Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Masyarakat Diimbau Segera Konsultasi Jika Alami Ciri Gangguan Jiwa

Basuki Eka Purnama
28/7/2025 20:18
Masyarakat Diimbau Segera Konsultasi Jika Alami Ciri Gangguan Jiwa
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER Spesialis Kedokteran Jiwa Ashwin Kandouw mengimbau masyarakat untuk segera melakukan konsultasi kepada dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiatri) jika merasa mengalami ciri gangguan jiwa seperti skizofrenia dan gangguan bipolar (GB).

"Sangat penting untuk seorang penderita Skizofrenia maupun GB bisa cepat terdiagnosis dan mendapatkan penanganan medis yang tepat oleh personel medis yang kompeten," kata Ashwin dalam keterangan resmi, dikutip Senin (28/7).

Selain itu mendapatkan pengobatan terbaik dan termutakhir, menjalani pengobatan dengan teratur agar gejala bisa sebanyak-banyaknya terkendali dan sebisa mungkin tidak mengalami kekambuhan

Ashwin mengatakan skizofrenia merupakan gangguan mental berat yang bersifat kronis dan memengaruhi pikiran perasaan dan perilaku penderita. Gangguan pikiran pada penderita bisa berupa kekacauan proses pikir yang terlihat melalui cara bicara yang kacau.

Isi pikiran pasien juga nampak sebagai waham yaitu keyakinan yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada tetapi diyakini oleh penderita.

Gangguan pun perasaan bisa berupa penumpulan emosi atau bahkan mood yang kacau. Sementara pada gangguan perilaku biasanya berupa perilaku yang kacau, bahkan bisa agresif.

Sering juga ada gangguan persepsi panca indera berupa halusinasi, yaitu adanya persepsi pancaindera tanpa ada sumber rangsangnya.

Sedangkan gangguan bipolar merupakan gangguan mood atau suasana perasaan. Penderita bipolar akan mengalami mood yang berubah-ubah secara ekstrem dari kutub manik ke kutub depresi dan juga sebaliknya.

Beberapa gejala yang muncul pada fase manik seperti rasa gembira dan rasa percaya diri yang berlebihan, banyak sekali ide yang datang secara bersamaan, merasakan peningkatan tenaga dan semangat yang berlebihan.

Sedangkan pada fase depresi, gejalanya berupa rasa sedih yang berlebihan dan sulit dikendalikan, kesulitan mengambil keputusan, kecenderungan melukai diri sendiri bahkan ingin mengakhiri hidup.

Kedua gangguan jiwa itu, katanya, cukup berbeda namun punya beberapa kesamaan seperti mengalami gangguan keseimbangan kimia otak, bersifat kronis artinya perjalanan penyakitnya lama, bersifat kambuhan, artinya ada saat gejala bisa berkurang tapi juga ada saatnya bisa kambuh lagi.

"Semakin cepat penderita mendapatkan pertolongan medis yang tepat maka hasil pengobatannya juga akan jauh lebih baik. Sebaliknya, semakin lambat penderita mendapat pertolongan medis maka peluang untuk pulih pun semakin berkurang," ujarnya.

Country Group Head Wellesta Indonesia Hanadi Setiarto menambahkan bahwa sangat penting meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terkait kondisi penyakit mental yang terkadang tidak disadari.

"Kami menyadari, jika tidak diatasi dengan baik, kejadian GB dan Skizofrenia akan terus bertambah sehingga ke depannya akan menurunkan
kualitas hidup, peningkatan mortalitas dini, hingga berkontribusi pada penyakit fisik seperti kardiovaskular, metabolik, dan infeksi," ujarnya.

Sebagai mitra dari pemerintah, salah satu upaya yang pihaknya sudah lakukan yakni menyebarluaskan edukasi terkait gangguan jiwa tersebut.

PT Wellesta turut bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan terkait untuk mendukung program kesehatan mental nasional.

Kerja sama ini dapat mencakup mendukung layanan kesehatan mental dasar, memberikan pelatihan kepada tenaga medis, dan berpartisipasi dalam kampanye kesehatan mental nasional. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya