Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Para Pakar Ungkap Kunci Sukses Pengembangan Web3 di Indonesia

Basuki Eka Purnama
26/8/2024 11:16
Para Pakar Ungkap Kunci Sukses Pengembangan Web3 di Indonesia
BUIDLRS Web3 Sunset Gathering(MI/HO)

PINTU, aplikasi crypto all-in-one merayakan kembali ajang perhelatan festival crypto terbesar di Indonesia, Coinfest Asia 2024. Di tengah meriahnya kegiatan Coinfest Asia, Pintu kembali menghadirkan BUIDLRS Web3 Sunset Gathering bertemakan “Unleashing Southeast Asia Web3 Potential”. 

Acara yang diselenggarakan di Valle Bali, Canggu, merupakan hasil kolaborasi Pintu bersama dengan AWS Startups dan Saison Capital. Dalam BUIDLRS kali ini, tiga pakar membagikan pandangannya tentang perkembangan Web3. 

Partner dari Saison Capital Qin En Looi mengungkapkan, “Industri Web3 di Asia punya potensi yang lebih besar khususnya yang bergerak di institusi finansial karena didukung lingkungan yang lebih baik. Selain itu, banyak lembaga-lembaga hingga pemerintahan di Asia sudah bereksperimen dengan teknologi blockchain untuk menghadirkan berbagai solusi." 

Baca juga : Ini Perbedaan Bitcoin dengan Skema Piramida

"Saya sudah berbicara dengan banyak sekali developer Web3 dan saya menilai bagaimana developer Web3 ini dapat menjangkau masyarakat luas. Saya pikir caranya sangat sederhana seperti mendorong interaksi pengguna untuk bisa memiliki dompet crypto dengan banyak opsi seperti login melalui sosial media atau email. Selain itu bagaimana juga User Interface (UI) & User Experience (UX) yang membuatnya lebih mudah diakses. Menurut saya developer Web3 berhenti malas dan harus terus berinovasi,” lanjutnya.

Co-founder & CEO Copra Labs Brian Limiardi mengatakan, “Jika melihat negara Asia Tenggara lain seperti Thailand atau Vietnam, meski mereka punya komunitas developer dan ukuran pasar yang lebih kecil, para founders mampu mengatasi tantangan dengan lebih baik dan terus berkembang. Pasar Web3 di Indonesia mungkin punya persaingan yang lebih ketat karena Indonesia punya ruang Web2 yang sangat besar dan lebih dinamis." 

"Untuk mendorong pasar Web3 tumbuh, bagi saya katalis utamanya adalah kembalinya sektor Decentralized Finance (DeFi). Mungkin dalam siklus ini banyak narasi baru yang muncul, namun tetap banyak orang menyadari bahwa DeFi ada di lapisan aplikasi dari infrastruktur yang benar-benar jelas,” imbuhnya.

Baca juga : Mengenal Pola Grafik Kripto

Co-Founder Magnify Cash Tytan.eth (Ty Blackcard) menilai pasar Web3 di Asia punya daya tarik tersendiri 

“Jika kita melihat pasar seperti Amerika Serikat dan Kanada, orang-orang di sana sudah sangat tahu tentang crypto. Tantangannya bukan lagi soal kesadaran, tetapi lebih kepada hambatan edukasi yang membutuhkan waktu. Sementara itu, di Asia, khususnya di Indonesia, kita berada di tahap paparan pertama kali terhadap crypto. Meskipun secara volume transaksi belum besar, namun volumenya sendiri sangat menarik untuk diperhatikan," ujarnya. 

"Selain itu, kolaborasi juga terasa lebih mudah diakses dan energinya lebih bebas mengalir dibandingkan dengan pasar Barat. Jadi, banyak energi, uang, dan perhatian yang bergerak ke arah ini,” tambah Tytan.eth.

Melansir laporan dari Emergen Research, pasar Web3 Asia Tenggara diproyeksikan bernilai US$6,4 miliar pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 50,2%. Berdasarkan data dari Chainalysis, dari segi adopsi crypto, Indonesia menempati posisi ke-7 di indeks crypto dunia. 

“Kami optimistis, pasar Web3 semakin tumbuh pesat di Indonesia dengan tersedianya infrastruktur yang dapat menjembatani investor crypto dalam negeri untuk berinvestasi, trading, dan juga berselancar ke dunia Web3 yang semuanya dapat dilakukan melalui satu aplikasi PINTU. Kami juga yakin developer di Indonesia tidak hanya bertumbuh dari segi jumlah, namun mampu menghadirkan inovasi berskala global,” tutup Head of Community PINTU Jonathan Hartono. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya