Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Kesaksian Terang Skandal Hambalang

20/8/2014 00:00
IBARAT permainan sepak bola, kasus korupsi proyek Wisma Atlet Hambalang seperti penyerang yang sudah berada di depan mulut gawang lawan yang kosong. Sang penyerang tinggal menyodorkan bola dan menjadikannya gol kemenangan. Begitulah gambaran persidangan kasus yang menurut perhitungan Badan Pemeriksa Keuangan telah merugikan negara Rp463,66 miliar tersebut.

Dari sidang satu ke sidang lainnya, sejumlah saksi secara terang-benderang menyebut pihak-pihak yang menerima duit hasil patgulipat proyek senilai Rp1,2 triliun itu. Kesaksian paling baru dikemukakan mantan Wakil Direktur Keuangan PT Permai Group Yulianis.

Dalam keterangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (18/8), anak buah mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin itu menyebut anggota Komisi III DPR Fahri Hamzah dan Ketua DPR Marzuki Alie menerima aliran duit Hambalang dari Nazaruddin. Politikus PKS Fahri Hamzah disebut menerima US$25 ribu (sekitar Rp275 juta).

Uang tersebut, kata Yulianis menirukan pernyataan Nazaruddin, digunakan untuk uang muka pembelian mobil. Politikus Demokrat Marzuki Alie disebut Yulianis menerima uang lebih besar, yakni US$1 juta (sekitar Rp11 miliar). Keterangan serupa disampaikan saksi lainnya, mantan tenaga ahli Nazaruddin, Nuril Anwar, yang mengaku menyaksikan sendiri pemberian uang tersebut.

Baik Fahri Hamzah maupun Marzuki Alie membantah menerima uang dari Nazaruddin. Melalui akun Twitter, Fahri bukan cuma membantah telah menerima duit Hambalang, melainkan juga mengaku tidak kenal dengan Yulianis dan Nazaruddin. Kendati pihak-pihak yang disebut saksi membantah, bukan berarti sudah pasti kesaksian mereka boleh diabaikan.

Para saksi itu memberikan keterangan di bawah sumpah di forum lembaga terhormat di pengadilan. Terlalu berat jerat sanksinya jika mereka memberikan keterangan bohong, apalagi jika mereka bersumpah palsu. Karena itu, menjadi tugas penegak hukum untuk menciptakan 'gol-gol' baru berdasarkan sejumlah kesaksian di depan persidangan tersebut. Fakta persidangan yang disampaikan di bawah sumpah jelas bukan ilusi.

Kalaupun ada yang meleset, tentu tidak semua hal dari keterangan itu. Pasti ada peluang kebenaran kendati, misalnya, hanya secuil. Kasus Hambalang, sebagaimana juga kasus Century, merupakan megaskandal yang amat dekat bersinggungan dengan pusat kekuasaan. Ia berada di dalam rumah, bukan di halaman depan, apalagi halaman belakang.

Kasus Hambalang, juga Century, bahkan menjadi pertaruhan amat penting bagi Komisi Pemberantasan Korupsi yang sudah bertekad membabat habis korupsi dari negeri ini. Pertaruhan karena hingga detik ini KPK masih mendapatkan kepercayaan sangat besar dari rakyat.

Rakyat tentu tidak sedang memberikan cek kosong kepada KPK saat menaruh kepercayaan itu. Publik sangat berharap KPK berpacu di jalur cepat dan tanpa pandang bulu mengusut skandal korupsi, lebih-lebih megaskandal yang melibatkan kalangan dekat kekuasaan. Ikan busuk bermula dari kepalanya. Karena itu, nyali KPK tak boleh ciut kendati harus memangkas kepala yang busuk tersebut, apa pun risikonya. 





Berita Lainnya
  • Main Hajar Rekening ala PPATK

    01/8/2025 05:00

    ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.

  • Masih Berburu Harun Masiku

    31/7/2025 05:00

    KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.

  • Indonesia Rumah Bersama

    30/7/2025 05:00

    Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.

  • Jangan Biarkan Rasuah Rambah Desa

    29/7/2025 05:00

    KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.

  • Ujian Kekuatan ASEAN

    28/7/2025 05:00

    KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.

  • Atasi Karhutla Butuh Ketegasan

    26/7/2025 05:00

    NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.

  • Jaga Kedaulatan Digital Nasional

    25/7/2025 05:00

    Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.

  • Ini Soal Kesetiaan, Bung

    24/7/2025 05:00

    EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.

  • Koperasi Desa versus Serakahnomics

    23/7/2025 05:00

    SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. 

  • Laut bukan untuk Menjemput Maut

    22/7/2025 05:00

    MUSIBAH bisa datang kapan pun, menimpa siapa saja, tanpa pernah diduga.

  • Mengkaji Ulang IKN

    21/7/2025 05:00

    MEGAPROYEK pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada awalnya adalah sebuah mimpi indah.

  • Suporter Koruptor

    19/7/2025 05:00

    PROSES legislasi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hukum Acara Pidana menunjukkan lagi-lagi DPR dan pemerintah mengabaikan partisipasi publik.

  • Rumah Sakit Asing bukan Ancaman

    18/7/2025 05:00

    DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua.

  • Kerja Negosiasi belum Selesai

    17/7/2025 05:00

    AKHIRNYA Indonesia berhasil menata kembali satu per satu tatanan perdagangan luar negerinya di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi.

  • Setop Penyakit Laten Aksi Oplosan

    16/7/2025 05:00

    BARANG oplosan bukanlah fenomena baru di negeri ini. Beragam komoditas di pasaran sudah akrab dengan aksi culas itu.

  • Revisi KUHAP tanpa Cacat

    15/7/2025 05:00

    DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.