Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BADAN antariksa Jepang mengirimkan misi Hayabusa2 ke asteroid Ryugu pada 2018 silam. Sebagai bagian dari misinya, pesawat ruang angkasa tersebut menambang material dari permukaan asteroid, mengemasnya, dan mengembalikannya ke Bumi.
Dua tahun kemudian, sampel tersebut mendarat di Gurun Australia Barat.
Sampel tersebut berisi sampel paling murni dari asteroid kaya karbon yang pernah diperoleh.
Baca juga : Ini yang Dicari Ilmuwan saat Gerhana Matahari Total di AS
Dikutip melalui Discovery, para ilmuwan segera mulai mempelajari material ini, menggunakan petunjuk kimianya untuk membantu memahami sejarah tata surya.
Sekarang hasil pertama sudah keluar dan sepertinya Ryugu mungkin lebih tua dari Matahari itu sendiri.
Petunjuk pertama adalah bahwa Ryugu sangat kaya akan karbon dan bahan organik sehingga sepertinya tidak pernah terkena suhu tinggi.
Baca juga : Astronom Temukan Lubang Hitam Purba Tertua, Berusia Miliaran Tahun
Artinya Ryugu awalnya terbentuk di pinggiran tata surya, setidaknya di luar orbit Jupiter. Jika jaraknya lebih dekat, Matahari akan melelehkan sebagiannya dan mengubah komposisi kimianya.
Ryugu adalah asteroid berkarbon, jenis asteroid yang membentuk 75% asteroid yang ditemukan di tata surya, menurut NASA.
Asteroid ini pada dasarnya adalah puing-puing yang tertinggal selama pembentukan tata surya, menjadikannya jendela yang menarik untuk memahami molekul yang ada sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Baca juga : Asteroid Adalah: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Fungsi
Sebagai bagian dari kolaborasi dengan badan antariksa Jepang, NASA telah menerima sekitar 10 persen sampel Hayabusa2 untuk pengujian, dan penelitian tambahan juga sedang dilakukan di Eropa.
Petunjuk kedua adalah banyak bahan kimia yang ditemukan di Ryugu mengandung air, artinya asteroid tersebut pernah memiliki banyak air es dalam komposisinya.
Sekali lagi, jika Ryugu terbentuk terlalu dekat dengan Matahari, esnya akan menguap, tidak menyisakan air lagi untuk membentuk banyak kombinasi kimia yang menarik.
Baca juga : NASA Ungkap Lebih dari 30.000 Asteroid Berpotensi Menghujani Bumi
Meskipun para astronom telah lama menduga bahwa asteroid seperti Ryugu terbentuk jauh dari Matahari, belum ada cara untuk membuktikan hal ini, karena material asteroid apa pun yang dipelajari harus jatuh melewati atmosfer terlebih dahulu dengan kecepatan puluhan ribu mik per jam.
Proses ini mengubah asteroid sedemikian rupa sehingga sulit untuk mengetahui seperti apa aslinya. Namun dengan Ryugu, para peneliti akhirnya mendapatkan sampel yang bersih.
Semua ini berarti bahwa Ryugu, dan asteroid kaya karbon seperti itu, terbentuk dari cakram material yang berputar mengelilingi Matahari sebelum memicu reaksi fusi dan menjadi bintang.
Faktanya, Ryugu mungkin sudah ada sebelum terbentuknya planet ini.
Namun, tak lama setelah pembentukannya, ia terkena tarikan gravitasi dari Jupiter atau Saturnus, menyebabkan ia dan semua temannya jatuh ke sabuk asteroid, tempat ia bertahan selama miliaran tahun. (Z-10)
Sekitar 48,5 ton (44.000 kilogram) reruntuhan puing-puing dari pembentukan sistem tata surya kita menabrak atmosfer Bumi
Analisis awal terhadap sampel asteroid Bennu yang dikumpulkan oleh misi OSIRIS-REx NASA mengungkapkan keberadaan mineral fosfat magnesium-natrium, yang belum pernah terdeteksi
Sebuah studi mengungkapkan kadal malam berhasil selamat dari hantaman asteroid raksasa, yang memusnahkan dinosaurus 66 juta tahun lalu.
Ilmuwan menemukan tiga asteroid besar tersembunyi di orbit Venus yang berpotensi menghantam Bumi.
Tiongkok meluncurkan wahana antariksa Tianwen 2 di Tiongkok Barat Daya untuk kumpulkan sampel ke asteroid Kamo'oalewa.
Wahana antariksa Lucy milik NASA akan melintasi asteroid Donaldjohanson pada 20 April 2025 dalam misi panjangnya menuju orbit Jupiter.
WAHANA antariksa Gaia milik Badan Antariksa Eropa, yang selama ini telah bertugas memetakan galaksi Bima Sakti, kini telah menyelesaikan fase pengamatan bintangnya.
Pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia dilandasi visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional sehingga Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan misi wahana pendarat bulan, Blue Ghost, berhasil diluncurkan dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center, Florida, 15 Januari 2025 lalu.
Jules Verne, penulis asal Prancis, menjadi pelopor dalam memprediksi perkembangan teknologi masa depan.
Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun penuh dengan misi antariksa ambisius dari berbagai negara yang akan membuka babak baru dalam pengetahuan dan inovasi.
Dua teleskop radio baru dari Tiongkok dengan antena besar berdiameter 40 meter resmi beroperasi pada, Jumat (27/12).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved