Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Teleskop luar angkasa Hubble milik NASA mengabadikan proses 'benturan' tiga galaksi di konstelasi Bootes yang kelak akan bergabung menjadi satu galaksi terang yang sangat besar.
Dilansir dari Space pada Selasa (21/2), kejadian tabrakan tiga galaksi ini terbilang langka, khususnya karena masing-masing galaksi tengah berproses melahirkan bintang-bintang baru.
Gambar dari Hubble menunjukkan tiga galaksi, yang secara kolektif dikenal sebagai SDSSCGB 10189. Penyatuan akan terjadi ketika tiga galaksi secara perlahan saling menarik satu sama lain hingga akhirnya mereka berdekatan, lalu mereka saling merobek satu sama lain akibat tarikan gaya gravitasi masing-masing galaksi. Bentuk galaksi sudah terdistorsi dan untaian gas dan debu terlihat menghubungkannya.
Gambar SDSSCGB 10189 berisi tiga galaksi besar pembentuk bintang hanya berjarak 50.000 tahun cahaya satu sama lain. Meskipun ini mungkin tampak seperti jarak yang sangat jauh dan tidak banyak menyebabkan bahaya, dalam istilah kosmik, sebenarnya jarak itu relatif sangat dekat.
Sebagai pembanding, Andromeda yang merupakan galaksi terdekat dengan galaksi kita, Bima Sakti, sebenarnya berjarak lebih dari 2,5 juta tahun cahaya dari Matahari yang merupakan pusat Bima Sakti.
Gambar baru dari teleskop luar angkasa Hubble yang menunjukkan proses tabrakan dan gabungan tiga galaksi itu merupakan bagian dari penyelidikan tentang asal-usul galaksi terbesar dan paling masif di alam semesta yang disebut Brightest Cluster Galaxies (BCGs).
Pembentukan BCG dimulai saat galaksi besar menelan galaksi yang lebih kecil atau ketika galaksi kaya gas, seperti trio galaksi ini bertabrakan dan bergabung. Gugus galaksi semacam itu dapat digunakan untuk melacak pembentukan gugus galaksi, yang merupakan struktur kosmik sangat besar terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan galaksi.
Meksipun masih ada perdebatan terkait BCG dan kapan terbentuknya alam semesta mereka terbentuk dalam 13,8 miliar tahun lalu, akan tetapi beberapa astronom berpendapat bahwa galaksi terang masif ini terbentuk pada zaman awal alam semesta ketika usianya sekitar 19 persen dari usianya saat ini.
Para astronom berharap, BCG bisa memberikan petunjuk tentang evolusi mengenai "jaring kosmik" yakni sebuah struktur rumpun dan filamen materi kusut yang dibentuk oleh materi gelap dan menghubungkan galaksi individu dalam sebuah gugus.
Sementara itu, astronom lain berspekulasi bahwa BCG masih terbentuk dan berkembang hingga saat ini. Penggabungan SDSSCGB 10189 dapat menghasilkan kelahiran BCG. Parastronom juga berkeyakinan proses penggabungan ini bisa mengungkap misteri terbentuknya galaksi yang terang dan masif tersebut. (M-2)
Astronom mengamati peristiwa langka AT2024tvd, saat lubang hitam supermasif di luar pusat galaksi menghancurkan bintang.
Observatorium Sinar-X Chandra NASA mendeteksi retakan pada filamen pusat galaksi yang dijuluki “Si Ular”.
Penemuan ini dicapai dengan bantuan Teleskop Subaru dan teknik lensa gravitasi. Teknik ini bekerja ketika cahaya dari objek yang jauh dibelokkan oleh medan gravitasi dari objek masif
Astrofisikawan Ethan Nadler dari University of California, meneliti kemungkinan halo materi gelap "gelap", yaitu gumpalan materi gelap yang tidak pernah membentuk bintang.
Lubang hitam supermasif yang sebelumnya tidak aktif di pusat galaksi SDSS1335+0728, mendadak menjadi aktif dengan semburan sinar-X luar biasa kuat dan panjang.
Tim peneliti dari Universitas Warwick menemukan sepasang bintang katai putih yang langka dan padat, yang diprediksi akan bertabrakan dalam 23 miliar tahun.
Galaksi spiral IC 3225, yang berjarak 100 juta tahun cahaya dari Bumi dan merupakan bagian dari Gugus Virgo, menampilkan bentuk ekor gas yang unik akibat tekanan ram.
Sebuah model baru yang dikembangkan ilmuwan menyarankan energi gelap awal dapat menjadi kunci untuk memecahkan dua masalah utama dalam kosmologi.
Tim peneliti internasional yang dipimpin ilmuwan dari Universitas Stockholm berhasil mengidentifikasi lebih banyak lubang hitam di alam semesta awal dengan teleskop Hubble milik NASA.
Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA/ESA berhasil menangkap gambar galaksi spiral IC 4709 yang terletak 240 juta tahun cahaya dari Bumi.
Teleskop Hubble menangkap citra galaksi spiral NGC 5668, yang terletak sekitar 90 juta tahun cahaya di rasi bintang Virgo.
Karbon dioksida yang terdeteksi di salah satu bulan Jupiter itu, pada lautan luas di bawah cangkang esnya, memperkuat harapan bahwa air yang tersembunyi tersebut dapat menampung kehidupan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved