Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
RATUSAN perwakilan suporter klub di tanah air menggelar aksi 1.000 lilin dan doa syukur untuk sepak bola Indonesia yang dilaksanakan di Taman Musik Centrum Kota Bandung, Minggu (9/4).
Koordinator nasional Gerakan Sepak Bola untuk Rakyat (GSR) Ferri Bastian mengatakan kegiatan yang inisiasi oleh GSR itu dilakukan sebagai bentuk rasa syukur karena Indonesia terbebas dari sanksi FIFA sekaligus simbol harapan baru setelah duka atas gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
"Tentunya, aksi 1.000 lilin ini digelar oleh para suporter sebagai wujud rasa syukur karena sepak bola Indonesia bisa terlepas dari sanksi FIFA, artinya kita bisa ikut event internasional seperti SEA Games atau Piala Dunia U-17 nanti," kata Ferri Bastian, Minggu (9/4)
Baca juga: Survei: 79,6% Responden Sepakat Olahraga Tak Dicampuri Politik
Menurut Ferri, duka yang dialami Indonesia akibat gagal tampil di Piala Dunia U-20 meninggalkan luka di hati para pecinta sepak bola Indonesia, tidak terkecuali dirasakan oleh suporter.
"Luka tetap akan menjadi luka dan akan terus membekas di hati para suporter Indonesia, bagaimana impian kita (suporter) yang ingin melihat Skuat Garuda di stadion di wilayah kita" ungkapnya
Dikatakan Ferri, masyarakat kecewa dengan ulah oknum politisi yang sudah mengubur dalam-dalam harapannya bisa ikut Piala Dunia.
Baca juga: Erick Thohir Selamatkan Indonesia dari Sanksi Berat FIFA
"Entahlah, apakah betul karena alasan ideologis? Tapi nyatanya tidak berpijak pada pada mimpi anak bangsanya sendiri tampil berprestasi di Piala Dunia," terang Ferri
Terlepas dari persoalan itu, Ferri, yang mengaku mewakili suporter tanah air, merasa bersyukur karena perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kerja keras Ketua Umum PSSI Erick Thohir, akhirnya Indonesia lepas dari sanksi FIFA.
"Kita ucapkan terima kasih, khususnya kepada Pak Jokowi yang sudah memberikan arahan kepada Pak Erick sehingga sukses menjalankan misi penyelamatan sepak bola Indonesia," ujarnya
"Itulah yang menjadi alasan kita tampil di sini, menyalakan 1.000 lilin, karena tidak mau terlalu sibuk mengutuk kegelapan, sudah saatnya bangkit nyalakan lilin harapan, terangi jalan sepak bola Indonesia ke depan," pungkasnya
Sementara itu, di tempat yang sama, pengamat ekonomi dari Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) Sandey Tantra Paramitha mengatakan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 bukan hanya menyimpan luka dan duka, tetapi juga berdampak pada ekonomi dan pelaku industri kreatif di Indonesia.
"Bukan cuma gagal menggelar Piala Dunia U-20, tetapi juga kehilangan potensi pendapatan negara yang sangat besar," kata Sandey.
Sandey menjelaskan, banyak pelaku usaha yang sangat terpukul oleh batalnya Piala Dunia U-20, ini menjadi peristiwa yang tidak boleh dianggap biasa.
"Potensi loss pariwisata akibat pembatalan Rp3,7 triliun, Rp500 miliar dari prasarana yang dibangun. Lalu, Rp500 miliar dari penyelenggaraan, transportasi dan lainnya," ujarnya.
Sandey menilai, politisi yang menabuh gendang sehingga Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tidak menghormati arahan Presiden Jokowi yang sudah memberikan garansi negara bagi keamanan suatu penyelenggaraan event sepak bola terbesar kedua FIFA itu.
Tidak hanya itu, mayoritas masyarakat juga sangat kecewa, hal itu ia katakan dengan mengutip dara survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru, soal persepsi publik terhadap Piala Dunia U-20.
"Bahwa hasil terbaru survei LSI bahwa publik satu frekuensi pemikiran dengan Presiden Jokowi. Termasuk para suporter di seluruh tanah air," jelas Sandey
"Bayangkan, 80% masyarakat menilai olahraga tidak boleh dicampuradukan dengan politik, ini angkanya signifikan" terangnya
Artinya, lanjut Sandey, Indonesia bisa tampil di Piala Dunia adalah impian besar masyarakat Indonesia.
"Tetapi karena hasrat politik buta para politisi, akhirnya kita menelan pahitnya fakta, batal tampil di Piala Dunia," tukasnya
Diketahui, kegiatan Aksi 1.000 lilin dan Doa Syukur ini menghadirkan 6 narasumber, yakni, Ferri Bastian (Koordinator Nasional FAPSI), Heru Joko (Tokoh Viking Persib Club), Tobias Ginanjar (Ketua Viking Persib Club), Dian Purnama (Ketua Bomber Persib), Yudi Guntara (Mantan pemain Persib) dan Sandey Tantra Paramitha (PB FAPSI).
Dalam kegiatan tersebut, para suporter juga menampilkan berbagai poster yang berisi ucapan terima kasih atas perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan perjuangan Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang telah berhasil meyakinkan FIFA agar tidak terkena kartu merah. (RO/Z-1)
Timnas Indonesia tampil dalam putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. PSSI minta tuan rumah yakni Qatar dan Arab Saudi menjaga pertandingan fair
Ketua Umum PSSI Erick Thohir meminta seluruh pihak memastikan semua laga putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia berjalan adil dan sportif.
HIDUP memang ibarat roda pedati. Kadang dia ada di atas. Tetapi, karena berputar, kemudian suatu saat dia akan berada di bawah. Seperti itu jugalah dengan sepak bola.
Total ada enam tim yang akan berpartisipasi di Piala Presiden 2025.
Penggunaan wasit asing sebagai sarana pembelajaran demi peningkatan kualitas SDM perwasitan dalam negeri.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyebut agenda uji coba internasional pun telah disusun untuk menghadapi lawan-lawan yang setara dengan calon lawan di fase selanjutnya.
Penunjukan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah diumumkan AFC pada pekan ini.
Di Piala Dunia U-17, timnas Indonesia berada satu grup dengan juara empat kali Brasil, Honduras, dan negara debutan Zambia di Grup H.
Hasil di Negeri Sakura akan menjadi bahan evaluasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved