Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Komet Iblis, Benarkah Pengantar Air dari Luar Angkasa ke Bumi?

Haliza Tiara Lintang
20/8/2025 08:51
Komet Iblis, Benarkah Pengantar Air dari Luar Angkasa ke Bumi?
Foto komet 12P/Pons-Brooks yang diambil pada 9 April 2024 dari Payson, Arizona.(MI/Dok Chris Shur)

PENELITI menemukan bahwa air di Komet 12P/Pons-Brooks, yang dijuluki Komet Iblis, hampir identik dengan air yang ada di Bumi

Temuan ini memperkuat teori bahwa tumbukan komet membawa air ke planet kita, menciptakan kondisi yang memungkinkan kehidupan berevolusi, menurut laporan yang diterbitkan pada 8 Agustus di jurnal Nature Astronomy.

"Hasil penelitian terbaru kami memberikan bukti terkuat sejauh ini bahwa setidaknya beberapa komet tipe Halley membawa air dengan tanda isotop yang sama seperti yang ditemukan di Bumi, mendukung gagasan bahwa komet mungkin telah membantu menjadikan planet kita layak huni," ujar astrofisikawan molekuler NASA, Martin Cordiner, yang memimpin tim tersebut, dalam sebuah pernyataan. 

Penemuan ini dilakukan saat para peneliti mengamati Komet 12P/Pons-Brooks, atau yang dijuluki Komet Iblis, menggunakan Atacama Large Milimeter/submilimeter Array (ALMA) dan Infrared Telescope Facility (IRTF) milik NASA. Komet ini termasuk tipe Halley, dengan periode orbit antara 20 hingga 200 tahun.

Para peneliti menganalisis rasio deuterium terhadap hidrogem biasa (D/H) dalam air Komet 12P/Pons-Brooks menggunakan data dari ALMA dan IRTF. 

Rasio ini berfungsi sebagai “sidik jari kimia” untuk menelusuri asal-usul air. Hasilnya menunjukkan bahwa air di komet tersebut hampir identik dengan air di Bumi.

Temuan ini penting karena pengukuran sebelumnya pada komet tipe Halley menunjukkan rasio D/H berbeda, yang menyebabkan meragukan teori bahwa komet membawa air ke Bumi. Penemuan baru ini justru memperkuat teori tersebut. 

Pengamatan ALMA terhadap Komet 12P/Pons-Brooks menjadi kali pertama air komet dipetakan dengan detail sedemikian tinggi. Tim meneliri air biasa (H?O) dan air “berat” (HDO) yang mengandung deuterium, sekaligus menganalisis gas-gas lain dalam komet untuk memahami komposisinya. 

"Dengan memetakan H2O dan HDO dalam koma komet, kita dapat mengetahui apakah gas-gas ini berasal dari es beku di dalam badan padat inti, alih-alih terbentuk dari reaksi kimia atau proses lain dalam koma gas," ujar Stefanie Milam, ilmuwan proyek di NASA dan salah satu penulis studi dalam peryantaannya tersebut. (space.com/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya