Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
NAMA Chromebook belakangan ini ramai diperbincangkan publik, menyusul mencuatnya dugaan korupsi dalam proyek pengadaan laptop oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dijalankan di era Menteri Nadiem Makarim.
Tapi, sebenarnya, apa itu laptop Chromebook? Dan mengapa perangkat ini jadi bagian dari polemik?
Chromebook adalah jenis laptop yang dirancang khusus untuk bekerja dengan sistem operasi ChromeOS, buatan Google. Tidak seperti laptop konvensional berbasis Windows atau macOS, Chromebook didesain ringan, cepat menyala, dan sebagian besar fungsinya mengandalkan akses ke internet.
Aplikasi dan penyimpanan datanya umumnya berbasis cloud, seperti Google Drive dan Google Docs.
Beberapa keunggulan Chromebook adalah daya tahan baterai yang panjang, harga yang relatif lebih murah, serta kemudahan penggunaan untuk tugas-tugas dasar seperti browsing, mengetik dokumen, atau presentasi.
Karena itulah, Chromebook sempat digadang-gadang cocok untuk dunia pendidikan, terutama untuk pelajar dan guru.
Pada masa pandemi covid-19, pemerintah melalui Kemendikbudristek meluncurkan program digitalisasi pendidikan. Salah satu upayanya adalah pengadaan lebih dari 1 juta unit Chromebook yang dibagikan ke puluhan ribu sekolah di seluruh Indonesia, guna mendukung pembelajaran jarak jauh dan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Laptop Chromebook dinilai praktis dan ekonomis untuk digunakan oleh siswa, dengan harapan mempermudah akses belajar dari rumah atau laboratorium sekolah.
Namun, yang menjadi masalah utama adalah ketergantungan Laptop Chromebook terhadap koneksi internet. Dalam uji coba awal pada 2019, ditemukan bahwa perangkat ini tidak optimal digunakan di banyak wilayah di Indonesia yang masih mengalami keterbatasan jaringan internet. Alhasil, efektivitas penggunaan Chromebook di banyak sekolah dipertanyakan.
Ironisnya, meski sudah diketahui keterbatasannya, proyek pengadaan tetap dijalankan dalam skala besar. Inilah yang memicu penyelidikan oleh Kejaksaan Agung terhadap dugaan penggelembungan anggaran dan manipulasi proses pengadaan.
Kejaksaan menduga adanya rekayasa dalam pembuatan kajian teknis agar pengadaan Laptop Chromebook tetap diloloskan. Selain itu, beberapa saksi menyebut adanya tekanan agar merekomendasikan perangkat ini meskipun hasil evaluasi menunjukkan sebaliknya.
Kini, proyek yang menelan anggaran hingga Rp9,9 triliun itu menjadi perhatian publik. Chromebook yang semula diharapkan menjadi solusi digitalisasi sekolah, justru menjadi simbol masalah tata kelola dan transparansi dalam proyek teknologi pendidikan.
Sebagai perangkat, Chromebook bukanlah produk gagal. Di banyak negara, Chromebook terbukti efektif untuk kegiatan belajar-mengajar berbasis internet. Namun, pemilihan teknologi tanpa mempertimbangkan kesiapan infrastruktur—seperti ketersediaan jaringan internet di Indonesia—dapat menjadikannya beban, bukan solusi.
Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa dalam penerapan teknologi, konteks lokal dan perencanaan yang matang jauh lebih menentukan daripada sekadar mengikuti tren global. (Ant/Media Indonesia/Z-10)
Kejagung memanggil mantan staf khusus (stafsus) eks Mendikbud Nadiem Makarim, Ibrahim Arief (IA), hari ini (12/6) soal dugaan korupsi pengadaan laptop chromebook
KEPALA Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Harli Siregar buka suara soal klaim Nadiem Makarim, yang mengaku melibatkan Jam-datun dalam proses pengadaan laptop chromebook.
Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar mengatakan enggan berpolemik soal pernyataan Nadiem Makarim mengenai pengadaan laptop Chromebook
ICW menanggapi sejumlah pernyataan Mantan Mendikbud-Ristek, Nadiem Makarim terkait dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.
Nadiem Makarim menanggapi temuan ICW terkait penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dalam pengadaan laptop Chromebook
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved