Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Menghargai Proses Tetap Dukung Timnas

01/1/2022 06:00
Menghargai Proses Tetap Dukung Timnas
Ilustrasi MI(MI/Duta)

 

 

DALAM sepak bola ada istilah bola itu bulat. Itu disebabkan hasil pertandingannya sukar diprediksi. Segala sesuatu bisa saja terjadi, bahkan hingga detik-detik akhir. Singapura yang di menit ke-90 mendapat hadiah penalti saat skor imbang 2-2 melawan Indonesia di semifinal Piala AFF lalu akhirnya gagal dan kalah 2-4 melalui perpanjangan waktu. Artinya, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dalam sepak bola. 

Itu pula yang harus diyakini para pemain tim nasional Indonesia yang akan menghadapi Thailand di pertemuan kedua final Piala AFF, nanti malam. Tertinggal 0-4 di pertemuan pertama membuat peluang Evan Dimas dkk kali ini memang cukup berat. Namun, tidak ada yang mustahil selama peluit akhir belum berbunyi. Kuncinya terletak pada semangat juang dan kerja keras pemain sepanjang pertandingan.  Pelatih timnas Shin Tae-yong pun belum menyerah. Ia meminta pemain bekerja keras dan dukungan dari suporter. 

Ucapan juru taktik asal Korea Selatan itu bukan tanpa dasar. Selain faktor teknik, dua faktor ini (semangat juang dan dukungan suporter) kadang dapat menentukan hasil akhir. Dalam sepak bola banyak contohnya. Tim-tim yang semula tertinggal mampu bangkit dan jadi pemenang. Di final Liga Champions 2005, misalnya, Liverpool yang tertinggal 0-3 di babak pertama dari AC Milan mampu bangkit dan membalikkan keadaan. Begitu pun Barcelona yang tertinggal 0-4 dari Paris Saint Germain pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2017 mampu bangkit dan melumat lawan mereka itu 6-1. 

Karena itu pula, ada istilah impossible is nothing yang menjadi tagline merek sebuah sepatu olahraga terkenal. Dalam dunia olahraga, termasuk sepak bola, memang tidak ada yang mustahil. Siapa bisa mengira Yunani yang sebelumnya tidak diperhitungkan mampu menjuarai Piala Eropa 2004 atau Korea Selatan mampu menembus semifinal Piala Dunia 2002 dengan menyingkirkan tim-tim hebat seperti Polandia, Portugal, dan Italia. Intinya pada semangat juang dan itu salah satunya bisa diperoleh dari dukungan suporter. Kita bisa melihat bagaimana antusias dan bangganya masyarakat Korsel pada perjuangan timnas mereka. 

Oleh karena itu, kita pun harus menghargai usaha keras para pemain tim 'Garuda' yang telah berjuang susah payah di perhelatan ini. Mereka telah menunjukkan semangat juang luar biasa untuk melawan semua keterbatasan. 

Kalah-menang ialah hal biasa dalam pertandingan. Bangsa ini harus belajar sportif dan tidak melemparkan kesalahan kepada orang lain atas suatu kegagalan. Jangan ada yang mem-bully karena itu akan meruntuhkan mental mereka. Apalagi anak-anak ini masih muda (rata-rata 23,8 tahun). Perjalanan mereka masih panjang dan berpotensi mengukir prestasi lebih jauh lagi di masa depan. Hargai talenta dan perjuangan mereka.

Euforia kecintaan terhadap timnas ini harus terus dipelihara. Berharap timnas juara itu wajar, tetapi jangan sampai itu luntur hanya karena hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Jangan hanya dipuja ketika menang, tapi dihina ketika kalah. Biasakan menghargai proses, bukan cuma hasil.

Sikap dan mentalitas seperti itu semestinya juga diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tidak ada jalan pintas untuk meraih keberhasilan. Itu harus melewati proses. Jangan ingin cepat kaya, tapi dengan jalan pintas, korupsi. Jangan gampang menyalahkan orang lain tanpa mau melihat apa usaha yang telah dilakukan orang itu. 

Jika ingin jadi pemenang, bangsa ini harus membuang jauh-jauh tabiat tidak menghargai proses. Menang itu bukanlah sebuah kebetulan. Di dalam sebuah kemenangan ada kerja keras, kegigihan, dan pengorbanan.

Bersikaplah optimistis. Jangan selalu memandang sesuatu dengan pesimistis, apalagi nyinyir. Semangat juang luar biasa untuk melawan semua keterbatasan harus menjadi modal sosial bangsa ini untuk tetap optimistis memasuki 2022.



Berita Lainnya
  • Mencurahkan Hati untuk Papua

    11/7/2025 05:00

    JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.

  • Bukan Bangsa Pelanduk

    10/7/2025 05:00

    Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.

  • Bansos bukan untuk Judol

    09/7/2025 05:00

    IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).

  • Dicintai Rakyat Dibenci Penjahat

    08/7/2025 05:00

    KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.

  • Investasi Enggan Melesat

    07/7/2025 05:00

    PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai waswas melihat prospek pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029.

  • Di Laut, Kita Dikepung Petaka

    05/7/2025 05:00

    LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.

  • Jangan Menyerah Lawan Kekejian Israel

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.

  • Musim Potong Hukuman Koruptor

    03/7/2025 05:00

    SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.

  • Menjerat Penjaja Keadilan

    02/7/2025 05:00

    ADA angin segar dalam penegakan hukum terhadap koruptor.

  • Lagu Lama Korupsi Infrastruktur

    01/7/2025 05:00

    PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.

  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

  • Menekuk Dalang lewat Kawan Keadilan

    24/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.