Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
NASA mengumumkan, Rabu (13/8), empat satelit dalam misi terbarunya, Polarimeter to Unify the Corona and Heliosphere (PUNCH), telah berhasil menempati posisi orbit yang direncanakan di sekitar Bumi. Keempatnya ditempatkan di garis pemisah siang-malam Bumi untuk mendapatkan pandangan terus-menerus ke arah Matahari.
Misi PUNCH bertujuan mempelajari angin matahari, aliran partikel bermuatan yang melesat dari korona Matahari dengan kecepatan hingga 1,6 juta km/jam. Meski diketahui berasal dari korona, titik pasti pembentukannya masih menjadi misteri.
Empat satelit berukuran seperti koper ini terdiri dari tiga wide-field imager (WFI) dan satu near-field imager (NFI). Instrumen ini bekerja bersama untuk mengamati berbagai bagian angin matahari, mulai dari wilayah terang dekat Matahari hingga area redup yang lebih jauh.
“Kami ingin mengukur angin matahari secara global dan hampir real-time,” kata peneliti utama PUNCH, Craig DeForest dari Southwest Research Institute. “Karena Bumi bisa menghalangi pandangan satu satelit, kami menempatkan mereka mengelilingi planet agar dapat mengamati semua arah sekaligus.”
PUNCH diharapkan dapat menjelaskan keterkaitan antara korona Matahari dan heliosfer. Heliosfer ialah gelembung raksasa partikel yang mengelilingi tata surya dan menjadi perisai terhadap radiasi antarbintang.
Misi ini mencapai tonggak penting pada 18 April lalu saat mengirimkan citra “first light” yang membuktikan seluruh instrumen berfungsi sesuai rencana. Data tersebut kini hampir selesai diproses menjadi mosaik besar. Dengan formasi orbit yang sudah sempurna, para ilmuwan berharap segera mendapatkan petunjuk awal untuk memecahkan misteri asal-usul angin matahari. (Spacce/Z-2)
NASA akan meluncurkan dua misi luar angkasa besar pada 2 Maret 2025, yaitu PUNCH dan SPHEREx.
NASA akan meluncurkan misi PUNCH pada 27 Februari 2025 untuk memecahkan misteri terkait matahari, khususnya bagaimana corona menjadi heliosfer dan menciptakan angin surya.
Misi Lunar Trailblazer NASA yang bertujuan memetakan air di Bulan berakhir setelah kehilangan kontak sehari pasca peluncuran.
Dalam studi yang dipublikasikan pada 30 Juli di jurnal Science Advances, para ahli geofisika meneliti lokasi pendaratan Apollo 17 di lembah Taurus-Littrow di Bulan.
NASA mempercepat rencananya untuk membangun reaktor nuklir bertenaga 100 kilowatt di Bulan pada 2030.
Pelajari tentang Teleskop James Webb, teleskop terbesar dan terkuat yang dikembangkan NASA.
Klaim Bumi gelap total 2 Agustus 2025 terbukti hoaks. Simak fakta ilmiah, klarifikasi NASA, dan jadwal gerhana matahari yang sebenarnya terjadi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved