Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PADA Sabtu (12/10), Bumi akan disuguhkan pemandangan langka saat Komet C2023 A3 Tsuchinshan-Atlas melintas dalam jarak 44 juta mil dari planet ini.
Menurut NASA, komet tersebut meninggalkan jejak debu dan gas yang bisa terlihat jelas dengan mata telanjang.
Komet yang baru ditemukan pada tahun lalu tersebut diperkirakan tidak akan kembali ke Bumi selama sekitar 80.000 tahun. Ini menjadikannya peristiwa yang sangat langka dalam sejarah pengamatan astronomi.
Baca juga : Komet Sebesar Tiga Kali Gunung Everest Mengarah ke Bumi
Komet Tsuchinshan-Atlas memiliki diameter sekitar dua mil dan ekornya yang panjang memanjang hingga jutaan mil.
NASA menjelaskan komet tersebut terbentuk dari Awan Oort, yang merupakan cangkang besar yang mengelilingi tata surya kita.
Awan Oort diyakini sebagai tempat asal banyak komet yang memasuki tata surya bagian dalam, dan komet Tsuchinshan-Atlas adalah salah satu dari mereka yang berhasil mencapai bagian dalam tata surya ini.
Baca juga : Amerika Serikat Minta NASA Ciptakan Standar Waktu Bulan, Apa Tujuannya?
kepala Kantor Lingkungan Meteoroid NASA di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall di Huntsville, Alabama, Bill Cooke, mengatakan komet ini akan tampak seperti bola api di langit. Namun, tidak seperti meteor yang melesat dengan cepat, komet ini akan bergerak perlahan di langit malam.
"Komet ini tidak akan melesat melintasi langit seperti meteor , Ia akan tampak menggantung di langit, perlahan berubah posisi dari malam ke malam." kata Cooke, dilansir dari laman CNN, Sabtu (12/10).
Bagi Anda yang ingin menyaksikannya, Cooke menyarankan untuk menggunakan teropong guna mendapatkan pemandangan yang lebih jelas dan menakjubkan.
Baca juga : Temuan Terbaru Teleskop James Webb Perkuat Harapan Adanya Kehidupan di Europa
Meskipun bisa dilihat dengan mata telanjang, penggunaan alat bantu akan membuat detailnya terlihat lebih mencengangkan.
Komet ini pertama kali ditemukan oleh dua pengamatan besar, yaitu Observatorium Purple Mountain di Tiongkok dan teleskop Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) yang berbasis di Afrika Selatan.
Kedua pengamatan itu memainkan peran penting dalam mendeteksi benda langit baru yang berpotensi mendekati Bumi, termasuk komet-komet langka seperti Tsuchinshan-Atlas.
Baca juga : Teleskop Hubble Rekam Benturan Tiga Galaksi
Fenomena komet terang seperti ini sangat jarang terjadi, terutama komet-komet yang baru memasuki tata surya bagian dalam. Komet terang sangat langka ini biasanya merupakan pendatang baru di tata surya bagian dalam.
Komet yang baru datang dari Awan Oort biasanya menawarkan pertunjukan visual yang spektakuler, karena materi-materi yang terbawa dari luar tata surya sering-kali sangat mudah terlihat dari Bumi.
Komet Tsuchinshan-Atlas menawarkan kesempatan bagi para pengamat langit untuk menyaksikan salah satu keindahan kosmis yang jarang terlihat.
Meskipun melintasi jarak yang sangat jauh, kehadiran komet ini akan tetap terlihat dan mengundang rasa kagum bagi siapa saja yang melihatnya. Bagi mereka yang memiliki peralatan seperti teleskop atau kamera astronomi, ini adalah kesempatan emas untuk menangkap gambar spektakuler dari komet ini.
Komet ini hanya akan mendekati Bumi sekali dalam ribuan tahun, jadi peristiwa ini sangat sayang untuk dilewatkan. (Z-1)
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Luar angkasa masih terlihat gelap, padahal ada miliaran bintang yang bersinar. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
LUAR angkasa menjadi salah satu simbol imajinasi yang tanpa batas sekaligus mengajak kita untuk bermimpi lebih tinggi.
Katy Perry mengungkapkan penerbangannya ke luar angkasa bersama Blue Origin pada 14 April 2025 telah menjadi pengalaman yang sangat emosional dan transformatif.
Setelah kembali dari misi luar angkasa bersejarah bersama kru perempuan pertama Blue Origin, Gayle King dan Lauren Sánchez buka suara menanggapi kritik.
Pengamatan terbaru teleskop ALMA di Cile mengungkap detail luar biasa dari "tornado luar angkasa" yang berputar di sekitar lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti.
Peneliti ETH Zurich berhasil memecahkan misteri zona D'' di kedalaman 3.000 km bawah Bumi.
Terdapat 14.904 satelit yang mengorbit Bumi, 60% didominasi Starlink.
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Wahana antariksa Kosmos 482 milik Uni Soviet jatuh ke Bumi pada 10 Mei 2025 setelah lebih dari 50 tahun mengorbit.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
Sebuah perhitungan ilmiah yang mengejutkan mengungkapkan bahwa jika Bumi dapat dijual, harganya bisa mencapai angka US$5 kuadriliun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved