Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SETELAH lebih dari setengah bulan menjadi kota mati akibat dilanda kerusuhan hebat, kehidupan di Wawena mulai berdenyut lagi. Upaya pemulihan keamanan terus dilakukan aparat. Proses rehabilitasi terhadap kerusakan yang masif pun disegerakan.
Wamena merupakan surga di pedalaman pegunungan tengah Papua. Namun, kota yang terletak di Lembah Baliem dan diapit pegunungan Jayawijaya itu berubah menjadi neraka pada Senin (23/9) silam. Berawal dari kabar dusta bahwa ada seorang guru yang bertindak rasial terhadap muridnya, massa berunjuk rasa.
Celakanya, demonstrasi massa berujung kerusuhan. Aksi-aksi tak berperikemanusiaan mereka pertontonkan. Sedikitnya 33 warga pendatang kehilangan nyawa menjadi korban kebiadaban mereka. Belum lagi ribuan rumah, kantor, gedung-gedung pemerintahan, dan kendaraan luluh lantak karena dibakar atau dirusak.
Duka Wawena adalah duka kita, duka seluruh anak bangsa. Kita bersyukur situasi di sana berangsur-angsur membaik dan kian hari kian kondusif. Sekolah-sekolah yang tadinya diliburkan sudah mulai menggelar kegiatan belajar-mengajar lagi. Pusat-pusat perekonomian juga kembali menggeliat meskipun belum sepenuhnya normal.
Kita patut mengapresiasi gerak cepat aparat dalam memulihkan sekaligus memberikan jaminan keamanan. Begitu pula dengan kesigapan para pihak dalam menormalisasi sarana dan prasarana umum.
Kita juga mendukung penuh komitmen pemerintah pusat untuk secepatnya membangun kembali kantor-kantor pemerintahan dan fasilitas publik yang rusak. Instruksi Presiden Joko Widodo kepada jajarannya untuk segera membangun kembali Wamena memang sudah semestinya sebagai wujud kehadiran negara.
Membangun kembali fisik yang rusak memang penting. Namun, yang tak kalah penting ialah memulihkan kembali aspek psikis masyarakat yang juga terluka berat akibat kerusuhan.
Mustahil diingkari, amuk betul-betul telah membuat Wamena remuk. Dampaknya pun terasa sampai sekarang, bahkan mungkin hingga beberapa tahun ke depan. Di mata pendatang, Wawena tak lagi ramah untuk ditinggali sehingga lebih dari 15 ribu orang memilih eksodus.
Oleh karena itu, selain secepatnya melakukan rehabilitasi fisik, pemerintah harus segera pula memulihkan cedera psikis masyarakat Wamena. Kebersamaan, persaudaraan, dan kerukunan yang terkoyak mesti selekasnya dirajut kembali.
Menjadikan kembali Wamena sebagai wilayah yang damai untuk didiami siapa pun ialah tugas kita semua. Tugas itu memang sulit, jauh lebih sulit ketimbang membangun kembali fisik. Akan tetapi, dengan berjalinan tangan, seberat apa pun rintangan pasti bisa diatasi.
Memulihkan Papua, khususnya Wamena, tak cukup dengan memberikan jaminan keamanan dan ketertiban. Memulihkan Papua, utamanya Wamena, juga butuh dialog yang konstruktif dengan melibatkan semua pihak.
Yang tak kalah penting ialah negara harus menunjukkan wibawa, salah satunya dengan menindak tegas para pelaku kerusuhan. Jangan ada lagi toleransi. Sudah saatnya rakyat tanpa kecuali diajarkan bahwa siapa pun yang membuat onar apalagi bertindak brutal pasti ada konsekuensi hukumnya.
Kita yakin, sangat yakin, membuat Wamena kembali damai bukan sekadar mimpi sebab pada prinsipnya masyarakat, baik penduduk asli maupun warga pendatang di wilayah itu, memang cinta damai dan hidup rukun.
Patut pula dicatat bahwa tiada faktor etnik, apalagi agama, dalam kerusuhan di Wamena. Kerusuhan pecah semata akibat tangan-tangan jahat dan mereka yang berwatak biadab.
Kita percaya, sangat percaya, Wamena akan pulih seperti sedia kala. Ribuan orang kini memang memilih mengungsi, tetapi suatu saat mereka pasti akan kembali.
DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua.
AKHIRNYA Indonesia berhasil menata kembali satu per satu tatanan perdagangan luar negerinya di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi.
BARANG oplosan bukanlah fenomena baru di negeri ini. Beragam komoditas di pasaran sudah akrab dengan aksi culas itu.
DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.
PERSAINGAN di antara para kepala daerah sebenarnya positif bagi Indonesia. Asal, persaingan itu berupa perlombaan menjadi yang terbaik bagi rakyat di daerah masing-masing.
DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.
JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.
Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.
IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).
KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.
PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai waswas melihat prospek pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029.
LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.
MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.
SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.
PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved