Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
Sebuah studi baru yang dilakukan Departemen Psikiatri Georgetown University Medical Center (GUMC), AS, menyebutkan meditasi mindfulness memiliki efek menenangkan yang sama dengan mengonsumsi pil penenang. Studi tersebut menunjukkan terdapat alternatif menjanjikan untuk mengatasi masalah kecemasan hingga trauma selain dengan mengonsumsi obat-obatan.
Dilansir dari cnn.com, Selasa, (15/11), meditasi mindfulness adalah proses menjernihkan pikiran untuk membuang berbagai pikiran negatif, menyelami diri secara netral, yang dikombinasikan dengan teknik pernapasan untuk membuat tubuh lebih rileks.
Direktur Program Penelitian Gangguan Kecemasan GUMC, Elizabeth Hoge, menjelaskan studi yang mereka lakukan melibatkan sebanyak 276 orang dewasa yang didiagnosis dengan gangguan kecemasan umum. Setengah dari pasien dipilih secara acak untuk mengonsumsi escitalopram 10 hingga 20 mg, bentuk generik lexapro, obat umum yang digunakan untuk mengobati kecemasan dan depresi. Separuh lainnya ditugaskan untuk berpartisipasi delapan minggu dalam program pengurangan stres berbasis meditasi mindfulness selama 8 Minggu.
"Untuk kedua perawatan itu, penelitian kami menunjukkan kedua pengobatan itu baik meditasi maupun umum memiliki tingkat keberhasilan yang sama," kata Hoge.
Ia mengatakan, hasilnya mencengangkan. Kedua kelompok mengalami pengurangan gejala kecemasan sekitar 20% selama periode delapan minggu, terlepas dari pengobatan mereka. Hoge berharap penelitian ini dapat membuka lebih banyak pilihan pengobatan untuk pasien yang mengalami gangguan kecemasan.
“Lexapro adalah obat yang ampuh. Saya banyak meresepkannya, tapi obat itu tidak direkomendasikan untuk semua orang," tutur Hoge.
Dengan adanya temuan tersebut, ia berharap meditasi mindfulness dapat dilakukan lebih luas sebagai pengganti pengobatan pil. Khususnya untuk pasien yang mengalami efek samping parah atau memiliki alergi terhadap obat anti kecemasan. Selain itu, praktik meditasi bisa menjadi langkah pertama bagi orang-orang yang memiliki gangguan kecemasan tetapi tidak mau mengkonsumsi obat-obatan.
Namun, Hoge menegaskan penelitian tersebut tidak boleh disalahartikan. Pasien yang telah lebih dulu mengonsumsi obat penenang harus lebih dulu konsultasi dengan dokter sebelum memutuskan berhenti minum obat dan menggantinya dengan meditasi mindfulness.
(M-4)
OLAHRAGA atau aktivitas fisik di akhir pekan secara rutin ternyata memiliki manfaat yang sangat baik untuk mengurangi risiko masalah kecemasan. Hal tersebut diungkapkan dalam riset
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah mengenali trigger yang dapat menstimulasi reaksi emosional yang berlebihan, seperti kecemasan, stres, atau depresi.
Mengonsumsi suplemen magnesium dapat membantu mengatur banyak proses penting tubuh sekaligus membantu mengatasi kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan demensia.
Anak-anak di era modern cenderung mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi. Ini penyebab, dampak dan solusi yang efektif untuk mengatasinya.
Penelitian menunjukkan stres dan kecemasan dapat memicu kebiasaan buruk seperti menggertakkan gigi (bruxism), yang berujung pada kerusakan enamel, gigi sensitif, hingga trauma gigi.
SETIAP hari tubuh menerima banyak informasi sensoris yang ditangkap oleh kelima indra, yaitu pendengaran, penglihatan, peraba, penciuman, atau perasa.
OCD dicirikan oleh dua elemen utama, yaitu obsesi dan kompulsi, yang terjadi berulang kali dan sulit untuk dikendalikan oleh penderitanya.
Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan. Namun, jika berlangsung dalam jangka panjang dan tidak ditangani secara tepat, stres dapat memicu gangguan kesehatan
Disosiatif: Pelajari gangguan mental disosiatif, penyebab, gejala, dan cara penanganannya. Informasi lengkap & mudah dipahami!
Setiap orang yang mengonsumsi 100 gram per hari gula, meningkatkan hampir 28% kemungkinan dia untuk mengalami depresi.
Soul Conference 2024 mengangkat tema Measuring Spiritual Wellness.
Belajar dari kasus penusukan di Cilandak, Jakarta Selatan yang diduga dilakukan remaja 14 tahun, ada hal-hal terkait kondisi mental anak yang perlu diperhatikan oleh orangtua atau wali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved