Paulinho Gunakan Selebrasi Gol untuk Angkat Masalah Intoleransi Agama

Basuki Eka Purnama
24/7/2021 07:45
Paulinho Gunakan Selebrasi Gol untuk Angkat Masalah Intoleransi Agama
Gelandang Brasil Paulinho melakukan selebrasi dengan gestur memanah setelah mencetak gol ke gawang Jerman di laga Olimpiade Tokyo 2020.(AFP/DANIEL LEAL-OLIVAS)

PAULINHO menggunakan selebrasi kala mencetak gol saat Brasil menang 4-2 atas Jerman di laga Olimpiade Tokyo 2020 untuk mengangkat masalah intoleransi agama.

Paulinho melakukan selebrasi dengan meniru gaya pemanah. Banyak yang menganggap selebrasi pemain timnas Brasil itu mirip selebrasi sprinter Usain Bolt.

Namun, faktanya selebrasi Paulinho itu adalah penghormatan bagi agama kepercayaan Afro-Brasil yang penganutnya kerap mengalami persekusi di Brasil.

Baca juga: Richarlison Jadi Pemain Liga Primer Pertama Yang Cetak Hattrick di Olimpiade

Gestur memanah itu merupakan representasi pemburu sebagai penghormatan untuk Oxossi, seorang orisha, roh yang dipandang Tuhan di agama Yoruba dari Afrika Barat yang agama turunannya antara lain Santeria di Kuba dan Candomble di Brasil.

Dalam mitologi Yoruba, yang menjadi inspirasi bagi ritus Canbdomble di Brasil, Oxossi akan menghapuskan derita dan lapar dengan membunuh burung iblis menggunakan panah.

Aksi Paulinho mendapatkan sorotan luas di media sosial di Brasil yang agama Candomble kerap dipersekusi dengan tempat ibadah mereka dirusak oleh kelompok fundamentalis.

"Paulinho hanya butuh mencetak gol lewat tendangan yang terukur untuk memastikan tangis lega dan bangga seluruh warga terdengar. Selama Brasil berdiri, agama Afro-Brasil dipersekusi dan dipersalahkan," tulis Flavia Oliveira, wartawan yang juga bibi Paulinho, dalam editorial di harian O Globo.

Paulinho juga mendapatkan undangan dari sekolah samba Mocidade untuk berdansa saat sekolah itu tampil di karnaval Rio tahun depan.

"Ini adalah filosofi hidup saya, sesuatu yang sangat pribadi," ujar Paulinho selepas pertandingan.

"Negara kami telah lama menderita bukan hanya karena persekusi terhadap agama Afro-Brasil namun juga alasan lain seperti ras, gender, dan orientasi seksual," lanjutnya. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya