Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PADA Sabtu (12/10), Bumi akan disuguhkan pemandangan langka saat Komet C2023 A3 Tsuchinshan-Atlas melintas dalam jarak 44 juta mil dari planet ini.
Menurut NASA, komet tersebut meninggalkan jejak debu dan gas yang bisa terlihat jelas dengan mata telanjang.
Komet yang baru ditemukan pada tahun lalu tersebut diperkirakan tidak akan kembali ke Bumi selama sekitar 80.000 tahun. Ini menjadikannya peristiwa yang sangat langka dalam sejarah pengamatan astronomi.
Baca juga : Komet Sebesar Tiga Kali Gunung Everest Mengarah ke Bumi
Komet Tsuchinshan-Atlas memiliki diameter sekitar dua mil dan ekornya yang panjang memanjang hingga jutaan mil.
NASA menjelaskan komet tersebut terbentuk dari Awan Oort, yang merupakan cangkang besar yang mengelilingi tata surya kita.
Awan Oort diyakini sebagai tempat asal banyak komet yang memasuki tata surya bagian dalam, dan komet Tsuchinshan-Atlas adalah salah satu dari mereka yang berhasil mencapai bagian dalam tata surya ini.
Baca juga : Amerika Serikat Minta NASA Ciptakan Standar Waktu Bulan, Apa Tujuannya?
kepala Kantor Lingkungan Meteoroid NASA di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall di Huntsville, Alabama, Bill Cooke, mengatakan komet ini akan tampak seperti bola api di langit. Namun, tidak seperti meteor yang melesat dengan cepat, komet ini akan bergerak perlahan di langit malam.
"Komet ini tidak akan melesat melintasi langit seperti meteor , Ia akan tampak menggantung di langit, perlahan berubah posisi dari malam ke malam." kata Cooke, dilansir dari laman CNN, Sabtu (12/10).
Bagi Anda yang ingin menyaksikannya, Cooke menyarankan untuk menggunakan teropong guna mendapatkan pemandangan yang lebih jelas dan menakjubkan.
Baca juga : Temuan Terbaru Teleskop James Webb Perkuat Harapan Adanya Kehidupan di Europa
Meskipun bisa dilihat dengan mata telanjang, penggunaan alat bantu akan membuat detailnya terlihat lebih mencengangkan.
Komet ini pertama kali ditemukan oleh dua pengamatan besar, yaitu Observatorium Purple Mountain di Tiongkok dan teleskop Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) yang berbasis di Afrika Selatan.
Kedua pengamatan itu memainkan peran penting dalam mendeteksi benda langit baru yang berpotensi mendekati Bumi, termasuk komet-komet langka seperti Tsuchinshan-Atlas.
Baca juga : Teleskop Hubble Rekam Benturan Tiga Galaksi
Fenomena komet terang seperti ini sangat jarang terjadi, terutama komet-komet yang baru memasuki tata surya bagian dalam. Komet terang sangat langka ini biasanya merupakan pendatang baru di tata surya bagian dalam.
Komet yang baru datang dari Awan Oort biasanya menawarkan pertunjukan visual yang spektakuler, karena materi-materi yang terbawa dari luar tata surya sering-kali sangat mudah terlihat dari Bumi.
Komet Tsuchinshan-Atlas menawarkan kesempatan bagi para pengamat langit untuk menyaksikan salah satu keindahan kosmis yang jarang terlihat.
Meskipun melintasi jarak yang sangat jauh, kehadiran komet ini akan tetap terlihat dan mengundang rasa kagum bagi siapa saja yang melihatnya. Bagi mereka yang memiliki peralatan seperti teleskop atau kamera astronomi, ini adalah kesempatan emas untuk menangkap gambar spektakuler dari komet ini.
Komet ini hanya akan mendekati Bumi sekali dalam ribuan tahun, jadi peristiwa ini sangat sayang untuk dilewatkan. (Z-1)
Manusia telah menciptakan bangunan-bangunan menakjubkan, dan beberapa di antaranya bahkan dapat terlihat dari luar angkasa. Lalu, bangunan apa saja yang dimaksud? Berikut kami rangkum.
Menurut NASA, tugas utama misi ini untuk mengebor sedalam 2 meter di bawah permukaan bulan dan mengumpulkan sekitar 2 kilogram batuan serta puing-puing lainnya untuk dibawa kembali ke bumi.
Tujuan dari misi terbaru ini adalah mengumpulkan batuan dan tanah di Bulan untuk membantu para ilmuan mempelajari tentang asal-usul bulan, formasi, dan aktivitas vulkanik di permukaannya.
“Kapsul yang membawa sampel yang dikumpulkan pesawat luar angkasa Chang'e-5 mendarat di wilayah Mongolia, utara Tiongkok.”
Masalah datang setelah Starship membalikkan hidungnya ke atas lagi untuk memulai urutan pendaratannya.
Pesawat luar angkasa yang diluncurkan pada Juli lalu diperkirakan akan memasuki orbit Mars pada 10 Februari mendatang.
Gerakan ini pertama kali diinisiasi oleh lembaga non profit yang bergerak di sektor pelestarian lingkungan World Wide Fund (WWF) di Sydney, Australia pada 2007 silam
Hal tersebut disampaikan Anies saat menjadi pembicara dalam forum internasional Climate Heroes yang diselenggarakan secara daring oleh FPCI dan Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Badan Antariksa Tiongkok juga menjelaskan titik koordinat jatuhnya puing roket Long March-5B di perairan Samudera Hindia dekat Maladewa.
Sebuah asteroid besar, yang ukurannya sebanding dengan gedung tertinggi di Bumi, sedang menuju planet ini pada pertengahan Desember, seperti yang dicatat oleh pelacak asteroid NASA.
Ratusan orang melakukan aksi unjuk rasa menentang KTT APEC. Mereka meminta APEC mengutamakan manusia dan bumi dibandingkan bisnis.
Korut telah meluncurkan satelit pengintai bernama Malligyong-1 dengan roket jenis baru Chollima-1 dari lokasi peluncuran di Tongchang-ri di pantai barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved