Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SAHAM AS anjlok tajam pada Senin (27/1), dengan Nvidia kehilangan hampir US$600 miliar dalam nilai pasar, setelah terobosan mengejutkan dari perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek, mengguncang dominasi teknologi Amerika.
DeepSeek, startup berusia satu tahun, mengungkap kemampuan luar biasa melalui model AI mirip ChatGPT bernama R1. Model ini menawarkan kemampuan serupa dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan model populer dari OpenAI, Google, atau Meta. DeepSeek hanya menghabiskan US$5,6 juta untuk daya komputasi model dasarnya, jauh lebih kecil dibandingkan ratusan juta atau bahkan miliaran dolar yang dihabiskan perusahaan AS.
Pengumuman ini menyebabkan Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, turun 3,1%, sementara indeks S&P 500 turun 1,5%. Sebaliknya, Dow Jones justru naik 0,7% karena didukung saham perusahaan kesehatan dan konsumen.
Saham Nvidia (NVDA), pemasok utama chip AI, merosot hampir 17%, menghapus nilai pasar sebesar US$588,8 miliar—kerugian terbesar dalam sejarah pasar saham untuk satu hari. Saham perusahaan teknologi lainnya seperti Meta (META), Alphabet (GOOGL), dan produsen chip lainnya seperti Broadcom dan TSMC juga ikut anjlok.
Marc Andreessen, investor teknologi terkemuka, menyebut DeepSeek sebagai "salah satu terobosan paling menakjubkan yang pernah saya lihat."
Terobosan DeepSeek menjadi lebih mengejutkan mengingat pembatasan yang diberlakukan AS terhadap pasokan chip AI berdaya tinggi ke Tiongkok. Ini berarti DeepSeek mampu mencapai hasil tersebut dengan menggunakan chip AI yang lebih sederhana.
Analis pasar Keith Lerner mengatakan, "Peluncuran model DeepSeek membuat investor mempertanyakan keunggulan perusahaan AS di AI serta efisiensi pengeluaran besar-besaran mereka."
Berita ini juga memicu pergeseran besar dalam investasi di Wall Street. Saham perusahaan energi yang sebelumnya melonjak karena permintaan daya untuk pusat data AI kini jatuh tajam. Constellation Energy turun 21%, sementara Vistra dan GE Vernova masing-masing turun 28% dan 21%. Harga gas alam dan minyak juga ikut turun.
Meskipun DeepSeek memberikan kejutan besar, banyak yang masih meragukan apakah ancaman ini nyata. Model R1 yang diluncurkan lebih ditujukan untuk konsumen, dan belum terbukti mampu menangani kebutuhan industri yang lebih kompleks.
Michael Block, analis pasar di Third Seven Capital, mengatakan, "Waktu akan menunjukkan apakah ancaman dari DeepSeek ini benar-benar nyata. Pasar mungkin hanya mencari alasan untuk mundur setelah mengalami euforia."
Meskipun demikian, terobosan ini telah mengguncang dominasi AS di industri AI, membuka peluang baru bagi perusahaan teknologi Tiongkok. (CNN/Z-3)
PERUSAHAAN kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek, dikabarkan akan mengalami pembatasan oleh pemerintahan Amerika Serikat.
PERUSAHAAN teknologi Amazon dikabarkan tengah melirik industri kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
DeepSeek mengganggu dominasi AS itu bukan dengan regulasi, melainkan dengan inovasi yang tidak relatif tergantung pada protokol, model, dan produk yang diciptakan oleh AS.
Wamen Komdigi Nezar Patria menyamakan pertarungan perusahaan-perusahaan teknologi yang berlomba-lomba menciptakan kecerdasan buatan (AI).
Produsen ponsel seperti Oppo, Huawei dan terbaru Honormengintegrasikan DeepSeek pada perangkat mereka, saat sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia, hingga Italia melerangnya.
Indonesia tidak bisa hanya mengejar negara-negara maju yang lebih dulu mengembangkan AI. Indonesia harus menemukan keunggulan strategisnya sendiri dalam ekosistem AI global.
NVIDIA GPU Technology Conference (GTC) 2025 pada 17-21 Maret 2025 di AS memperkenalkan solusi AI yang dikembangkan menggunakan GPU Merdeka.
SEMESTA AI berupaya memberdayakan startup untuk mempercepat inovasi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence yang berdampak luas bagi industri nasional.
Boeing dikatakan sudah menyiapkan pendanaan untuk hal ini. Bahkan mereka siap memberikan beasiswa untuk meningkatkan minat talenta sumber daya manusia di Indonesia
Mengenal Sosok Liang Wenfeng: Otak Brilian di Balik DeepSeek AI
Saham Nvidia (NVDA) naik sebanyak 2.6% sebelum pasar pada hari Selasa (28/1) setelah sebelumnya mengalami kerugian sebesar $600 miliar akibat harga saham anjlok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved