Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Penemuan objek antarbintang 3I/ATLAS memunculkan kembali spekulasi kontroversial: mungkinkah ini bukan sekadar komet, melainkan teknologi luar angkasa yang disamarkan oleh peradaban asing?
Sebuah makalah pra-cetak yang ditulis oleh tiga peneliti, termasuk Avi Loeb dari Universitas Harvard, menyebut bahwa 3I/ATLAS mungkin merupakan artefak teknologi asing yang “berpotensi bersifat bermusuhan.”
Meski belum ditinjau oleh rekan sejawat dan tak menyertakan bukti konkret, makalah ini mengangkat kembali argumen serupa yang pernah dilontarkan mengenai objek 'Oumuamua pada tahun 2017.
Namun, mayoritas ilmuwan menyebut klaim tersebut tidak rasional dan mengganggu proses ilmiah yang serius. Sejauh ini, semua bukti menunjukkan bahwa 3I/ATLAS adalah objek alami.
Objek ini ditemukan pada 1 Juli 2025. Ia melaju menuju Matahari dengan kecepatan sekitar 210 ribu kilometer per jam dan segera dikenali sebagai objek antarbintang. Pengamatan awal menunjukkan bahwa ia dikelilingi oleh awan gas, debu, dan es—ciri khas dari sebuah komet—dengan lebar mencapai 24 kilometer.
Model simulasi memperkirakan bahwa usianya bisa 3 miliar tahun lebih tua dari tata surya, menjadikannya salah satu komet tertua yang pernah diamati.
Makalah yang diajukan ke arXiv menyebutkan bahwa karakteristik orbit 3I/ATLAS yang tidak biasa dapat mengindikasikan tujuan buatan. Penulis berteori bahwa jalur objek yang mendekati tiga planet—Jupiter, Mars, dan Venus—bisa digunakan oleh entitas asing untuk menempatkan instrumen pengawasan.
Mereka juga mencatat bahwa 3I/ATLAS akan berada di sisi Matahari yang berlawanan dari Bumi saat mencapai titik terdekatnya, yang disebut sebagai kemungkinan strategi untuk menghindari deteksi teleskopik.
Kecepatan ekstrem objek ini juga dinilai menyulitkan upaya pelacakan dan pencegatan, yang oleh penulis diasumsikan sebagai keuntungan strategis bagi pengamat asing. Namun, semua ini masih bersifat spekulatif tanpa bukti nyata.
Sebagian besar astronom sepakat bahwa 3I/ATLAS adalah komet biasa dari sistem bintang lain. Darryl Seligman dari Michigan State University dan Samantha Lawler dari Universitas Regina menyatakan bahwa objek ini menunjukkan tanda-tanda klasik aktivitas komet dan tidak ada yang menunjukkan sifat buatan.
Ketidakhadiran senyawa volatil dalam pengamatan awal dianggap wajar, mengingat jaraknya yang masih cukup jauh dari Matahari. Senyawa ini kemungkinan akan terlihat dalam beberapa minggu mendatang.
Avi Loeb sendiri mengakui bahwa hipotesis alien tidak mungkin benar, namun tetap menyatakan bahwa skenario seperti ini layak dijadikan eksperimen pemikiran.
Banyak ilmuwan merasa bahwa publikasi seperti ini justru mengalihkan perhatian dari riset serius dan kolaboratif yang tengah berlangsung. Chris Lintott dari Universitas Oxford menyebut klaim bahwa 3I/ATLAS adalah buatan sebagai sesuatu yang mengganggu dan tidak menghargai kerja keras komunitas ilmiah.
Samantha Lawler menambahkan bahwa klaim luar biasa semacam ini tidak didukung oleh bukti yang luar biasa, dan bahwa makalah tersebut tampak lebih sebagai provokasi daripada kontribusi ilmiah yang valid.
Walaupun pendekatan terbuka terhadap hipotesis baru tetap penting, mayoritas ilmuwan menegaskan bahwa tidak ada bukti kuat yang mendukung dugaan bahwa 3I/ATLAS adalah pesawat luar angkasa tersembunyi. Untuk saat ini, ia tetap diklasifikasikan sebagai komet antarbintang alami—meskipun terus dipantau secara intensif oleh para astronom di seluruh dunia. (Live Science/Z-10)
Penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini tidak hanya soal kecepatan dan efisiensi, tetapi juga bagaimana teknologi ini mampu memahami manusia.
Perkuat Pasar Indonesia, Cognex Hadirkan Pusat Layanan & Demo Teknologi di Bekasi
Teknologi artificial intelligence (AI) dan cloud computing kini menjadi kekuatan utama dalam mendorong pertumbuhan bisnis digital di Indonesia.
HIFU Linear Z merupakan salah satu metode perawatan kecantikan noninvasif yang populer, menggunakan gelombang ultrasound berenergi tinggi untuk menjangkau lapisan kulit tertentu.
Program SisBerdaya dan DisBerdaya ini menjadi salah satu implementasi nyata dari komitmen tersebut, sekaligus strategi menjembatani kesenjangan digital di kalangan pelaku UMKM perempuan.
PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) atau Sspace terus merealisasikan ekspansi bisnis ke segmen event and exhibition. Itu dilakukan melalui tranformasi Sspace Musik dari TV Kereta ke ruang publik.
Mengapa luar angkasa hampa udara? Temukan penjelasan ilmiah tentang kondisi vakum di luar angkasa, efek gravitasi, dan ekspansi alam semesta dalam artikel lengkap ini.
Sinyal radio tak biasa yang muncul dari bawah es Antartika tengah membingungkan para ilmuwan fisika partikel. Temuan ini berasal dari pengamatan Antarctic Impulsive Transient Antenna (ANITA)
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Luar angkasa masih terlihat gelap, padahal ada miliaran bintang yang bersinar. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
LUAR angkasa menjadi salah satu simbol imajinasi yang tanpa batas sekaligus mengajak kita untuk bermimpi lebih tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved