Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Solusi Imbang untuk Tarif Tol

13/2/2019 05:00

KESUKSESAN pembangunan dan kesuksesan ekonomi memang tidak sama dan tidak pula serta-merta. Perbedaan itu pula yang nyata ada dalam pengoperasian Tol Trans-Jawa. Tuntasnya pembangunan Tol Trans-Jawa pada akhir tahun lalu ialah prestasi tidak terbantahkan. Tol yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 20 Desember 2018 itu telah ditunggu sejak 1996.

Lewat tol sepanjang 760 kilometer itu, perjalanan darat Jakarta–Surabaya dapat ditempuh dalam 10 jam. Namun, yang menjadi pertanyaan kini, siapa yang bisa menempuh tol itu? Nyatanya, pengguna Tol Trans-Jawa cenderung sepi, terlebih selepas ruas Pejagan. Ironisnya, ini bukan karena keberadaan tol yang tidak krusial, melainkan karena tarif yang tidak ekonomis bagi angkutan logistik, kelompok yang sebenarnya menjadi sasaran utama keberadaan tol tersebut.

Hal itu karena pembangunan Tol Trans-Jawa tidak hanya untuk kelancaran arus manusia, tetapi yang lebih penting lagi demi kelancaran arus barang. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) telah lama mengeluhkan mahalnya tarif Tol Trans-Jawa, khususnya untuk truk-truk besar. Biaya tol yang total mencapai Rp1,5 juta membuat para penerima barang memilih pengiriman lewat jalur pantura.

Kondisi itu sesungguhnya bukan hanya kerugian bagi pengusaha logistik, melainkan juga bagi badan usaha jalan tol (BUJT) sendiri. Rendahnya volume kendaraan pengguna berarti pula rendahnya pendapatan bagi tol dengan biaya investasi yang termasuk tertinggi di Tanah Air ini.

Untuk menyambungkan ruas tol dari Pejagan hingga Pasuruan, biaya investasi yang dibutuhkan mencapai Rp67,94 triliun. Adapun biaya pembebasan lahan proyek tersebut Rp5,9 triliun. Dengan begitu, rata-rata biaya investasi yang dibutuhkan untuk setiap 1 kilometer jalan yang akan dibangun mencapai Rp108,4 miliar, di luar biaya pembebasan lahan. Permasalahan tarif tol jelas tidak dapat dibiarkan.

Tingkat okupansi yang rendah, atau malah kemudian semakin turun, akan berujung pada melesetnya perhitungan investasi. Demi memenuhi kepentingan pengguna sekaligus BUJT memang sepantasnya pemerintah turun tangan. Karena itu, kita mengapreasi langkah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang sedang mengkaji pilihan kebijakan penurunan tarif tol.

Di sisi lain, kebijakan yang semakin membebani keuangan negara tidak boleh menjadi pilihan sebab jelas solusi macam itu antitesis untuk tujuan pembangunan tol itu sendiri. Tidak hanya itu, solusi berupa subsidi cash justru akan membawa permasalahan anggaran yang merambat ke sektor-sektor lainnya.

Kebijakan subsidi juga akan membuat kesia-siaan terhadap keberhasilan penerimaan negara yang mencapai 100% dari target APBN 2018. Pemerintah harus menyadari benar bahwa solusi berupa subsidi cash ialah biang kerok lama persoalan anggaran cekak dari pemerintahan ke pemerintahan. Betul bahwa pemerintahan di mana pun di dunia ini tidak akan lepas dari kewajiban subsidi.

Akan tetapi, sudah saatnya beranjak ke subsidi yang krusial, efektif, dan tepat sasaran. Dalam pengelolaan tol, penerapan subsidi silang antara ruas dengan tarif murah dan ruas dengan tarif mahal juga kerap tidak menyelesaikan masalah. Perbandingan perubahan tarif bisa tidak sebanding dengan peningkatan volume yang diharapkan di ruas target, sedangkan di ruas lama telah terjadi perubahan okupansi yang berimbas pada kepadatan di ruas arteri.

Pemerintah sepantasnya lebih berpihak pada subsidi jenis penurunan pajak BUJT ataupun perpanjangan masa konsesi (hak kelola tol). Kebijakan itu dapat dilihat merupakan kebijakan paling imbang bagi pengguna ataupun pengelola tol.



Berita Lainnya
  • Indonesia Rumah Bersama

    30/7/2025 05:00

    Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.

  • Jangan Biarkan Rasuah Rambah Desa

    29/7/2025 05:00

    KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.

  • Ujian Kekuatan ASEAN

    28/7/2025 05:00

    KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.

  • Atasi Karhutla Butuh Ketegasan

    26/7/2025 05:00

    NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.

  • Jaga Kedaulatan Digital Nasional

    25/7/2025 05:00

    Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.

  • Ini Soal Kesetiaan, Bung

    24/7/2025 05:00

    EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.

  • Koperasi Desa versus Serakahnomics

    23/7/2025 05:00

    SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. 

  • Laut bukan untuk Menjemput Maut

    22/7/2025 05:00

    MUSIBAH bisa datang kapan pun, menimpa siapa saja, tanpa pernah diduga.

  • Mengkaji Ulang IKN

    21/7/2025 05:00

    MEGAPROYEK pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada awalnya adalah sebuah mimpi indah.

  • Suporter Koruptor

    19/7/2025 05:00

    PROSES legislasi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hukum Acara Pidana menunjukkan lagi-lagi DPR dan pemerintah mengabaikan partisipasi publik.

  • Rumah Sakit Asing bukan Ancaman

    18/7/2025 05:00

    DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua.

  • Kerja Negosiasi belum Selesai

    17/7/2025 05:00

    AKHIRNYA Indonesia berhasil menata kembali satu per satu tatanan perdagangan luar negerinya di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi.

  • Setop Penyakit Laten Aksi Oplosan

    16/7/2025 05:00

    BARANG oplosan bukanlah fenomena baru di negeri ini. Beragam komoditas di pasaran sudah akrab dengan aksi culas itu.

  • Revisi KUHAP tanpa Cacat

    15/7/2025 05:00

    DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.

  • Cari Solusi, bukan Cari Panggung

    14/7/2025 05:00

    PERSAINGAN di antara para kepala daerah sebenarnya positif bagi Indonesia. Asal, persaingan itu berupa perlombaan menjadi yang terbaik bagi rakyat di daerah masing-masing.

  • Awas Ledakan Pengangguran Sarjana

    12/7/2025 05:00

    DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.