Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Bangun Bangsa Peduli Cuaca

18/1/2021 05:00
Bangun Bangsa Peduli Cuaca
Ilustrasi(MI/Seno)

 

 

RAMALAN Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bukan hasil mimpi semalam, bukan pula nujum. Ia hasil kerja rasional berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan, kejujuran, ketelitian, dan kehati-hatian. Karena itu, hasilnya mestinya menjadi rujukan dalam bertindak.

Disebut sebagai rujukan bertindak karena penyelenggaraan meteorologi, klimatologi dan geofisika pertama dan terutama untuk mendukung keselamatan jiwa dan harta dari bencana alam.

Karena itulah, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mewajibkan pemerintah, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lain untuk menggunakan data dan informasi BMKG dalam penetapan kebijakan di sektor terkait.

Meski disebut wajib, terus terang saja, ramalan BMKG masih dianggap sebagai angin lalu. Akibatnya, bencana alam yang belakangan ini terjadi tidak mampu diantisipasi. Padahal, sejak Oktober 2020, BMKG telah mengeluarkan informasi potensi bencana bersamaan dengan prakiraan musim hujan.

Hampir semua pemerintah daerah yang daerahnya kini dilanda bencana lalai melakukan antisipasi secara maksimal. Kepala daerah terkaget-kaget, bahkan linglung, setelah bencana datang. Rakyat pun menderita akibat bencana yang mencabut nyawa.

Eloknya, berdasarkan data dan informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika, pemerintah daerah melakukan intervensi kebijakan dan menyiapkan anggaran. Misalnya, mempersiapkan tempat evakuasi dengan mematuhi protokol kesehatan.

Presiden Joko Widodo sejak 2019 sudah mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara paling rawan bencana. Presiden menekankan perlunya dilakukan edukasi secara besar-besaran kepada masyarakat bahwa daerah kita memang rawan bencana. Edukasi ini harus dilakasanakan intensif kepada anak-anak di sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Dalam keterangan persnya yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (15/1), Presiden kembali mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca ekstrem. Masyarakat diminta rajin memperhatikan informasi cuaca yang disampaikan BMKG.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada Jumat (15/1) juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi multirisiko baik dari aspek cuaca, iklim, gempa atau tsunami yang semakin meningkat terutama memasuki Januari, Februari hingga Maret.

Januari-Februari memasuki puncak musim hujan karena itu perlu ditingkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi. Daerah dengan potensi banjir menengah, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua.

Selain potensi banjir, BMKG juga meramalkan terjadinya gelombang tinggi di sejumlah perairan yang dapat mengganggu pelayaran.

BMKG juga mengingatkan pada tujuh hari ke depan terdapat prospek pertumbuhan awan konvektif (cumulonimbus) bercampur dengan awan konvektif lainnya di sejumlah wilayah di Indonesia. Akibatnya, berpotensi mengganggu penerbangan pada sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah hingga bagian timur.

Memperhatikan ramalan cuaca sudah menjadi bagian gaya hidup peradaban modern. Karena itu, perlu membangun masyarakat peduli cuaca agar tidak menjadi bangsa mati rasa atas ramalan BMKG.

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Berita Lainnya
  • Indonesia Rumah Bersama

    30/7/2025 05:00

    Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.

  • Jangan Biarkan Rasuah Rambah Desa

    29/7/2025 05:00

    KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.

  • Ujian Kekuatan ASEAN

    28/7/2025 05:00

    KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.

  • Atasi Karhutla Butuh Ketegasan

    26/7/2025 05:00

    NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.

  • Jaga Kedaulatan Digital Nasional

    25/7/2025 05:00

    Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.

  • Ini Soal Kesetiaan, Bung

    24/7/2025 05:00

    EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.

  • Koperasi Desa versus Serakahnomics

    23/7/2025 05:00

    SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. 

  • Laut bukan untuk Menjemput Maut

    22/7/2025 05:00

    MUSIBAH bisa datang kapan pun, menimpa siapa saja, tanpa pernah diduga.

  • Mengkaji Ulang IKN

    21/7/2025 05:00

    MEGAPROYEK pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada awalnya adalah sebuah mimpi indah.

  • Suporter Koruptor

    19/7/2025 05:00

    PROSES legislasi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hukum Acara Pidana menunjukkan lagi-lagi DPR dan pemerintah mengabaikan partisipasi publik.

  • Rumah Sakit Asing bukan Ancaman

    18/7/2025 05:00

    DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua.

  • Kerja Negosiasi belum Selesai

    17/7/2025 05:00

    AKHIRNYA Indonesia berhasil menata kembali satu per satu tatanan perdagangan luar negerinya di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi.

  • Setop Penyakit Laten Aksi Oplosan

    16/7/2025 05:00

    BARANG oplosan bukanlah fenomena baru di negeri ini. Beragam komoditas di pasaran sudah akrab dengan aksi culas itu.

  • Revisi KUHAP tanpa Cacat

    15/7/2025 05:00

    DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.

  • Cari Solusi, bukan Cari Panggung

    14/7/2025 05:00

    PERSAINGAN di antara para kepala daerah sebenarnya positif bagi Indonesia. Asal, persaingan itu berupa perlombaan menjadi yang terbaik bagi rakyat di daerah masing-masing.

  • Awas Ledakan Pengangguran Sarjana

    12/7/2025 05:00

    DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.