Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DI sela-sela kesibukannya dalam mempersiapkan sejumlah keperluan untuk berangkat ke Washington DC, Amerika Serikat (AS), awal pekan depan, Mari Elka Pangestu menjamu kedatangan wartawan Media Indonesia, Melalusa Susthira K, dan tim Metro Tv, Xin Wen, di ruangannya di Center for Strategic and International Studies (CSIS) untuk melakukan sesi wawancara seputar jabatan barunya sebagai Direktur Pelaksana, Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia, kemarin.
Dalam kesempatan itu, mantan Menteri Perdagangan itu membagikan cerita soal rencana-rencananya ke depan, sepak terjang kariernya, hingga analisisnya atas berbagai masalah ekonomi. Berikut petikannya.
Apa saja kegiatan sehari-hari yang Anda lakukan jelang keberangkatan ke Washington DC untuk mulai bekerja di Bank Dunia?
Sibuk menyiapkan banyak hal, termasuk menyelesaikan tugas-tugas yang belum selesai dan mencari pengganti. Saya banyak tugas, baik sebagai dosen maupun peneliti, sebagai ketua dari yayasan nirlaba maupun sebagai komisaris di MAP dan Bank BTPN. Jadi, di setiap tempat yang saya melakukan kegiatan selama 5 tahun ini, saya menyelesaikan tugas saya dan juga menyerahkan tugas kepada yang menggantikan saya, dan itu cukup memakan banyak waktu.
Apa ada acara perpisahan yang dibuat rekan-rekan Anda?
Ternyata banyak juga teman yang ingin melakukan acara perpisahan. Sudah dua minggu terakhir ini penuh dengan acara. Akhirnya, jadi sedih karena harus berangkat, tapi juga berarti ternyata banyak teman yang akan dirindukan selama berada di luar (negeri). Tapi tentunya apakah untuk libur, untuk tugas, masih ada kemungkinan saya balik ke Indonesia, tapi mungkin tidak sering karena saya sekarang bertanggung jawab kepada 188 anggota negara (Bank Dunia).
Bagaimana reaksi Anda begitu dinominasikan hingga dikabarkan terpilih sebagai pejabat di Bank Dunia?
Saya sangat berterima kasih bahwa Presiden memberi kesempatan ini kepada saya karena memang yang menominasikan harus negara dan itu berarti harus dengan persetujuan dari kepala negara.
Bisa Anda ceritakan sedikit prosesnya?
Begitu pemerintah dan Presiden memasukkan (rekomendasi) nama saya, mungkin selang beberapa hari saya sudah langsung diwawancara. Itu sekitar 3 bulan yang lalu. Jadi, cepat banget prosesnya. Pada waktu itu sedikit terkejut saya belum pernah berpikir akan masuk ke Bank Dunia.
Selama proses wawancara, apa saja yang dibahas?
Membahas tentu substansi mengenai ekonomi pembangunan, mengenai isu-isu kemiskinan karena itu merupakan misi dari Bank Dunia, dan pengalaman saya sebagai menteri di dalam mengelola berbagai isu pembangunan. Juga, pengalaman saya sebagai pengguna dari jasa-jasa dan capacity building dari Bank Dunia karena waktu saya jadi menteri, saya memang banyak bersinggungan dengan mereka dan bahkan sebelum saya jadi menteri. Sebagai konsultan, saya pun banyak melakukan pekerjaan untuk Bank Dunia, jadi sebetulnya saya cukup familier dengan lembaga ini.
Selain itu apa lagi?
Mereka juga bertanya mengenai pengalaman saya, antara lain yang saya masih ingat ‘kenapa bahasa Inggris kamu bagus, ya?’, saya bilang saya dari kecil memang kebetulan tinggal di luar negeri. Oleh karena itu, bahasa Inggris saya cukup bagus karena ternyata salah satu tugas saya adalah mewakili Bank Dunia di forum-forum lain dan kemitraan. Saya Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan, nah di bagian kemitraan inilah diperlukan seseorang yang memang bisa articulate karena kita harus mewakili Bank Dunia di forum-forum yang lain dengan mitra. Jadi, memang itu salah satu syarat yang diminta.
Visi apa saja yang akan Anda lakukan selama bekerja di Bank Dunia?
Saya rasa saya masih kepada mimpi saya dulu, yaitu bekerja di ekonomi pembangunan dan visi-misi Bank Dunia ialah mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan membangun negara sedang berkembang dengan secara merata. Jadi, hasil dari pembangunan itu harus merata, tidak hanya kelompok tertentu. Tinggal bagaimana hal itu dilaksanakan di negara-negara sedang berkembang yang berbeda, dengan keadaan sumber daya yang berbeda, kelembagaan yang berbeda, isu politik yang berbeda, anggaran-anggaran yang berbeda. Jadi, ini semua dinamika yang harus kita analisis.
Apa ada tugas khusus yang diberikan kepada Anda?
Saya ditugaskan untuk mengembangkan penelitian dan pengetahuan mengenai kebijakan pembangunan. Memang itu sangat luas, tapi bagaimana kita bisa, bukan saja melakukan penelitian ilmu ekonomi, tapi bagaimana ilmu itu bisa diterapkan ataupun pengalaman case study bisa diterapkan sehingga bisa membantu negara sedang berkembang yang lagi punya masalah pembangunan untuk membuat kebijakan efektif dan tepat sasaran, sehingga benar-benar bisa mengentaskan warganya dari kemiskinan. Nah, itu yang sebetulnya salah satu tugas yang diberikan ke saya.
Penunjukan Anda sebagai pejabat penting Bank Dunia tentu dilatarbelakangi oleh pengalaman selama menjadi menteri di Indonesia sebagai negara berkembang. Pengalaman apa yang kiranya bisa Anda petik untuk dibawa ke Bank Dunia?
Indonesia negara yang sangat kompleks sehingga mungkin segala macam banyak isu pembangunan yang sudah kita alami di Indonesia. Sehingga itu mungkin sebagai rujukan, ya, walaupun apa yang diterapkan bisa bekerja atau berhasil di Indonesia, belum tentu berhasil di Afrika, misalnya.
Memang pengalaman saya bukan saja sebagai ekonom, tapi sebagai menteri yang harus mengambil keputusan dan kebijakan dalam konteks pembangunan, itu juga sangat berharga buat sebuah lembaga seperti Bank Dunia.
Apa Anda juga melihat penunjukan ini sebagai bentuk keberpihakan dunia terhadap perempuan sebagai pemimpin dan merepresentasikan kesetaraan gender?
Saya orang Indonesia kedua yang menjadi direktur pelaksana (Bank Dunia). Orang yang pertama tentunya Sri Mulyani dan kebetulan dua-duanya perempuan.
Saya rasa ini keberpihakan dalam arti memang mereka mencari perempuan untuk mengisi posisi ini. Tapi tentu bukan hanya karena kita perempuan, makanya kita dipilih. Tentu pasti berdasarkan kapabilitas dan kapasitas kita juga. Jadi, saya tidak pernah merasa bahwa saya itu dipilih hanya karena saya perempuan, tapi karena memang kita sudah punya track record yang mana kita juga menunjukkan kapasitas kita. (M-4)
perempuan di Jakarta masih terjebak dalam ketidakpastian. Mulai dari pencarian kerja, dunia akademik, hingga kehidupan sehari-hari.
Acara ini merupakan puncak dari rangkaian pelatihan dan pendampingan yang telah mereka jalani selama enam kali pertemuan dalam Program Glorious Golo Mori.
Perempuan Indonesia punya peran besar dalam perjuangan kemerdekaan, mulai dari pendidikan, perlawanan bersenjata, hingga politik.
Program SisBerdaya dan DisBerdaya ini menjadi salah satu implementasi nyata dari komitmen tersebut, sekaligus strategi menjembatani kesenjangan digital di kalangan pelaku UMKM perempuan.
HAPPY Girlfriend Day (gf day) diperingati pada tiap 1 Agustus. Hari tersebut menjadi perayaan pasangan romantis. Namun, bukan saja untuk mereka yang memiliki pasangan,
KEBERPIHAKAN terhadap korban dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang kerap melibatkan perempuan harus dikedepankan.
Fakta bahwa minyak goreng sempat langka selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan adalah bukti adanya masalah serius di sektor tersebut.
Sejak Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) mulai berlaku, perdagangan antara kedua negara telah berlipat ganda, mencapai A$35,4 miliar pada 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Gorontalo pada triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,14 persen
DIREKTORAT Jaminan Produk Halal (JPH) dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 33 Tahun 2024 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.
LOGISTIK adalah nadi perekonomian yang menggerakkan perdagangan, menyambungkan daerah, dan memastikan roda industri terus berputar. Namun di Indonesia,
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung mengenang sosok almarhum Kwik Kian Gie sebagai ekonom yang konsisten berpihak kepada rakyat dan tidak pernah lelah memperjuangkan kepentingan publik
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved