Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Mati Listrik Mati Peradaban

05/8/2019 05:00
Mati Listrik Mati Peradaban
Ilustrasi(MI/Duta)

LISTRIK sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok masyarakat. Lebih dari itu, keberadaan listrik bahkan menjadi bagian dari kemajuan peradaban suatu bangsa. Tatkala listrik padam total di suatu wilayah untuk jangka waktu lama, pantas bila masyarakat resah.

Masyarakat resah karena kehidupan mereka ibarat mundur ke zaman batu. Karena itulah, di zaman modern, kehadiran listrik suatu keniscayaan. Ibaratnya, listrik tidak boleh padam sedetik pun.

Keresahan itulah yang kemarin melanda warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Tiba-tiba saja listrik padam sekitar pukul 12.00 WIB untuk jangka waktu lama.

Dampak pemadaman listrik sangat terasa. Perjalanan kereta listrik terhenti. Pembayaran tol terganggu. Pembicaraan terkait dengan listrik mati pun ramai di media sosial.

Dampak yang paling dirasakan anak milenial ialah matinya jaringan seluler. Mereka tidak bisa berselancar di dunia maya sehingga dunia seakan kiamat.

PT PLN langsung menyampaikan permintaan maaf. Penyebabnya ialah gangguan pada sejumlah pembangkit di Jawa.

Disebutkan bahwa ada gangguan pada gas turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya. Sementara itu, gas turbin 7 saat ini dalam posisi mati. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan. 

Gangguan itulah yang mengakibatkan aliran listrik di Jakarta dan daerah sekitarnya mengalami pemadaman.

Pada saat bersamaan, di Jawa Barat terjadi gangguan pada transmisi SUTET 500 kV mengakibatkan padamnya listrik di sejumlah daerah.

Banyak pertanyaan yang mengganggu akal sehat yang harus dijawab PLN secara terbuka dan jujur. Apakah masuk akal gangguan untuk sejumlah pembangkit di Jawa pada waktu bersamaan itu? Apakah mungkin ada faktor lain yang menjadi penyebab, sabotase misalnya?

Tidak ada jalan lain, harus dilakukan investigasi secara menyeluruh. Bila perlu, itu melibatkan berbagai pihak untuk mengetahui secara pasti sumber penyebab gangguan sejumlah pembangkit pada waktu bersamaan.

Mestinya PLN mempunyai perencanaan menghadapi keadaan darurat sehingga tidak menimbulkan dampak yang tak terduga dan jauh lebih serius. Dampak tak terduga itu, misalnya terhentinya kereta di stasiun bawah tanah atau terganggunya pelayanan di ruang operasi rumah sakit.

Gangguan pembangkit yang menyebabkan mati total listrik di Ibu Kota hendaknya tidak terulang lagi jika negeri ini ingin sejajar dengan negara modern lainnya. 

Harus ada komitmen PLN agar tolerasi mati listrik cukup satu jam per tahun sebagaimana Singapura, misalnya. Tengoklah pula bagaimana Jepang memiliki back-up memadai begitu semua pembangkit listrik nuklirnya di shut down karena kasus gempa dan tsunami di Fukushima.

Ketidaksiapan, apalagi ketiadaan sistem back up, standar, atau contingency plan memunculkan pertanyaan siapkah bangsa ini memasuki peradaban modern?

PLN mestinya malu pada pelanggannya. Sebab, bila pelanggan terlambat membayar rekening, listrik langsung dicabut. Mestinya, ada kompensasi untuk pelanggan bila listrik mati berjam-jam.
 



Berita Lainnya
  • Main Hajar Rekening ala PPATK

    01/8/2025 05:00

    ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.

  • Masih Berburu Harun Masiku

    31/7/2025 05:00

    KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.

  • Indonesia Rumah Bersama

    30/7/2025 05:00

    Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.

  • Jangan Biarkan Rasuah Rambah Desa

    29/7/2025 05:00

    KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.

  • Ujian Kekuatan ASEAN

    28/7/2025 05:00

    KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.

  • Atasi Karhutla Butuh Ketegasan

    26/7/2025 05:00

    NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.

  • Jaga Kedaulatan Digital Nasional

    25/7/2025 05:00

    Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.

  • Ini Soal Kesetiaan, Bung

    24/7/2025 05:00

    EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.

  • Koperasi Desa versus Serakahnomics

    23/7/2025 05:00

    SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. 

  • Laut bukan untuk Menjemput Maut

    22/7/2025 05:00

    MUSIBAH bisa datang kapan pun, menimpa siapa saja, tanpa pernah diduga.

  • Mengkaji Ulang IKN

    21/7/2025 05:00

    MEGAPROYEK pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada awalnya adalah sebuah mimpi indah.

  • Suporter Koruptor

    19/7/2025 05:00

    PROSES legislasi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hukum Acara Pidana menunjukkan lagi-lagi DPR dan pemerintah mengabaikan partisipasi publik.

  • Rumah Sakit Asing bukan Ancaman

    18/7/2025 05:00

    DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua.

  • Kerja Negosiasi belum Selesai

    17/7/2025 05:00

    AKHIRNYA Indonesia berhasil menata kembali satu per satu tatanan perdagangan luar negerinya di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi.

  • Setop Penyakit Laten Aksi Oplosan

    16/7/2025 05:00

    BARANG oplosan bukanlah fenomena baru di negeri ini. Beragam komoditas di pasaran sudah akrab dengan aksi culas itu.

  • Revisi KUHAP tanpa Cacat

    15/7/2025 05:00

    DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.