Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SABTU pagi, ratusan pelajar tampak bersemangat. Mereka berkumpul di Gedung Fakultas Hukum Universitas Pancasila, Jakarta, Sabtu (12/10). Kala sebagian besar pelajar menghabiskan liburan pada akhir pekan, 222 pelajar itu justru terlihat rapi dengan pakaian formal.
Sekitar pukul 09.00 WIB, mereka masuk Ruang Auditorium. Para panitia penyelenggara yang terlihat sebaya menyambut mereka dengan ramah. Apa yang mereka lakukan di Universitas Pancasila ialah kegiatan Simulasi Konferensi PBB dan Parlemen atau dikenal dengan Model United Nations (MUN) yang digelar Bhinneka Model United Nations.
“Ini merupakan kegiatan pertama yang digelar oleh Bhinneka Model United Nations. Acara ini memberi wadah bagi pemuda Indonesia untuk terlibat dalam simulasi mendalam dari badan-badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa seperti Dewan Keamanan, Sochum (Social, Humanitarian, and Cultural Committee), dan UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime), pemerintah Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), dan Mahkamah Internasional, yang memungkinkan peserta untuk meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum, komunikasi, diplomasi, dan negosiasi mereka,” kata Sekretaris Jenderal Bhinneka Model United Nations, Travis Azzuria Taher, saat ditemui di Universitas Pancasila, Sabtu.
Setelah melakukan opening ceremony di Ruang Auditorium, mereka terbagi menjadi enam kelompok. Tiap kelompok akan menempati ruang simulasi sidang. Terdapat enam ruang simulasi, yaitu Sidang Dewan Keamanan; Komite Sosial, Kemanusiaan, & Budaya (Sochum); Komite PBB Urusan Obat-obatan dan Kejahatan (UNODC); pemerintah Indonesia; DPR RI; dan Mahkamah Internasional. Setiap simulasi sidang memiliki topik pembahasan yang berbeda-beda.
Pada Mahkamah Internasional, misalnya, topik pembahasan ialah konflik antara Kamboja dan Thailand menyoal Kuil Preah Vihear, kemudian pada Sochum dibahas penanganan intoleransi beragama, dan pada DPR dilakukan simulasi sidang dengan pembahasan Indonesia emas 2045, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui alokasi sumber daya.
“Dalam kegiatan ini, peserta mendaftar dengan memilih dewan pilihan mereka dan mencantumkan pengalaman mereka. Kemudian kami akan memilih posisi mereka dalam simulasi untuk dialokasikan sebagai negara, fraksi, atau badan apa. Pemilihan ini didasarkan atas riwayat Model United Nations yang telah mereka ikuti dan ketersediaan dewan pilihan mereka. Sebelum konferensi, mereka diberi dokumen panduan belajar sebagai persiapan mereka untuk hari konferensi,” ucap Travis.
Saat kegiatan simulasi konferensi berlangsung, 222 peserta terlihat bersemangat mengutarakan pandangan mereka. Mereka hadir dalam simulasi konferensi bukan sebagai diri sendiri, melainkan wakil negara dan lembaga. Para peserta tampak melontarkan argumen tidak hanya berdasarkan opini pribadi, tetapi juga ditunjang hasil riset yang meliputi kebijakan atau hukum negara yang mereka wakili. Beberapa dari mereka mengaku mempersiapkan itu semua selama sepekan. Ada pula dua hari sebelum kegiatan.
Ingin menjadi diplomat
Salah satu peserta, Arfah Radiyatama, 16, mengungkapkan alasannya mengikuti kegiatan MUN. Ketertarikannya berangkat dari cita-cita menjadi seorang diplomat yang mampu mewakili Indonesia pada konferensi PBB pada masa mendatang.
“Enggak dimungkiri menjadi seorang diplomat adalah cita-cita aku dan mengikuti kegiatan ini menjadi salah satu cara aku untuk belajar menjadi seorang diplomat itu seperti apa. Selain itu, kegiatan ini sebagai ajang buat aku melatih skill berdiplomasi dan tentunya bisa menjalin relasi dengan teman-teman baru,” ucap Arfah.
Siswa SMAN 1 Tangerang Selatan itu menyebut Menteri Luar Negeri (2014-2024) Retno Marsudi menjadi salah satu inspirasi yang membuat dirinya kepengin menjadi diplomat. Bagi Arfah, kehebatan Retno dalam berdiplomasi membuatnya tergugah untuk suatu saat bisa menjejakkan kaki di konferensi PBB.
“Selain itu, dari kecil, saya juga punya cita-cita bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia. Kebetulan saat ini saya juga sedang belajar terkait dengan diplomasi. Jadi, berharap lewat keinginan saya menjadi diplomat, secara tidak langsung bisa mengabulkan cita-cita saya yang lain, yakni mengharumkan nama Indonesia,” ujarnya.
Arfah sadar betul bahwa untuk bisa mencapai cita-citanya, dibutuhkan usaha dan kerja ekstra. Salah satu tantangan terberatnya ialah bagaimana dia masih terus berusaha untuk mengasah penggunaan bahasa Inggris. Karena bukan berangkat dari lingkungan yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, Arfah mengaku harus melakukan kerja ekstra agar dirinya bisa fasih berbahasa Inggris.
Dia pun menerangkan bahwa mengikuti kegiatan MUN menjadi salah satu cara untuk melatihnya dalam penggunaan bahasa Inggris. Sejauh ini Arfah sudah mengikuti tiga kali kegiatan MUN. Kebanyakan kegiatan MUN berlangsung dalam bahasa Inggris.
“Sepanjang mengikuti MUN aku melihat ada perkembangan, khususnya dalam penggunaan bahasa Inggris aku. Aku merasa mulai menguasai banyak kosakata dan lebih percaya diri saat menggunakan bahasa Inggris di depan orang banyak,” jelasnya. (Rif/M-4)
Ia juga mengatakan banyak skill yang terasah selama mengikuti kegiatan itu, termasuk skill berkomunikasi hingga melatih kepercayaan diri berbicara di hadapan publik.
Program beasiswa ini merupakan wujud nyata komitmen UP dalam mendukung talenta muda yang memiliki prestasi luar biasa di luar bidang akademik.
Di tengah tantangan global dan era yang penuh ketidakpastian, nilai-nilai Pancasila menjadi kompas moral dan kebangsaan yang harus terus dijaga.
Rektor UP menekankan pentingnya membangun kerja sama antar institusi pendidikan tinggi dalam mengimplementasikan praktik-praktik keberlanjutan yang konkret dan berdampak luas.
Taruna mengingatkan agar generasi muda termasuk wisudawan memiliki peran strategis dalam membangun budaya kualitas untuk mempercepat tercapainya Indonesia Emas 2045.
Penunjukan Pjs Rektor ini akan berlaku hingga terpilihnya rektor definitif melalui mekanisme sesuai statuta Universitas Pancasila.
Tujuan pendirian training center ini adalah pertama untuk meningkatkan profesionalisme dari pelaku bisnis dan pemimpin mengenai bagaimana berdiplomasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved