Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Para Aktivis ini Dinominasikan Raih Penghargaan HAM

Adiyanto
19/1/2021 11:00
Para Aktivis ini Dinominasikan Raih Penghargaan HAM
Aktivis perempuan Arab Saudi Loujain al-Hathloul calon peraih penghargaan tertinggi hak asasi manusia, Martin Ennals Award.(FACEBOOK / AFP)

SEORANG aktivis hak perempuan terkemuka Arab Saudi dan pengacara hak asasi Tiongkok ( keduanya dipenjara), serta seorang jurnalis foto dari Turkmenistan, dinominasikan untuk meraih penghargaan tertinggi hak asasi manusia, Martin Ennals Award.

Pihak penyelenggara berharap nominasi tersebut dapat menjelaskan pelanggaran hak asai di negara otoriter.

"Para finalis membedakan diri mereka dengan keberanian dan komitmen mereka terhadap masalah yang mereka bela, meskipun banyak upaya untuk membungkam mereka," kata penyelenggara dalam sebuah pernyataan.

Martin Ennals Foundation berbasis di Jenewa. Nama yayasan ini diambil dari nama  sekretaris jenderal pertama Amnesty International, yang meninggal pada 1991. Juri untuk acara ini melibatkan 10 kelompok hak asasi terkemuka, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch.

Salah satu nominator acara yang akan dihelat 11 Februari ini adalah Loujain al-Hathloul yang berusia 31 tahun. Aktivis perempuan Saudi ini ditangkap bersama dengan sekitar selusin aktivis perempuan lainnya pada Mei 2018, hanya beberapa minggu sebelum Arab Saudi mencabut larangan perempuan untuk mengemudi yang telah mereka kampanyekan selama puluhan tahun.

Al-Hathloul, yang keluarganya curiga dia mengalami pelecehan seksual dan penyiksaan dalam tahanan, baru-baru ini dijatuhi hukuman hampir enam tahun penjara atas tuduhan terkait dengan keamanan nasional. Namun, setengah dari hukumannya ditangguhkan dan para aktivis lainnya yang telah melakukan beberapa aksi mogok makan di tahanan, diperkirakan akan dibebaskan awal tahun ini.

Adiknya Lina al-Hathloul memuji nominasi yang diraih kakaknya tersebut.

"Selamat, saya harap Anda tahu atau mendapat kabar tentang semua pengakuan ini dan itu membantumu bertahan. Saya mencintaimu," katanya dalam sebuah tweet.

Finalis Martin Ennals lainnya tahun ini adalah Yu Wensheng, seorang pengacara hak asasi Tiongkok berusia 54 tahun yang ditahan di Beijing hampir tiga tahun lalu, karena aktivitasnya memperjuangkan demokrasi dan supremasi hukum.

Juni lalu, dia dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Menurut istrinya,  Wensheng  dituduh menghasut subversi terhadap kekuasaan negara, setelah menulis surat terbuka yang menyerukan reformasi konstitusi.

Nominasi terakhir untuk penghargaan tahun ini adalah Soltan Achilova, seorang jurnalis foto berusia 71 tahun yang telah mendokumentasikan pelanggaran hak dan masalah sosial, seperti kerawanan pangan dan penggusuran paksa di Turkmenistan.

"Meskipun lingkungan yang represif dan kesulitan pribadi, dia adalah salah satu dari sedikit wartawan di negara itu yang berani menulis artikel independen," kata pernyataan Senin.

Achilova, yang menyelundupkan artikel dan laporannya ke media asing dan menyumbangkan foto untuk investigasi yang dilakukan Human Rights Watch dan lainnya tentang pelanggaran hak kepemilikan rumah, telah menghadapi "bentuk-bentuk serangan dan pelecehan yang parah", kata penyelenggara.

Para juri memuji para finalis atas keberanian mereka.

"Negara-negara otoriter cenderung percaya bahwa dengan memenjarakan atau menyensor para pembela hak asasi manusia, dunia akan melupakan mereka," kata ketua juri Hans Thoolen dalam pernyataan itu.

"Selama pandemi Covid, sepertinya penguncian akan berhasil mencegah orang berbicara. Finalis tahun ini adalah bukti fakta bahwa tidak ada yang bisa melampaui kebenaran," katanya. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik