Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perubahan Iklim juga Berdampak ke Luar Angkasa

Devi Harahap
28/10/2022 08:56
Perubahan Iklim juga Berdampak ke Luar Angkasa
Bumi dilihat dari luar angkasa.(AFP/Space Perspective. )

Pemanasan global akibat perubahan iklim telah memicu berbagai kejadian atau fenomena yang mengancam eksistensi makhluk hidup dan planet bumi, mulai dari gelombang panas, mencairnya es, hingga punahnya berbagai satwa. Kini ancaman perubahan iklim tak hanya dirasakan di bumi, namun mulai merambah ke ruang angkasa.

Menurut sebuah studi, perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas karbon dioksida telah menghambat kemampuan Bumi untuk membersihkan sendiri atmosfer atasnya, sehingga objek-objek orbit yang terdekat termasuk satelit mengalami sedikit gangguan.

Perubahan iklim ini tentu menjadi makanan empuk bagi perusahaan yang bergerak di bidang perawatan satelit, namun ketidakmampuan Bumi untuk membersihkan diri sendiri akibat kelebihan CO2 yang menumpuk di atmosfer dalam jangka lama akan menambah banyak puing ruang angkasa yang berpolusi dan berbahaya.

"Puing-puing ruang angkasa menjadi masalah yang berkembang pesat bagi operator satelit karena risiko tabrakan. Penurunan jangka panjang di atas pepadatan atmosfer semakin buruk," ujar Ingrid Cnossen, seorang peneliti di British Antarctic Survey seperti dilansir dari Futurism pada Rabu (26/10).

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, menggunakan model penelitian dari seluruh atmosfer untuk memeriksa bagaimana bagian atas wilayahnya yang membentang di ketinggian antara 56 dan 310 mil dari permukaan bumi yang telah berubah.

Perubahan yang terlihat antara iklim di atmosfer atas selama 50 tahun terakhir, dan berbagai hal yang mungkin bisa diprediksi oleh pergeseran-pergeseran itu tentang 50 tahun yang akan datang adalah hasil dari produksi emisi karbon dioksida yang semakin meningkat.

Penelitian Cnossen ini menegaskan sebuah pernyataan hang mengatakan bahwa gas rumah kaca sebenarnya memiliki dampak yang berlawanan pada atmosfer. Ia pun menyebut saat partikel CO2 itu menyedot panas terbatas yang tersedia maka atmosfer akan menyusut dan mendingin.

"Kejadian itu menimbulkan efek yang pada akhirnya membuat orbit satelit lebih mulus dan lebih lama, ditambah dengan permasalahan sampah yang disebabkan oleh pesawat ruang angkasa tua yang sudah mati," ungkapnya.

Semua orang pada akhirnya akan rugi jika puing-puing luar angkasa semakin tidak terkendali. Satelit baru akan mengalami kesulitan bekerja di tempat yang mungkin menjadi tempat barang rongsokan orbit dekat, dan manusia, di darat dan di luar angkasa, dapat menghadapi konsekuensi yang mengancam jiwa.

Para astronom dan penerbangan luar angkasa pada akhirnya akan rugi jika puing-puing luar angkasa semakin tidak terkendali. Selain itu, satelit baru akan mengalami kesulitan melangsungkan orbit di tempat yang terdapat banyak puing luar anhkasa, hal tersebut dapat menimbulkan konsekuensi yang mengancam jiwa.

"Saya berharap penelitian ini akan membantu dan memandu tindakan yang tepat untuk mengendalikan masalah polusi ruang angkasa dan bisa memastikan bahwa atmosfer bagian atas tetap menjadi sumber daya yang dapat digunakan di masa depan," jelas Cnossen. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya