Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PENEMUAN meteorit dari Mars telah menjadi terobosan signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan planet, memberikan wawasan berharga mengenai sejarah, geologi, dan potensi kehidupan di Mars. Salah satu meteorit tersebut, yang dikenal sebagai ALH84001.
Meteorit Martian (ALH 84001) merupakan batuan luar angkasa yang berasal dari Mars. Meteorit ini pertama kali ditemukan saat perburuan meteorit pada abad ke-19.
Pada 1984, tim ilmuwan dari Antarctic Search for Meteorites (ANSMET) menemukan sebuah meteorit di wilayah Perbukitan Allan di Antartika. Meteorit tersebut, yang kemudian diberi nama ALH84001, ditemukan sebagai salah satu meteorit terbesar dan paling primitif yang pernah ditemukan.
Baca juga : Ilmuwan Temukan Jejak Bebatuan yang Tersapu Gelombang di Planet Mars
Studi awal menunjukkan itu adalah bagian dari asteroid, namun analisis selanjutnya mengungkapkan bahwa itu sebenarnya adalah bagian dari Mars. Meteorit Martian terbentuk di Mars miliaran tahun lalu, tercipta dari berbagai proses geologis seperti letusan gunung berapi dan tumbukan asteroid.
Lebih dari 277 meteorit Mars telah diklasifikasikan, mewakili kurang dari 0,5 persen dari seluruh meteorit yang ditemukan di Bumi. Ada beberapa jenis meteorit Mars yang telah diidentifikasi oleh para ilmuwan, termasuk kelompok yang paling umum adalah meteorit SNC (Shergottites, Nakhlites, dan Chassignites)
Penemuan ALH84001 juga memberikan bukti adanya air di Mars purba. Meteorit tersebut mengandung struktur sedimen dan mineral yang menunjukkan masa lalu Planet Merah yang berair. Oleh karena itu, temuan ini mengisyaratkan kemungkinan lingkungan layak huni di Mars sekitar 3,9 miliar tahun lalu.
Baca juga : Ada Beruang di Planet Mars?
Selain itu, meteorit tersebut mengandung molekul organik, termasuk senyawa kaya karbon yang merupakan bahan penyusun kehidupan. Meskipun temuan ini bukan merupakan bukti pasti adanya kehidupan di Mars, temuan ini menimbulkan pertanyaan menarik tentang kemungkinan adanya kehidupan mikroba di planet ini pada masa lalu.
ALH84001 juga memberikan wawasan berharga mengenai sejarah geologi Mars. Komposisi dan struktur meteorit tersebut mengungkapkan bahwa meteorit tersebut terbentuk selama periode aktivitas vulkanik yang intens di Mars sekitar 4 miliar tahun yang lalu.
Periode ini, yang dikenal sebagai zaman Hesperian, ditandai dengan letusan gunung berapi besar-besaran dan aliran lava yang membentuk permukaan Mars.
Baca juga : Setelah 4 Tahun Menjelajah di Mars, NASA Hentikan Operasional Mesin Pendarat InSight
Paparan meteorit terhadap air dan kemungkinan kondisi layak huni selama periode ini menunjukkan bahwa air cair mungkin memainkan peran penting dalam membentuk geologi Mars. Temuan ini berimplikasi pada pemahaman potensi kehidupan di Mars dan pencarian tanda tangan biologis.
Penemuan ALH84001 memiliki implikasi signifikan bagi misi eksplorasi Mars di masa depan. Kehadiran air dan potensi kondisi layak huni di Mars kuno menyoroti pentingnya mencari tanda-tanda kehidupan di bebatuan dan tanah Mars.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang berusaha menemukan jejak air di permukaan Mars. NASA telah mengirimkan berbagai wahana antariksa untuk menjelajahi Mars selama beberapa dekade, termasuk misi Curiosity.
Curiosity meruapakan robot yang dikembangkan NASA seukuran mobil yang dirancang untuk menjelajahi Kawah Gale di permukaan Mars. Curiosity diluncurkan pada 26 November 2011 dan mendarat di Mars pada 6 Agustus 2012.
Baca juga : NASA Persiapkan Konstruksi Bangunan sebelum Dirikan Koloni di Bulan dan Mars
Misi Curiosity adalah mengeksplorasi potensi mikroba untuk bertahan hidup di Mars. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan sejarah endapan air dan sampel tanah.
Pengendali penerbangan NASA mengarahkan Curiosity untuk melakukan eksperimen pengambilan sampel udara tambahan selama akhir pekan. Keingintahuan itu juga terlihat dari pencitraan satelit yang memantau planet merah tersebut.
Citra satelit menunjukkan titik kecil di Mars yang diyakini merupakan robot NASA. Robot ini ditenagai oleh tenaga nuklir sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu lama.
Sumber energinya adalah generator termoelektrik berbasis plutonium yang mampu bertahan hingga 14 tahun. Curiosity pun sempat merekam adanya letusan metana di Mars.
Penemuan ini bisa menjadi tanda pertama adanya kehidupan asing di Mars. Peneliti NASA Paul Mahaffey menganggap penemuan metana oleh Curiosity hanya bersifat sementara.
Semburan metana ini dihasilkan oleh bakteri serupa yang ada di Bumi. Berdasarkan standar metana di Bumi, metana diproduksi oleh mikroorganisme sebagai gas buang. (Z-3)
Peneliti dari Universitas Nagoya dan INAF mengungkap asal-usul chondrule dalam meteorit.
Mineral langka ditemukan dalam meteorit Steinbach yang berusia tiga abad. Mineral itu membuka peluang baru dalam teknologi pengelolaan panas.
Riset terbaru mengungkap pemanasan global membuat ribuan meteorit tenggelam di bawah es Antartika setiap tahun.
Peneliti menemukan dua meteorit yang diduga berasal dari Merkurius. Jika terbukti, temuan ini bisa membuka wawasan tentang asal-usul dan evolusi planet ini.
Para peneliti menemukan Lima artefak kuno dari besi meteorit dalam koleksi Museum Czestochowa, Polandia.
Pada tahun 2011, meteorit Mars yang diberi nama Black Beauty ditemukan di Gurun Sahara. Meteorit ini menjadi salah satu penemuan penting dalam kajian tentang planet merah.
MIT mengembangkan robot mirip lebah, bagian dari generasi baru robot yang terinspirasi serangga.
Setelah dua kali gagal, Starship SpaceX akhirnya berhasil uji terbang ke-10, menguji pelindung panas baru dan kemampuan menempatkan satelit.
Wahana Mars Express ESA memotret detail Acheron Fossae, wilayah retakan purba di Mars yang terbentuk 3,7 miliar tahun lalu.
Penelitian terbaru mengungkap gletser di Mars sebagian besar terdiri dari es murni, memberikan harapan baru sebagai sumber air.
Mars tidak selalu kering dan tandus seperti sekarang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa miliaran tahun lalu, planet merah ini pernah mengalami hujan deras bahkan salju.
Para peneliti menemukan lebih dari 15.000 km aliran sungai kuno di Mars, menunjukkan Planet Merah pernah hangat dan basah akibat hujan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved