Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
TIM ilmuwan dari Kanada dan Tiongkok baru saja mengumumkan penemuan fosil yang sangat langka dan dramatis: seekor mamalia purba tampak sedang menyerang seekor dinosaurus pemakan tumbuhan yang lebih besar darinya.
Fosil yang berusia sekitar 125 juta tahun ini merekam detik-detik pertarungan hidup dan mati antara dua makhluk prasejarah itu.
“Keduanya terlihat saling terkunci dalam pertempuran sengit. Ini salah satu bukti pertama yang menunjukkan perilaku predator dari mamalia terhadap dinosaurus,” ungkap Jordan Mallon, ahli paleobiologi dari Canadian Museum of Nature dan penulis studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports.
Penemuan ini mengguncang pandangan lama bahwa dinosaurus tidak punya ancaman berarti dari mamalia yang hidup di era yang sama, yakni pada masa Kapur sekitar 145 hingga 66 juta tahun lalu ketika dinosaurus menjadi penguasa Bumi.
Fosil tersebut kini disimpan di Museum Sekolah Eksperimen Ziguang di Weihai, Provinsi Shandong, Tiongkok.
Dalam fosil yang terawetkan dengan baik ini, dinosaurus yang jadi korban diidentifikasi sebagai Psittacosaurus, hewan herbivor seukuran anjing besar.
Psittacosaurus merupakan salah satu dinosaurus bertanduk paling awal dan hidup di Asia pada awal zaman Kapur, antara 125 hingga 105 juta tahun lalu.
Sementara itu, mamalia pemangsanya adalah Repenomamus robustus, hewan mirip luak yang merupakan salah satu mamalia terbesar pada masa itu.
Walau kecil jika dibandingkan dinosaurus, Repenomamus merupakan predator yang tangguh. Sebelumnya, para ilmuwan telah menemukan tulang bayi Psittacosaurus di dalam perut fosil Repenomamus, yang membuktikan bahwa hewan ini memang memakan dinosaurus.
Namun, yang membuat fosil ini luar biasa adalah bukan hanya bukti mamalia memakan dinosaurus, tetapi bukti bahwa mamalia tersebut benar-benar sedang menyerang mangsanya.
“Kehidupan berdampingan antara dua spesies ini sudah diketahui sebelumnya, tetapi bukti serangan langsung seperti ini adalah temuan yang benar-benar baru,” kata Mallon.
Fosil ini ditemukan di Provinsi Liaoning, Tiongkok, pada 2012. Kedua kerangka hewan ini nyaris utuh karena ditemukan di daerah yang dikenal sebagai lapisan fosil Liujitun, yang dijuluki sebagai "Pompeii-nya Dinosaurus".
Julukan ini muncul karena banyaknya fosil hewan purba dari dinosaurus hingga mamalia kecil, kadal, dan amfibi yang terkubur mendadak oleh longsoran lumpur dan material vulkanik akibat letusan gunung api.
Analisis yang dilakukan oleh Aaron Lussier, ahli mineral dari Canadian Museum of Nature, mengonfirmasi keberadaan material vulkanik dalam batuan tempat fosil ditemukan.
Fosil luar biasa ini berada dalam perawatan Gang Han, salah satu penulis studi di Tiongkok, yang kemudian memperkenalkannya kepada Dr. Xiao-Chun Wu, ahli paleobiologi dari Canadian Museum of Nature.
Hasil analisis mendetail menunjukkan Psittacosaurus terbaring telungkup dengan kaki belakang terlipat di kedua sisi tubuhnya. Sementara Repenomamus berada di atas tubuhnya, menggigit rahang dinosaurus, dan mencengkeram kaki belakang sang mangsa. Ia juga tampak menggigit bagian tulang rusuk dinosaurus.
“Semua tanda menunjukkan bahwa serangan aktif sedang berlangsung saat keduanya terkubur,” ujar Mallon.
Para ilmuwan menepis kemungkinan bahwa Repenomamus hanya sedang memakan bangkai. Tidak ada bekas gigitan pada tulang-tulang dinosaurus yang biasanya terlihat pada hewan yang dimangsa setelah mati.
Dan posisi tubuh keduanya terlalu erat untuk menunjukkan bahwa sang dinosaurus sudah mati sebelumnya. Keberadaan Repenomamus di atas tubuh Psittacosaurus juga mengindikasikan bahwa ia adalah pelaku serangan.
Fenomena mamalia kecil memangsa hewan yang lebih besar juga dapat ditemukan di zaman sekarang. Beberapa wolverine diketahui berburu karibu dan domba, sementara di Afrika, anjing liar, serigala kecil, dan hyena kerap menyerang mangsa yang lebih besar meski masih hidup.
“Bisa jadi seperti itulah yang terjadi jutaan tahun lalu. Repenomamus mungkin sedang memakan Psittacosaurus yang masih hidup saat keduanya tertimpa bencana dan mati secara bersamaan,” jelas Mallon.
Para peneliti meyakini bahwa endapan vulkanik di situs fosil Lujiatun di Tiongkok masih menyimpan banyak kisah interaksi antarspesies yang belum terungkap, dan bisa memberikan pemahaman baru tentang kehidupan purba yang tidak dapat ditemukan di bagian lain dari catatan fosil. (phys.org/Z-1)
Sebuah studi mengungkapkan bahwa dinosaurus mungkin tidak mengalami penurunan populasi sebelum asteroid datang untuk menghancurkan mereka 66 juta tahun yang lalu.
Para ilmuwan menemukan spesies dinosaurus baru bernama Khankhuuluu mongoliensis, dijuluki “pangeran naga”.
Ilmuwan menemukan isi perut fosil sauropoda Diamantinasaurus matildae, mengungkap pola makan herbivora dan sistem pencernaan berbasis fermentasi yang mirip gajah modern.
Hadrosaurus, yang dikenal sebagai dinosaurus berparuh bebek, bukan hanya sekadar pemakan tumbuhan, tetapi juga hewan sosial yang berinteraksi dalam kelompok-kelompok berdasarkan usia.
Ilmuwan akhirnya mengungkap salah satu misteri terbesar dalam dunia paleontologi: mengapa dinosaurus raksasa seperti sauropoda hanya bertelur kecil?
Maleriraptor kuttyi adalah anggota kelompok Herrerasauria, salah satu klad dinosaurus pemangsa paling awal yang diketahui. Sebelumnya, herrerasaurs hanya ditemukan di Amerika Selatan
Tim paleontologi di dekat Rangely, Colorado telah menemukan fosil mamalia yang ukurannya kira-kira sebesar muskrat, yang kemungkinan besar berlarian di rawa-rawa selama zaman Dinosaurus.
Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang mampu terbang, dan di balik sayapnya tersembunyi banyak misteri evolusi.
Dari tahun 2012 hingga 2021, jumlah paus bungkuk turun 20% dari sekitar 33 ribu ekor menjadi kurang lebih lebih dari 26 ribu ekor.
Selama ini, mamalia pada umumnya dianggap terlalu kecil untuk memangsa dinosaurus yang mendominasi dunia selama puluhan juta tahun yang mereka tinggali bersama di Bumi.
Hewan-hewan itu sakit karena asam domoat, racun saraf yang dihasilkan alga yang menjadi sumber makanan ikan, yang kemudian dimakan singa laut dan lumba-lumba.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved