Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Uji Nyali KPK

11/1/2020 05:00

APA lagi yang lebih menyakitkan di alam demokrasi ini selain terkuaknya perselingkuhan antara lembaga penyelenggara pemilihan umum (pemilu) dan partai politik peserta pemilu?

Celakanya, fakta menyedihkan itu yang kini terjadi di Indonesia. Komisioner KPU ditangkap KPK karena terbukti menerima suap ratusan juta rupiah yang diduga berasal dari petinggi parpol. Suap itu dicurigai sebagai pemulus pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI dari fraksi partai pemenang pemilu.

Penyelenggara pemilu dan parpol, keduanya tiang demokrasi. Demi kukuhnya bangunan demokrasi, dua tiang itu mestinya tegak dalam posisi dan fungsi masing-masing. Karena itu, ketika mereka malah enteng berselingkuh, menggadaikan integritas dan profesionalitas demi sesuatu yang jauh dari spirit demokrasi, tidak salah bila publik merasa amat kecewa.

Rakyat kecewa karena kepercayaan mereka, terutama kepada KPU, dilukai. Padahal, demokrasi mensyaratkan adanya kepercayaan (trust). Kepercayaan ibarat fondasi utama praktik demokrasi. Begitu kepercayaan itu retak, bangunan demokrasi bakal limbung, bahkan bisa ambruk bila keretakan tak segera dibenahi.

Pada titik itulah kredibilitas KPU dipertaruhkan. Mereka mesti cepat berbenah untuk memulihkan kepercayaan publik. Terlebih hanya dalam hitungan bulan, KPU bakal punya hajat besar, yakni pilkada serentak. Jangan sampai kasus rasuah yang menimpa lembaga penyelenggara pemilu pada akhirnya merusak pula kepercayaan rakyat terhadap pemilu.

Namun, sejatinya dalam kasus ini, pertaruhannya bukan hanya di KPU. Telunjuk publik juga akan mengarah ke KPK. Betul-betul seriuskah mereka mengusut suap di KPU sampai mengejar sumber dana suap tersebut?

Beranikah mereka mengusik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai pemenang pemilu yang salah satu elitenya, Sekjen Hasto Kristiyanto diduga menjadi sumber aliran dana suap?

Harus diakui, dua kali operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK terhadap Bupati Sidoarjo dan Komisioner KPU Wahyu Setiawan, tempo hari, cukup melegakan masyarakat. KPK periode sekarang yang semula diragukan banyak orang, rupanya masih bergigi. Belum genap sebulan, dua kasus korupsi sudah mereka singkap sekaligus menangkap tangan tersangkanya.

Akan tetapi, bergigi belum tentu bernyali. Kasus suap KPU akan menjadi ujian penting bagi keberanian KPK. Bila KPK tak punya keberanian, publik jangan pernah bermimpi kasus ini bakal tuntas. Jika KPK bernyali ciut, mungkin pengusutannya hanya akan berhenti di Wahyu Setiawan dan mengabaikan kemungkinan yang lain.

Kekhawatiran publik bahwa KPK jeri berhadap-hadapan dengan parpol besar setidaknya terlihat pada Kamis (9/1) ketika mereka batal menggeledah Kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta, dengan alasan yang bermacam-macam versi. Pun kisah di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, kemarin, ketika penyidik KPK yang kabarnya ingin menangkap Hasto di sebuah acara di lokasi itu, tapi batal.

Cerita-cerita seperti itu bila tak segera diklarifikasi dengan aksi, pasti akan membuat KPK terlihat kehilangan nyali. Tidak bisa tidak, KPK mesti cepat bertindak agar penafsiran publik tak semakin liar. Segera periksa nama yang terlibat. Apalagi, yang sudah santer disebut dan menjadi pembicaraan publik.

Sampirkan dulu rasa takut, sungkan, atau apa pun. Sungguh tak elok bila KPK membiarkan nama-nama yang dianggap terlibat itu tanpa pemeriksaan karena ujungnya justru bisa menjadi fitnah bagi yang bersangkutan. Pemeriksaan akan memberi kepastian hukum sekaligus klarifikasi bagi yang namanya disebut-sebut terlibat dalam kasus itu.

Ini contoh gamblang korupsi yang mencederai demokrasi. Pengusutan kasus suap di KPU hingga tuntas setuntas-tuntasnya oleh KPK setidaknya akan membuat luka demokrasi akibat cedera itu tak semakin menganga.

 



Berita Lainnya
  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

  • Menekuk Dalang lewat Kawan Keadilan

    24/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.

  • Bersiap untuk Dunia yang Menggila

    23/6/2025 05:00

    ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.

  • Cegah Janji Palsu UU Perlindungan PRT

    21/6/2025 05:00

    PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.

  • Pisau Dapur Hakim Tipikor

    20/6/2025 05:00

    VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini

  • Menghadang Efek Domino Perang

    19/6/2025 05:00

    ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.

  • Jangan Memanipulasi Sejarah

    18/6/2025 05:00

    KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.

  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.

  • Bertransaksi dengan Keadilan

    14/6/2025 05:00

    KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.

  • Tidak Usah Malu Miskin

    13/6/2025 05:00

    ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.

  • Gaji Tinggi bukan Jaminan tidak Korupsi

    12/6/2025 05:00

    PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.

  • Upaya Kuat Jaga Raja Ampat

    11/6/2025 05:00

    SUDAH semestinya negara selalu tunduk dan taat kepada konstitusi, utamanya menjaga keselamatan rakyat dan wilayah, serta memastikan hak dasar masyarakat dipenuhi.

  • Vonis Ringan Koruptor Dana Pandemi

    10/6/2025 05:00

    UPAYA memberantas korupsi di negeri ini seperti tidak ada ujungnya. Tiap rezim pemerintahan mencetuskan tekad memberantas korupsi.

  • Membagi Uang Korupsi

    09/6/2025 05:00

    PERILAKU korupsi di negeri ini sudah seperti kanker ganas. Tidak mengherankan bila publik kerap dibuat geleng-geleng kepala oleh tindakan culas sejumlah pejabat.

  • Jangan Biarkan Kabinet Bersimpang Jalan

    07/6/2025 05:00

    DI tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, soliditas di antara para punggawa pemerintah sangat dibutuhkan.