Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Obsessive Compulsive Disorder (OCD): Gangguan Mental yang Sering Diabaikan

Novianto Ryan R
29/6/2025 11:38
Obsessive Compulsive Disorder (OCD): Gangguan Mental yang Sering Diabaikan
Ilustrasi(Freepik)

GANGGUAN Obsesif-Kompulsif (OCD) adalah salah satu jenis gangguan mental yang sering kali tidak disadari serta dianggap sebagai kebiasaan biasa oleh banyak orang. Sebenarnya, gangguan ini bisa sangat mengganggu keseharian seseorang secara signifikan jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat. 

OCD dicirikan oleh dua elemen utama, yaitu obsesi dan kompulsi, yang terjadi berulang kali dan sulit untuk dikendalikan oleh penderitanya.

Berdasarkan informasi dari Siloam Hospitals, OCD dapat mempengaruhi siapa saja tanpa memandang usia atau jenis kelamin, meskipun biasanya muncul pada masa remaja hingga awal dewasa. Gangguan ini bersifat kronis dan bisa berlangsung lama, sehingga penting untuk mengenalinya sejak awal.

Tanda-tanda OCD: Mengetahui Perbedaan Antara Obsesi dan Kompulsi

Gejala utama OCD dibagi menjadi dua kategori penting: obsesi dan kompulsi. Walaupun keduanya seringkali berhubungan, keduanya memiliki perbedaan mendasar baik dari segi bentuk maupun dampaknya.

Obsesi

Obsesi adalah pikiran, dorongan, atau gambaran yang muncul berulang kali, tidak diinginkan, dan menimbulkan perasaan cemas. 

Obsesi terbentuk dalam pikiran, bukan sebagai tindakan fisik. Penderita seringkali memahami bahwa pikirannya tidak logis, tetapi tetap tidak mampu untuk menghentikannya.

Contoh obsesi yang umum adalah:

  • Ketakutan berlebihan terhadap kuman atau kontaminasi, seperti merasa tangannya selalu kotor meskipun sudah dicuci.
  • Pikiran yang tidak diinginkan tentang menyakiti diri sendiri atau orang lain, meski tidak ada keinginan untuk melakukannya.
  • Kebutuhan ekstrem untuk memilah barang-barang agar tampak simetris, teratur, atau rapi.
  • Ragu terus-menerus terhadap tindakan kecil, contoh mempertanyakan apakah pintu sudah terkunci atau apakah kompor sudah dimatikan.

Kompulsi

Kompulsi adalah tindakan yang dilakukan berulang kali untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh obsesi. 

Kompulsi bisa berupa perilaku fisik maupun aktivitas mental, dan sering dilakukan seperti suatu ritual meskipun tidak memiliki hubungan logis dengan ketakutan yang dialami.

Contoh kompulsi adalah:

  • Mencuci tangan secara berlebihan karena takut terkontaminasi, bahkan jika tangan sudah bersih.
  • Memeriksa pintu atau kompor berulang kali sebelum meninggalkan rumah.
  • Menata barang-barang sesuai kriteria tertentu, misalnya berdasarkan warna atau ukuran, dan merasa terganggu jika susunannya berubah.
  • Menghitung langkah, benda, atau kata dalam hati sebagai cara untuk merasa lebih aman.

Informasi dari Halodoc menyatakan bahwa jika pikiran dan perilaku ini berlangsung lebih dari satu jam sehari dan mengganggu keseharian, maka dapat dianggap sebagai OCD. 

Di banyak situasi, penderita merasa malu dan berusaha menyembunyikan gejala-gejala tersebut dari orang lain.

Proses Diagnosa OCD

Diagnosis OCD dilakukan oleh tenaga profesional kesehatan mental seperti psikiater atau psikolog melalui wawancara dan observasi. 

Menurut penjelasan dari Alodokter, OCD tidak dapat dideteksi melalui tes laboratorium, melainkan melalui evaluasi psikologis yang berdasarkan kriteria medis tertentu.

Beberapa langkah dalam proses diagnosis OCD mencakup:

  • Wawancara klinis untuk menggali lebih dalam mengenai pikiran dan perilaku yang dialami oleh pasien.
  • Penilaian durasi dan tingkat keparahan gejala, seperti seberapa sering dan lamanya obsesi atau kompulsi terjadi dalam sehari.
  • Riwayat kesehatan mental individu dan anggota keluarga untuk mengidentifikasi faktor genetik dan pengalaman di masa lalu.
  • Penilaian dilakukan untuk mengeliminasi kemungkinan gangguan mental lainnya seperti gangguan kecemasan umum, ketakutan spesifik, atau gangguan kepribadian.

Jika tanda-tanda yang muncul mengganggu kehidupan sehari-hari dengan serius dan bertahan setidaknya dua minggu, maka diagnosis OCD bisa ditetapkan.

Mengapa Penting untuk Segera Menangani OCD?

Tanpa penanganan yang tepat, OCD dapat berujung pada depresi, masalah tidur, kesulitan bersosialisasi, bahkan kehilangan kemampuan dalam bekerja atau belajar. 

Penanganan OCD umumnya dilakukan dengan kombinasi terapi perilaku kognitif (CBT) dan obat antidepresan berupa selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) yang berfungsi menyeimbangkan bahan kimia di otak.

Kesadaran tentang OCD masih sangat minim di masyarakat. Banyak orang melihat gejala OCD sebagai perilaku aneh atau sekadar sikap perfeksionis, padahal OCD adalah kondisi medis yang bisa diobati. 

Dukungan dari keluarga, komunitas, dan akses ke layanan kesehatan mental sangat penting untuk membantu proses pemulihan. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya