Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
TAK sedikit orang yang menderita kanker paru telat mendapat pertolongan karena terlambat atau tidak menyadari gejala-gejala yang muncul. Akibatnya, keberhasilan pengobatan pun menjadi rendah.
Sebab itu, disarankan untuk mengetahui gejala-gejala kanker paru seperti batuk kronik selama 2-3 minggu berturut-turut, batuk berdarah, sesak napas dan nyeri dada yang tidak sembuh dengan pengobatan dan lainnya. Selain itu, hal yang tak kalah penting ialah melakukan skrining meski tidak adanya gejala kanker paru.
Dokter spesialis paru Erlang Samoedro menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan kanker paru bisa dialami oleh seseorang bahkan orang yang berusia masih muda.
"Ada faktor genetik, lalu mulai merokok di usia yang masih muda dan lainnya. Lalu, kapan harus ke dokter? Kalau memiliki faktor risiko atau bahkan batuk kronik," ungkapnya saat sesi diskusi bertajuk Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker Paru Pentingnya Akses Pemeriksaan Molekuler dan Imunohistokimia yang Komprehensif yang digelar oleh Roche Indonesia di Raffles Jakarta, Selasa (28/11).
Pakar Onkologi Toraks RSUP Persahabatan dan Ketua Association Study of Thoracic Oncology Prof. dr. Elisna Syahruddin mengatakan ada beberapa faktor risiko kanker paru.
"Perokok aktif, perokok pasif, bekas perokok belum sampai berhenti 15 tahun hingga genetik. Perokok aktif itu risiko yang dibeli," ungkapnya dalam kesempatan yang sama.
"Risiko yang tidak dibeli tapi terpaksa ada adalah buruh pabrik semen dan bangunan. Karena mereka bekerja di lingkungan yang berkarsinogen. Karsinogen itu bisa dari debu semen, asbes, dan lain-lain," lanjutnya.
Baca juga: Vape Berbahaya Bagi Kesehatan dan Pengobatan Terkini Kanker Paru-Paru
Elisna menambahkan, orang yang tinggal di lingkungan karsinogen juga berisiko terkena kanker paru.
"Polusi juga menyebabkan risiko kanker paru," ucap Elisna.
"Kanker paru berbeda dengan kanker lain. Kanker paru itu multigen, jadi enggak ada satu gen aja yang bermasalah. Tapi ada (gen) yang dominan, akan menjadi pilihan yang tepat untuk diobati," lanjutnya.
Sebab itu, sangat penting melakukan skrining bagi orang-orang yang memiliki faktor risiko tersebut guna meningkatkan angka harapan hidupnya.
"Beda skrining sama deteksi dini. Skrining dilakukan dengan pemeriksaan ketika seseorang sehat tapi punya faktor risiko. Nah, kalau sudah bergejala, namanya deteksi dini," tuturnya.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan skrining bisa dilakukan dengan difasilitasi BPJS. Orang yang diutamakan ialah yang memilki faktor risiko dan berusia 45-71 tahun, karena orang-orang tersebut rentan terkena kanker paru.
Koordinator Cancer Information & Support Center (CISC) Kanker Paru, Megawati Tanto, sempat didiagnosa mengidap kanker paru pada 2010. Kondisi itu diketahui setelah tiga tahun dinyatakan sembuh dari kanker usus besar. Megawati mengaku tak pernah berpikir gejala yang dialami merupakan tanda kanker paru.
"Gejala awalnya, saya enggak ada susah napas atau sesak napas tapi merasa lelah. Saya pikir lelah karena saya udah tua, sepuh. Tahu-tahunya saya udah stadium lanjut (kanker paru)," ceritanya.
"Tapi saya enggak cengeng, pokoknya semangat. Saya harus men-support diri sendiri. Moto saya (adalah) berserah bukan menyerah. Itu enggak gampang, itu proses tapi saya berhasil," lanjutnya.
Menurutnya, mengikuti anjuran dokter dan mematuhi perawatan yang direkomendasikan oleh dokter untuk kesembuhan sangat penting. Oleh sebab itu, ia selalu melaksanakan dan mematuhi perawatan dengan baik.
Kanker paru muncul dikarenakan adanya gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, tidak banyak bergerak, pola makan yang tidak sehat, dan lainnya. Sebab itu, untuk menghindari terkena kanker paru, dianjurkan untuk menjalankan pola hidup sehat.(M-4)
Deteksi dini kanker paru dengan LDCT terbukti mengurangi angka kematian hingga 24%.
Skrining Mandiri di Rumah Dapat Meningkatkan Partisipasi Perempuan
PERHIMPUNAN Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) pemeriksaan kesehatan jiwa berkala bagi peserta Program Pendidikan Dokter PPDS merupakan terobosan
Penyakit Ginjal Kronik diperkirakan akan menjadi penyebab kematian tertinggi ke-5 di seluruh dunia pada 2040.
Kesehatan jantung dianggap memiliki peran penting dalam kualitas hidup seseorang. Jantung yang sehat memastikan aktivitas harian berjalan lancar.
Penanganan kebakaran bermula ketika salah satu saksi bernama Edy Ronal melihat kepulan asap dari lantai tiga gedung kantor BPJS itu.
Anggoro mengapresiasi dan menyambut baik langkah strategis BGN dalam memberikan layanan dan perlindungan yang maksimal kepada seluruh pekerja.
Kemnaker akan membahas rancangan regulasi terkait pembentukan Satgas PHK bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Said Iqbal mengusulkan pembentukan Satgas PHK kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mengantisipasi adanya PHK sebagai dampak dari kebijakan tarif resiprokal AS
Pembiayaan perawatan penyakit ginjal kronis BPJS Kesehatan tercatat naik signifikan dari Rp6,5 triliun pada 2019 menjadi Rp11 triliun pada 2024.
Akibatnya, fasilitas kesehatan akan mendapat banyak pasien. Di sisi lain, pasien-pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan untuk berobat akan meningkat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved