Bukankah selama ini negara disebut absen dalam mengelola toleransi sehingga konflik sering kali terjadi? Tugas Jokowi-JK yang tidak kalah pentingnya ialah mengembalikan kewibawaan negara. Wibawa merosot ketika negara tidak kuasa menegakkan supremasi hukum. Dalam dua tahun ini, reformasi bidang hukum masih berjalan tertatih-tatih.

Hukum tampaknya belum menjadi agenda utama dalam tata kelola pemerintahan jika dibandingkan dengan politik dan ekonomi. Dua tahun memerintah memang belumlah cukup untuk menilai Jokowi-JK. Akan tetapi, jalan perubahan untuk Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian semakin tampak terbentang lebar. Warga pun mulai merasakan kehadiran negara.




Berita Lainnya
  • Jaga Kedaulatan Digital Nasional

    25/7/2025 05:00

    Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.

  • Ini Soal Kesetiaan, Bung

    24/7/2025 05:00

    EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.

  • Koperasi Desa versus Serakahnomics

    23/7/2025 05:00

    SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. 

  • Laut bukan untuk Menjemput Maut

    22/7/2025 05:00

    MUSIBAH bisa datang kapan pun, menimpa siapa saja, tanpa pernah diduga.

  • Mengkaji Ulang IKN

    21/7/2025 05:00

    MEGAPROYEK pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada awalnya adalah sebuah mimpi indah.

  • Suporter Koruptor

    19/7/2025 05:00

    PROSES legislasi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hukum Acara Pidana menunjukkan lagi-lagi DPR dan pemerintah mengabaikan partisipasi publik.

  • Rumah Sakit Asing bukan Ancaman

    18/7/2025 05:00

    DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua.

  • Kerja Negosiasi belum Selesai

    17/7/2025 05:00

    AKHIRNYA Indonesia berhasil menata kembali satu per satu tatanan perdagangan luar negerinya di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi.

  • Setop Penyakit Laten Aksi Oplosan

    16/7/2025 05:00

    BARANG oplosan bukanlah fenomena baru di negeri ini. Beragam komoditas di pasaran sudah akrab dengan aksi culas itu.

  • Revisi KUHAP tanpa Cacat

    15/7/2025 05:00

    DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.

  • Cari Solusi, bukan Cari Panggung

    14/7/2025 05:00

    PERSAINGAN di antara para kepala daerah sebenarnya positif bagi Indonesia. Asal, persaingan itu berupa perlombaan menjadi yang terbaik bagi rakyat di daerah masing-masing.

  • Awas Ledakan Pengangguran Sarjana

    12/7/2025 05:00

    DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.

  • Mencurahkan Hati untuk Papua

    11/7/2025 05:00

    JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.

  • Bukan Bangsa Pelanduk

    10/7/2025 05:00

    Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.

  • Bansos bukan untuk Judol

    09/7/2025 05:00

    IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).

  • Dicintai Rakyat Dibenci Penjahat

    08/7/2025 05:00

    KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.