Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengucurkan dana sebesar US$57 juta atau setara Rp900 miliar untuk membangun sebuah proyek yang diberi nama Olympus. Proyek ini berupa konstruksi pos terdepan menggunakan sistem konstruksi off-Earth di Bulan dan Mars yang akan dikerjakan perusahaan asal Texas ICON.
ICON telah meluncurkan Project Olympus pada 2020, dengan alasan bahwa teknologinya dapat membantu membangun infrastruktur penting seperti landasan pendaratan, jalan, dan habitat di Bulan dan Mars. Rencananya konstruksi itu menggunakan tanah dan batu yang tersedia di kedua obyek ruang angkasa tersebut.
ICON juga telah menghasilkan semacam prototipe, habitat Planet Merah yang dicetak 3D yang disebut Mars Dune Alpha. Prototipee ini akan digunakan NASA untuk melatih astronaut pada misi jangka panjang.
Kontrak NASA yang baru diumumkan itu diberikan melalui program Riset Inovasi Bisnis Kecil agensi dan akan membantu perusahaan mengembangkan teknologi dan prosedurnya. ICON berencana menggunakan uang itu untuk mempelajari bagaimana tanah di Bulan atau regolith dan menggunakannya.
"Kami mengubah paradigma eksplorasi ruang angkasa tidak sekadar pulang-pergi tapi juga untuk tinggal. Kami membutuhkan sistem yang kuat, tangguh, dan berkemampuan luas yang dapat menggunakan sumber daya lokal di Bulan dan benda planet lainnya,” ujar salah satu pendiri dan CEO ICON Jason Ballard dilansir dari laman Space.com, Rabu (29/11).
Perusahaan ini juga akan menguji perangkat keras dan lunaknya pada misi luar angkasa yang mensimulasikan gravitasi Bulan. Mereka juga akan melakukan uji coba yang lebih ambisius jika semuanya berjalan sesuai rencana.
"Pengiriman terakhir dari kontrak ini akan menjadi konstruksi pertama manusia di luar Bumi, dan itu akan menjadi pencapaian yang cukup istimewa," kata Ballard dalam pernyataan tersebut.
"Kami senang bahwa penelitian dan rekayasa kami hingga saat ini telah menunjukkan bahwa sistem seperti itu memang mungkin, dan kami berharap sekarang dapat mewujudkan kemungkinan itu," tambahnya.
Ketertarikan NASA pada sistem konstruksi Bulan tidaklah mengherankan. Melalui program Artemis, NASA berusaha mengirim manusia ke Bulan dan tinggal untuk jangka panjang.
Misi Artemis pertama, Artemis 1 yang diluncurkan pada 16 November telah mengirimkan kapsul Orion tanpa awak ke orbit Bulan. Kapsul Orion akan kembali ke Bumi pada 11 Desember dan mendarat di Samudra Pasifik.
"Untuk menjelajahi dunia lain, kita membutuhkan pengembangan teknologi baru inovatif yang disesuaikan dengan lingkungan tersebut dan kebutuhan eksplorasi kita di masa depan," kata Niki Werkheiser, direktur pematangan teknologi di Direktorat Misi Teknologi Luar Angkasa NASA. (M-3)
Manusia telah menciptakan bangunan-bangunan menakjubkan, dan beberapa di antaranya bahkan dapat terlihat dari luar angkasa. Lalu, bangunan apa saja yang dimaksud? Berikut kami rangkum.
Menurut NASA, tugas utama misi ini untuk mengebor sedalam 2 meter di bawah permukaan bulan dan mengumpulkan sekitar 2 kilogram batuan serta puing-puing lainnya untuk dibawa kembali ke bumi.
Tujuan dari misi terbaru ini adalah mengumpulkan batuan dan tanah di Bulan untuk membantu para ilmuan mempelajari tentang asal-usul bulan, formasi, dan aktivitas vulkanik di permukaannya.
“Kapsul yang membawa sampel yang dikumpulkan pesawat luar angkasa Chang'e-5 mendarat di wilayah Mongolia, utara Tiongkok.”
Masalah datang setelah Starship membalikkan hidungnya ke atas lagi untuk memulai urutan pendaratannya.
Pesawat luar angkasa yang diluncurkan pada Juli lalu diperkirakan akan memasuki orbit Mars pada 10 Februari mendatang.
Mineral besi atau hematit (Fe2O3) terdeteksi ada di lintang tinggi di Bulan.
Israel mencoba untuk menjadi negara ke-empat yang mendarat di bulan.
Belum pernah ada wahana penjelajah yang mendarat di wilayah itu sebelumnya karena banyaknya kendala teknis dan sulitnya medan.
Sekitar setengah abad lalu, pesawat yang membawa Neil Amstrong dkk mendarat di Bulan untuk pertama kalinya.
Belum diketahui kapan Toyota, yang menggandeng JAXA, akan menjalankan misi perjalanan ke Bulan.
Israel menjadi negara ketujuh yang mampu masuk ke dalam orbit bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved