Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PLANET Uranus, dengan penampilannya yang menawan dalam nuansa biru kehijauan dan kemiringan sumbu rotasi yang ekstrem, terus memikat perhatian para ilmuwan.
Salah satu pertanyaan mendasar mengenai planet es raksasa ini adalah: seberapa lama satu hari di permukaannya jika dibandingkan dengan waktu di Bumi? Berkat berbagai penelitian dan pengamatan, jawaban atas pertanyaan ini semakin jelas.
Dari data yang diperoleh selama misi antariksa Voyager 2 yang menjelajahi dekat Uranus pada 1986, serta analisis lebih lanjut menggunakan teleskop-teleskop canggih di Bumi, para ilmuwan menemukan bahwa satu rotasi penuh Uranus—atau satu hari di planet tersebut—memakan waktu sekitar 17 jam dan 14 menit dalam hitungan waktu Bumi.
Sementara itu, Uranus memerlukan sekitar 84 tahun Bumi, atau 30. 687 hari, untuk menyelesaikan satu orbit penuh mengelilingi Matahari.
Data ini diperoleh dengan menganalisis variasi periodik dalam emisi radio yang dikeluarkan oleh Uranus, yang berkaitan erat dengan rotasi internal planet tersebut. Metode ini memberikan informasi yang lebih akurat dibandingkan hanya mengamati fitur atmosfer yang terus berubah.
Uranus juga merupakan satu-satunya planet yang memiliki posisi ekuator hampir tegak lurus terhadap orbitnya, dengan kemiringan sebesar 97,77 derajat.
Hal ini mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan objek seukuran Bumi yang terjadi di masa lalu. Kemiringan unik ini menghasilkan musim yang paling ekstrem di tata surya.
Setiap kutub Uranus mengalami kegelapan total selama sekitar 42 tahun dan sinar Matahari tanpa henti selama 42 tahun dalam satu siklus orbitnya yang panjang, yang berlangsung sekitar 84 tahun Bumi.
Memahami durasi hari di Uranus sangat penting untuk menggali berbagai aspek lainnya dari planet ini, mulai dari pola angin di atmosfer hingga medan magnetnya yang unik. Penelitian yang terus berlangsung diharapkan akan mengungkap lebih banyak misteri mengenai raksasa es yang jauh ini.
Temuan ini tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang keanekaragaman planet di tata surya, tetapi juga menyoroti keunikan Uranus dibandingkan dengan planet-planet lainnya. Informasi ini menjadi landasan penting untuk perencanaan misi eksplorasi ke Uranus di masa mendatang. (NASA/Z-1)
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu, ketika awan gas dan debu yang menjadi bahan pembentuk matahari dan planet-planet mulai menghilang, ukuran Jupiter diperkirakan dua kali lipat dari sekarang.
Penelitian terbaru menemukan petir bisa muncul di planet ekstrasurya yang terkunci pasang surut. Tapi apakah bisa mendukung kehidupan?
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Saat berputar, BD 05 4868 Ab meninggalkan jejak batuan cair, mirip dengan komet berbasis lava, memberikan pandangan langka terhadap eksoplanet yang sekarat.
Sebuah perhitungan ilmiah yang mengejutkan mengungkapkan bahwa jika Bumi dapat dijual, harganya bisa mencapai angka US$5 kuadriliun
Antara 2021 hingga 2023, Basant dan timnya melakukan pengamatan terhadap Bintang Barnard sebanyak 112 kali dengan menggunakan spektrograf MAROON-X.
Peneliti ETH Zurich berhasil memecahkan misteri zona D'' di kedalaman 3.000 km bawah Bumi.
Terdapat 14.904 satelit yang mengorbit Bumi, 60% didominasi Starlink.
Wahana antariksa Kosmos 482 milik Uni Soviet jatuh ke Bumi pada 10 Mei 2025 setelah lebih dari 50 tahun mengorbit.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved