Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Teleskop Hubble Rekam Benturan Tiga Galaksi

Devi Harahap
21/2/2023 23:41
Teleskop Hubble Rekam Benturan Tiga Galaksi
Tiga galaksi dalam konstelasi Bootes yang akan berbenturan dan menyatu.(NASA/ESW/Space.com)

Teleskop luar angkasa Hubble milik NASA mengabadikan proses 'benturan' tiga galaksi di konstelasi Bootes yang kelak akan bergabung menjadi satu galaksi terang yang sangat besar. 

Dilansir dari Space pada Selasa (21/2), kejadian tabrakan tiga galaksi ini terbilang langka, khususnya karena masing-masing galaksi tengah berproses melahirkan bintang-bintang baru.

Gambar dari Hubble  menunjukkan tiga galaksi, yang secara kolektif dikenal sebagai SDSSCGB 10189. Penyatuan akan terjadi ketika tiga galaksi secara perlahan saling menarik satu sama lain hingga akhirnya mereka berdekatan, lalu mereka saling merobek satu sama lain akibat tarikan gaya gravitasi masing-masing galaksi. Bentuk galaksi sudah terdistorsi dan untaian gas dan debu terlihat menghubungkannya. 

Gambar SDSSCGB 10189 berisi tiga galaksi besar pembentuk bintang hanya berjarak 50.000 tahun cahaya satu sama lain. Meskipun ini mungkin tampak seperti jarak yang sangat jauh dan tidak banyak menyebabkan bahaya, dalam istilah kosmik, sebenarnya jarak itu relatif sangat dekat. 

Sebagai pembanding, Andromeda yang merupakan galaksi terdekat dengan galaksi kita, Bima Sakti, sebenarnya berjarak lebih dari 2,5 juta tahun cahaya dari Matahari yang merupakan pusat Bima Sakti. 

Gambar baru dari teleskop luar angkasa Hubble yang menunjukkan proses tabrakan dan gabungan tiga galaksi itu merupakan bagian dari penyelidikan tentang asal-usul galaksi terbesar dan paling masif di alam semesta yang disebut Brightest Cluster Galaxies (BCGs).

Pembentukan BCG dimulai saat galaksi besar menelan galaksi yang lebih kecil atau ketika galaksi kaya gas, seperti trio galaksi ini bertabrakan dan bergabung. Gugus galaksi semacam itu dapat digunakan untuk melacak pembentukan gugus galaksi, yang merupakan struktur kosmik sangat besar terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan galaksi.

Meksipun masih ada perdebatan terkait BCG dan kapan terbentuknya alam semesta mereka terbentuk dalam 13,8 miliar tahun lalu, akan tetapi beberapa astronom berpendapat bahwa galaksi terang masif ini terbentuk pada zaman awal alam semesta ketika usianya sekitar 19 persen dari usianya saat ini.

Para astronom berharap, BCG bisa memberikan petunjuk tentang evolusi mengenai "jaring kosmik" yakni sebuah struktur rumpun dan filamen materi kusut yang dibentuk oleh materi gelap dan menghubungkan galaksi individu dalam sebuah gugus.

Sementara itu, astronom lain berspekulasi bahwa BCG masih terbentuk dan berkembang hingga saat ini. Penggabungan SDSSCGB 10189 dapat menghasilkan kelahiran BCG. Parastronom juga berkeyakinan proses penggabungan ini bisa mengungkap misteri terbentuknya galaksi yang terang dan masif tersebut. (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya