Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Penelitian Terbaru Ungkap Sejumlah Tantangan Edge Computing

Budi Ernanto
27/5/2022 12:15
Penelitian Terbaru Ungkap Sejumlah Tantangan Edge Computing
Data center.(AFP)

SCHNEIDER Electric meluncurkan hasil temuan dari laporan terbaru IDC White Paper dengan tema “Succeeding at Digital First Connected Operations” yang menyoroti kekuatan edge computing dalam memungkinkan peralihan ke dunia digital-first.

Laporan resmi itu memuat respons lebih dari 1.000 profesional di bidang TI dan operasional di bidang industri, kesehatan, pendidikan, dan industri lainnya termasuk rangkaian wawancara mendalam dengan pelaku industri.

Responden berasal dari berbagai negara, mewakili perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Jerman, Inggris, India dan Irlandia. Organisasi-organisasi yang ikut serta berasal dari berbagai skala, dengan jumlah karyawan dari 100 hingga lebih dari 1.000.

Responden memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang mendorong investasi di bidang edge, tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan ketika menerapkan edge, hambatan untuk melanjutkan investasi, dan rekomendasi strategis untuk future-proofing kemampuan edge.

"Ketika organisasi berusaha menciptakan pengalaman yang baru atau lebih baik bagi pelanggan dan menjadi lebih efisien secara operasional, meningkatkan keamanan, serta menjadi lebih sustainable, mereka semakin bergantung pada teknologi digital. Laporan ini mengkaji peran penting edge computing dan penerapan edge dalam memungkinkan terjadinya operasional yang saling terhubung secara digital,” ucap SVP, Commercial Operations & Global Channels, Leading Edge Commercial Strategy Schneider Electric Chris Hanley pada Jumat (27/5).

“Laporan ini menyoroti strategi-strategi yang dapat diadopsi oleh para profesional di bidang TI dan pengambil keputusan untuk future-proofing kemampuan edge computing mereka untuk mendukung operasional secara jarak jauh yang terhubung, aman, andal, kuat, dan sustainable.”

Edge computing merupakah salah satu pendukung utama paradigma digital-first. Faktanya, penggunaan infrastruktur edge yang paling umum adalah sistem keamanan siber (cybersecurity) untuk memantau jaringan operasional secara lokal serta menyimpan dan memproses data operasional untuk dibawa ke cloud.

Baca juga:Fortnite Kembali ke iOS dan Android Lewat Xbox Cloud Gaming

Lebih lanjut, ketika organisasi-organisasi ditanyakan mengapa mereka berinvestasi dalam edge computing untuk mendukung beban kerja ini, mereka menyebutkan, “untuk meningkatkan cybersecurity” (50%) dan “ketangguhan dan keandalan sistem” (44%).

Namun, ada berbagai tantangan yang harus diatasi organisasi untuk memastikan infrastruktur edge mereka, sehingga operasional mereka yang terhubung menjadi kuat dan dapat diandalkan. Beberapa diantaranya terkait masalah konektivitas dan pemadaman listrik.

Sekitar 32% responden mengatakan pernah mengalami "kurangnya konektivitas atau konektivitas yang lambat terhadap penerapan edge mereka. Sebanyak 31% pernah mengalami "pemadaman listrik atau lonjakan listrik yang berlangsung selama lebih dari 60 detik".

Tantangan lain yang harus dihadapi dalam transisi menuju operasional yang terhubung secara digital ialah terkait keamanan, keterampilan tenaga kerja, dan keandalan .

“Sumber daya edge yang tangguh merupakan dasar untuk beralih ke operasional terhubung secara digital-first," ungkap Jennifer Cooke, Research Director, Edge Strategies, IDC. “Organisasi akan menjadi rentan apabila dan ketika teknologi mereka gagal. Untuk melakukan future-proofing atas penerapan ini, para pemimpin perlu mengembangkan strategi yang dapat mengatasi masalah seperti keamanan siber dan jaringan, serta memastikan akses kepada keterampilan yang diperlukan untuk memelihara infrastruktur edge yang tangguh.”

Langkah organisasi untuk dapat melakukan future-proofing terhadap kemampuan edge untuk mendukung transisi menuju operasional yang terhubung secara digital-first antara lain, menyertakan sumber daya listrik dan jaringan yang tangguh sejak awal fase perencanaan edge, perusahaan dapat mengurangi risiko downtime.

Lalu, memiliki keterampilan yang tepat di tempat yang tepat pada waktu yang tepat dapat menjadi sulit, apabila tidak mustahil. Pastikan sumber daya edge diperlengkapi untuk mendukung pemantauan jarak jauh yang berkelanjutan dan operasional yang otonom.

Kemudian mertimbangkan mitra terpercaya untuk memberikan praktik dan layanan terbaik dalam situasi atau lokasi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan sendiri, baik secara ekonomi maupun fisik. Mitra layanan yang terpercaya sering kali dapat memprediksikan masalah sebelum hal itu terjadi. (R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya