Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Saat mengamati hujan meteor Perseid, para pengamat di berbagai wilayah Amerika Serikat (AS) dikejutkan oleh penampakan spiral raksasa cahaya putih redup. Meskipun fenomena ini terlihat jelas, para ahli masih belum sepenuhnya yakin mengenai asal usulnya.
Sekitar pukul 22.30 ET pada Selasa, 12 Agustus, bersamaan dengan puncak meteor Perseid, sebuah titik cahaya redup muncul di langit di beberapa wilayah AS dan Kanada. Titik ini dengan cepat membesar menjadi pusaran cahaya raksasa yang melayang di langit selama sekitar 10 menit sebelum menghilang. Fenomena ini terlihat di setidaknya 10 negara bagian, termasuk Maryland, New York, New Jersey, Illinois, Ohio, dan Nebraska.
Fotografer Joshua Thum berhasil mengabadikan pemandangan menakjubkan ini di atas Observatorium Yerkes di Williams Bay, Wisconsin, sementara astrofotografer Dan Bush merekam spiral cahaya yang bergerak di langit malam Albany, Missouri.
Spiral tersebut terbentuk dari bahan bakar roket yang dibuang saat pesawat ruang angkasa bersiap memasuki kembali atmosfer Bumi. Bahan bakar yang dilepaskan membeku menjadi kristal kecil, memantulkan sinar matahari, sehingga membuatnya bersinar di langit malam hingga kristal tersebut menghilang. Saat roket berputar saat pelepasan, bahan bakar awan kristal membentuk pola spiral yang terlihat spektakuler.
Laporan awal menyebut spiral itu disebabkan oleh roket United Launch Alliance Vulcan Cenatur yang diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, pukul 20:56 ET Selasa, membawa dua satelit militer ke orbit menurut Spaceweather.com. Namun, terungkap bahwa roket Ariane 6 milik Badan Antariksa Eropa juga diluncurkan dari Guyana Prancis yang hanya berjarak 19 menit saja sebelumnya, membawa satelit cuaca Eropa. Situasi ini menimbulkan kebingungan mengenai roket mana yang sebenarnya memicu spiral cahaya tersebut.
Para pengamat dan astronom setuju bahwa spiral cahaya yang terlihat kemungkinan besar berasal dari peluncuran roket, dengan roket Ariane 6 sebagai kandidat terkuat dilihat dari lintasannya. Namun, karena adanya peluncuran lain yang hampir bersamaan, para ahli masih belum dapat memastikan secara pasti roket mana yang memicu spiral tersebut. (Live Science/E-3)
Pada 12-13 Agustus 2025, langit Indonesia akan dihiasi oleh hujan meteor Perseid yang bisa disaksikan di berbagai wilayah, termasuk belahan selatan Bumi.
Hujan meteor Perseid akan mencapai puncaknya pada 12-13 Agustus 2025 dengan peluang melihat hingga ratusan bintang jatuh.
Hujan meteor Perseid akan menghiasi langit di belahan Bumi Utara mulai 17 Juli hingga 23 Agustus 2025.
Tata surya kini kedatangan tamu tak diundang yang sedang bergerak cepat menuju kita dalam perjalanan searah melintasi ruang angkasa kita.
Insinyur NASA telah mematikan dua instrumen untuk memastikan pesawat ruang angkasa kembar, Voyager 1 dan Voyager 2, dapat melanjutkan penjelajahan mereka di luar batas tata surya.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan misi wahana pendarat bulan, Blue Ghost, berhasil diluncurkan dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center, Florida, 15 Januari 2025 lalu.
Tim astronom yang dipimpin oleh Mengyuan Xiao dari Universitas Jenewa, Swiss, mengumumkan penemuan mengejutkan berupa galaksi spiral dengan rancangan agung.
Dua teleskop radio baru dari Tiongkok dengan antena besar berdiameter 40 meter resmi beroperasi pada, Jumat (27/12).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved