Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SEBUAH fenomena langka terjadi pada 25 Juli 2025 ketika wahana antariksa milik NASA, Solar Dynamics Observatory (SDO), mengalami dua peristiwa sekaligus. Kedua peristiwa itu, transit bulan dan gerhana bumi yang menghalangi pandangannya terhadap matahari dalam satu hari.
SDO, yang mengorbit Bumi sejak diluncurkan pada Februari 2010, bertugas mengamati aktivitas matahari seperti semburan matahari (solar flare), angin matahari, serta perubahan medan magnetnya. Informasi ini penting untuk memprediksi cuaca antariksa yang dapat memengaruhi Bumi.
Berada dalam orbit geosinronus, SDO biasanya memiliki pandangan bebas terhadap matahari. Namun, sesekali bulan dan Bumi melintasi jalur pandangnya.
Pada 25 Juli, bulan melintasi cakrawala matahari dari sudut pandang SDO sekitar pukul 02.45 UTC. Ini merupakan transit bulan keempat sejak April, dan yang terdalam, menutupi hingga 62% permukaan matahari selama sekitar 50 menit.
Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 06.30 UTC, giliran Bumi yang sepenuhnya menghalangi pandangan SDO terhadap matahari. Gerhana total ini berlangsung hingga menjelang pukul 08.00 UTC. Kedua fenomena ini terjadi dalam masa "musim gerhana" SDO, yang ke-31 sejak awal operasinya, berlangsung dari 10 Juli hingga 7 Agustus.
Citra yang diambil SDO menunjukkan perbedaan mencolok antara bayangan Bumi dan bulan. Karena atmosfer Bumi menyerap sebagian cahaya matahari, bayangannya tampak kabur. Sebaliknya, bulan yang tidak memiliki atmosfer menciptakan bayangan berbentuk lingkaran tajam di cakram matahari.
Meski jarang, fenomena semacam ini bukan yang pertama. Pada 2015 dan 2016, SDO juga pernah mengalami "gerhana ganda", ketika bulan dan Bumi bersamaan menutupi matahari dari sudut pandangnya.
Sementara itu, para pengamat gerhana dari Bumi harus bersabar sedikit lagi. Gerhana matahari sebagian akan terlihat dari Selandia Baru dan sebagian wilayah Australia pada 21 September. Sedangkan gerhana matahari total berikutnya baru akan terjadi pada 12 Agustus 2026 dan dapat disaksikan dari beberapa bagian Greenland, Islandia, Rusia, Spanyol, dan Portugal. (Live Science/Z-2)
SOSIAL media dihebohkan dengan kabar bahwa 2 Agustus 2025 akan terjadi gerhana matahari total, namun hal itu merupakan berita bohong atau hoaks.
Klaim Bumi gelap total 2 Agustus 2025 terbukti hoaks. Simak fakta ilmiah, klarifikasi NASA, dan jadwal gerhana matahari yang sebenarnya terjadi.
Simak 10 fakta menarik gerhana matahari total 2 Agustus 2027. Fenomena langka ini akan membuat dunia gelap selama lebih dari 6 menit. Jangan lewatkan!
Peluncuran kedua satelit dilakukan pada 5 Desember 2024 dari Pusat Antariksa Satish Dhawan, India, menggunakan roket PSLV-XL yang dimiliki oleh Badan Antariksa India (ISRO).
Sebuah studi di Italia mengungkap pohon cemara merespons gerhana matahari secara kolektif melalui sinyal bioelektrik.
Empat satelit PUNCH berhasil menempati posisi orbit yang direncanakan di sekitar bumi untuk mendapatkan pandangan ke arah matahari.
Misi Lunar Trailblazer NASA yang bertujuan memetakan air di Bulan berakhir setelah kehilangan kontak sehari pasca peluncuran.
Dalam studi yang dipublikasikan pada 30 Juli di jurnal Science Advances, para ahli geofisika meneliti lokasi pendaratan Apollo 17 di lembah Taurus-Littrow di Bulan.
NASA mempercepat rencananya untuk membangun reaktor nuklir bertenaga 100 kilowatt di Bulan pada 2030.
Pelajari tentang Teleskop James Webb, teleskop terbesar dan terkuat yang dikembangkan NASA.
Klaim Bumi gelap total 2 Agustus 2025 terbukti hoaks. Simak fakta ilmiah, klarifikasi NASA, dan jadwal gerhana matahari yang sebenarnya terjadi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved