Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PARA ilmuwan berhasil menemukan planet baru yang sebelumnya tersembunyi di sistem bintang Kepler-139, setelah menganalisis pola orbit planet-planet lain di sistem tersebut.
Planet ini diberi nama Kepler-139f, berukuran raksasa dengan massa dua kali lipat Neptunus—atau sekitar 35 kali massa Bumi. Planet tersebut mengorbit bintangnya dalam waktu 355 hari. Temuan ini dipublikasikan pada 2 Mei di The Astrophysical Journal Letters.
Meski ukurannya besar, Kepler-139f sulit terdeteksi karena teleskop luar angkasa Kepler milik NASA hanya mengamati planet yang transit—yakni melintas di antara bintang dan Bumi, sehingga cahayanya tampak meredup. Planet dengan orbit miring yang tidak melintas di jalur pandang tersebut tetap tak terlihat.
Namun, para astronom menduga adanya planet tersembunyi dari pola orbit yang tidak wajar pada planet lain di sistem tersebut. Kepler-139 sebelumnya diketahui memiliki tiga planet super-Bumi berbatu dan satu planet gas raksasa. Celah pada orbit mereka memberi petunjuk bahwa ada planet lain yang belum terdeteksi.
“Masalahnya bukan sekadar menemukan planet yang tidak transit, melainkan mencari situasi yang memungkinkan kita menyimpulkan di mana planet itu berada,” jelas Caleb Lammers, mahasiswa pascasarjana Princeton sekaligus penulis studi ini.
Selain metode transit, para ilmuwan menggunakan teknik radial velocity (RV)—yakni mengukur seberapa kuat tarikan gravitasi planet pada bintangnya. Jika tarikan tidak dapat dijelaskan planet yang sudah diketahui, kemungkinan ada planet lain yang tersembunyi.
Mereka juga menganalisis transit timing variations (TTVs), yaitu perubahan kecil dalam waktu transit planet yang terlihat. Perubahan ini menunjukkan adanya tarikan gravitasi dari planet lain yang tidak terlihat dari Bumi.
Dengan menggabungkan data RV dan TTV yang diperbarui, para peneliti akhirnya menemukan Kepler-139f, yang berada di antara super-Bumi terluar dan planet gas raksasa Kepler-139e.
Temuan ini juga menjawab kebingungan sebelumnya soal kepadatan planet Kepler-139c. Data lama mengira planet ini lebih padat dari seharusnya karena tarikan gravitasi Kepler-139f belum diperhitungkan. Setelah koreksi, kepadatannya kini dianggap normal untuk planet seukuran sub-Neptunus.
Para astronom menduga masih ada planet lain yang belum terlihat di sistem Kepler-139. Celah orbit antara planet b dan c memberi indikasi adanya benda langit lain.
Secara umum, planet yang tidak transit, berukuran kecil, atau berada jauh dari bintangnya memang sulit ditemukan. Namun kombinasi beberapa metode—transit, RV, dan TTV—membuka peluang untuk mendeteksi lebih banyak planet tersembunyi di masa depan.
Pada 2026, misi PLATO milik Badan Antariksa Eropa (ESA) akan diluncurkan untuk mempelajari lebih detail planet transit, termasuk meninjau kembali data lama dari Kepler. Misi ini diharapkan mempercepat penemuan planet-planet dengan orbit miring seperti Kepler-139f.
“Banyak sistem planet kemungkinan masih menyimpan dunia yang tak terlihat, terutama di wilayah terluarnya,” kata Lammers. “Dengan teknologi baru, mereka akan semakin sulit bersembunyi.” (Space/Z-2)
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu, ketika awan gas dan debu yang menjadi bahan pembentuk matahari dan planet-planet mulai menghilang, ukuran Jupiter diperkirakan dua kali lipat dari sekarang.
Penelitian terbaru menemukan petir bisa muncul di planet ekstrasurya yang terkunci pasang surut. Tapi apakah bisa mendukung kehidupan?
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Saat berputar, BD 05 4868 Ab meninggalkan jejak batuan cair, mirip dengan komet berbasis lava, memberikan pandangan langka terhadap eksoplanet yang sekarat.
Sebuah perhitungan ilmiah yang mengejutkan mengungkapkan bahwa jika Bumi dapat dijual, harganya bisa mencapai angka US$5 kuadriliun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved