Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
NASA tengah menguji penyebab kerusakan bahan pelindung panas ablatif pada pelindung panas pesawat Orion dalam misi Artemis 1 saat memasuki kembali atmosfer Bumi pada 11 Desember 2022. Pesawat luar angkasa Orion berhasil mendarat di Samudra Pasifik setelah menjalani misi selama 25,5 hari.
Selama perjalanan kembali dengan kecepatan tinggi dari jarak bulan, sistem pelindung panas pada modul awak Orion harus menahan suhu ekstrem untuk melindungi awak di dalamnya. Dengan diameter 16,5 kaki, pelindung panas Orion adalah yang terbesar dari jenisnya yang dirancang untuk membawa astronot.
Analisis pasca-penerbangan pelindung panas Artemis 1, NASA menemukan lebih dari 100 lokasi di mana bahan pelindung panas ablatif terlepas selama proses masuk kembali yang cepat. Penyelidikan penyebab utama selesai musim panas lalu, kata Lori Glaze, Deputi Administrator Asosiasi NASA untuk Direktorat Misi Pengembangan Sistem Eksplorasi.
Glaze tidak menyebutkan penyebab utama yang ditemukan. Namun, ia mengatakan pengujian tambahan masih berlangsung sebelum penentuan akhir dibuat. Pengujian ini akan selesai pada akhir November dan kemudian akan disampaikan kepada Kepala NASA, Bill Nelson, untuk keputusan akhir.
NASA terus mempersiapkan perangkat keras Artemis 2 yang akan membawa empat awak untuk mengorbit di luar bulan. Mereka akan kembali ke Bumi usai misi 10 hari. Direncanakan keberangkatan itu paling cepat dilakukan September 2025.
Pada Mei tahun ini, Kantor Inspektur Jenderal (OIG) NASA menerbitkan laporan berjudul “Kesiapan NASA untuk Misi Berawak Artemis II ke Orbit Bulan,” yang menyoroti masalah ini dan isu lainnya sebelum mengirim kru manusia pertama ke bulan sejak misi Apollo 17 pada tahun 1972. Laporan tersebut merekomendasikan agar penyebab kerusakan bahan pelindung panas Orion benar-benar dipahami sebelum peluncuran Artemis 2.
Pelindung panas menggunakan bahan ablatif bernama Avcoat yang sama dengan misi Apollo. Namun, proses pembuatannya telah diubah oleh Lockheed Martin, yang merancang sistem pelindung panas Orion. Alih-alih mengisi 300.000 sel honeycomb satu per satu dengan bahan ablatif, sekarang Avcoat dibuat dalam blok-blok yang lebih sedikit dan ditempatkan di atas lapisan serat karbon pada pelindung panas, yang menghemat waktu sekitar seperempat dari proses sebelumnya.
Saat masalah pelindung panas pertama kali muncul, NASA menjelaskan selama inspeksi pasca-penerbangan Artemis 1, para insinyur mengamati variasi pada bahan Avcoat di pelindung panas Orion. Beberapa area bahan yang hangus terlepas lebih banyak dari yang diprediksi oleh model komputer dan pengujian darat, dan ada lebih banyak bahan yang terlepas selama masuk kembali dibandingkan perkiraan.
Pihak NASA menambahkan meski beberapa potongan bahan terlepas, suhu di dalam kabin tetap pada tingkat yang diharapkan, sehingga awak akan tetap aman jika berada di dalam pesawat.
Pihak NASA Orion juga menyatakan mereka akan terus memastikan pelindung panas yang optimal bagi penerbangan berawak di masa depan. NASA berjanji akan memberikan pembaruan setelah investigasi selesai dan rencana tindak lanjut telah diputuskan. (space/Z-3)
Laporan tahunan ASAP memuji kemajuan yang dicapai NASA, juga mengingatkan tentang tantangan keselamatan terkait misi-misi besar, termasuk Artemis.
Program Artemis NASA bertujuan mendaratkan perempuan pertama dan orang kulit berwarna pertama di Bulan sekaligus membangun eksplorasi berkelanjutan sebagai fondasi misi ke Mars.
Intuitive Machines memperkenalkan Moon RACER, kendaraan luar angkasa inovatif yang dirancang untuk mendukung eksplorasi Bulan dalam program Artemis NASA.
Rumah mode Prada bekerja sama dengan perusahaan luar angkasa Axiom Space memperkenalkan desain pakaian luar angkasa yang akan digunakan dalam misi Artemis III NASA.
NASA akan mengirim kembali manusia ke bulan melalui program Artemis pada 2026. Peneliti di MIT saat ini kembangkan "SuperLimbs," lengan robot yang dapat membantu astronot bangun dari jatuh.
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Penelitian ilmiah memprediksi atmosfer Bumi akan mengalami penurunan oksigen drastis dalam satu miliar tahun akibat gangguan fotosintesis dan evolusi Matahari.
Penelitian terbaru mengungkap planet Trappist-1e yang sempat dianggap layak huni tengah kehilangan atmosfernya akibat pemanasan ekstrem dari arus listrik orbitnya.
Ilmuwan Eropa mengejar reentry satelit Salsa untuk mengungkap proses pembakaran di atmosfer. Temuan ini mengungkap ancaman polusi aluminium dari satelit terhadap ozon dan iklim Bumi.
Para kimiawan dari Universitas Stanford mengembangkan metode praktis dan berbiaya rendah untuk secara permanen menghilangkan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.
Di Bumi, kita terbiasa dengan langit biru cerah di dunia kita. Setiap planet di tata surya kita memiliki warna langit yang unik, namun beberapa di antaranya mirip satu sama lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved