Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Aku memilih berjarak, berhadap-hadapan saja.
Tak kumasuki alur cerita. Biar mengalir sederhana.
Kabar tokoh utama yang tamat di tengah cerita
kusimpan dalam-dalam. Kusiapkan kado perpisahan
dengan sembunyi-sembunyi saja. Gita yang tersisa
jangan sampai tertambat ke lubuk ingatan. Aku ingin
ia sempurna pada penghabisan. Sesempurna pula
kutata pijaknya di depan mata rentan. Aku jaga benar
ia pada tempat berdirinya supaya kesedihan tak dekat
tak jauh pula dari jangkauan. Pada langkah terakhirnya,
aku beri sehelai daun gugur agar sore semelankoli salju
turun kali pertama. Tak dekat pun tak terlampau jauh,
kubiarkan biarlah ia berumah pada yang sederhana.
Pada perpisahan yang harus ada sebelum akhir cerita.
2022
Perjumpaan kita berlanjut. Kau berancang menggelar
kemahiran membolak-balik badan. Sementara kusiagakan
urat-urat gerompal, badan sawan pesakitan, sendi yang dibebat
asam urat, serta kepala cenat-cenut tersebab tak lagi kuturuti
pitutur nenek moyang. Pertarungan sederhana lanjut lagi. Kau
tarik tulah kodok yang bersemayam. Sudah gawat, sudah teramat
akut di badan: Sendi-sendi. Dada sesak. Leher berat tertopang.
Harus kau pecah dengan membetot otot-otot yang tak karuan.
Mesti pula kau luruskan urat pemberontak itu ke lajur makrifat
badan. Biar tak tanggung kubawa badan melompat. Lalu kau
lamah lembutkan kakiku yang bertanam kaku ke tanah. Harus kau
sembur demit amit-amit yang bermukim di sepanjang telapak. Agar
langkah-langkahku yang lesat, tak lamat-lamat seperti siput merapat
ke arah kiamat di atas kepala. Dan menjelang tamat, keluwesan jarimu
menjelajah setiap jengkal kepala benar kunantikan. Kutunggu
bagaimana pangkal segala keruwetan diluruhkan. Sebab tak akan
mampu kepala berat ini menoleh ke depan. Yang dilihatnya semata
mantan-mantan yang sudah berlenggang, yang beranjak ke peraduan
menanggalkan badan ini sendiri sebagai pesakitan.
2022
Tak penting ia memahami atau mengambil
inti silat yang mana. Begitu pula dengan ajian
dan ancang-ancang mengancam yang beragam.
Tak penting pula memiliki paras rupawan yang
tertata rapi di depan buruan. Sewajarnya tampang
tak tampan. Muka harus ribut penuh cambang.
Lebih utama bila badan setegap gajah. Setinggi
tiang pancang. Bulu dada selebat rumpun rimpang
tak keruan. Cari pula yang bersuara sekencang
geluduk. Yang daya menghardiknya sengeri lagak
bini menampar muka simpanan. Bisa pula dalam
badan, ia dititipi dukun tiban seekor macan kumbang
yang menunggu buruan dalam lambung. Sebab
yang ia hadapi lebih genting dari sekadar menumpas
seorang rival. Seteru yang dihadapi memang gemar
menyaru dengan rona kasihan. Seteru yang
mengenggam beragam ilmu menawar pun mengulur-ulur
kesempatan. Tak laik berbaik sangka pada pengamal
muslihat demikian. Pun salah tingkah juga menyiagakan
kuda-kuda menyerang. Sebab jurus penakluk sebenarnya
sederhana saja. Papar kegarangan. Keseraman harus sering
dipamerkan di muka penunggak yang gemar menahan
hutang hingga tujuh turunan.
2022
Sesungguhnya aku tak pernah
khusuk berdekat dengannya.
Tingkahnya santun, langkahnya
langgam mengalun melenakan.
Gerak-gerik tangannya mengolah
yang tak terduga. Jurus jawara
membanting badan nyata-nyata tak
seanggun kaidah lentik gemulai
yang melumat anasir keras-kasar
yang di atas ceruk cobek di hadapan.
Bila ancangannya digelar, maka
manutlah yang terpendam di tanah,
lunglai yang mengambang di udara,
mencungul juga yang tenteram di perairan.
Tunduklah seketika, mereka yang
berbadan lebar maupun yang larinya
lesat melebihi langkah jalanku. Ia
sampai pada makrifat menandangi
rumit urat-urat. Tak tergesa ia meniru
silat hewan sebab dilipat mereka dalam
satu hantaran, satu olahan. Tak pula
aku banyak berkutik, sebab tata silatku
sebenarnya rumpang, miring belaka,
tak karuan dihajar lambung limbung
yang lapar keroncongan.
2022
Kukutuk engkau kini sebagai penghuni jalan sepi.
Yang mental-mentul di kolam. Yang lalu lalang di ladang.
Yang terbang rendah di penerawangan. Lalu yang berbalut
kaus merah bintang.
Ke sini. Jalan abadi sebenarnya sebermula mengudar
urat-urat halus di leher. Akan kuamankan pandanganmu
dari pernik ketakutan.
Pasrahkan badan. Lunglaikan segala urat-urat. Sebab lihai
benar gelati ini bersabar. Hingga ia hafal lajur tenang di leher
milik jawara paling liar sekalipun.
Jangan pernah kau memasang perlawanan.
Jangan. Padamkan segera. Tak elok pun tak bakal
sepadan dengan ganjaran yang terhampar di depan.
Badanmu tidaklah patut menguar gejolak
otot-otot kekar. Akan keras pula uratmu
bila gerak kau lebih-lebihkan dari sepatutnya.
Tak gelenjur lagi daging-dagingmu bila dalam benak
kau kutuk aku selaku seteru. Telah siap satu kerat tercepat,
di mana kau tak lagi perlu menyeru pekik revolusi.
Menggeleparlah dalam sekejap saja
saat badan dan kepala sempurna berpisah.
Tanpa perlawanan. Tanpa perlawanan.
2022
Tajimu tertata rapi di gelanggang ramai.
Sebab kau mengarungi pertarungan dalam
tempo sedang-sedang. Maka sepasang sayapmu
pun seimbang. Agar gentar amatan sang lawan
kala kau merentang lebar-lebar. Gerak-gerik
para penantang tentu mahir kau langkahi. Tidak
perlu pula hikayat ini diujar berlebihan sebab
mudah dan remeh saja seteru kau sudahi di palagan.
Sebab riwayat panjangmu tak mengenal arti kalah
dan tepar. Tak pantas pula namamu diseru asal-asalan.
Tapi tidak bila kau temui perut yang lapar. Dengan
belati terasah di tangan kau bukanlah tandingan
bagi juragan yang sudah menyiapkan segala
racikan bumbu rahasia di belakang. Hari raya
yang tinggal menunggu hitungan sudah siap
menetak hikayat kemenangan. Karena meja makan
juga butuh cerita lain, pun kenikmatan-kenikmatan
yang akan dihidangkan pada handai taulan yang datang bertandang.
2021
Tanggal saja kau di jalan ini.
Gerakmu gemar bermuslihat jahat,
kuamsal kau kuda tak berdaging,
keledai yang hilang daya jalan,
odong-odong paling menyedihkan
di segala semesta.
Kau tak laik lagi menghantar
badan tiba di tujuan.
Sadelmu gemar menghempas
pantat ke jalan rumpang makadam.
Ban-banmu selalu serong,
miring-miring ke samping
ke gang tak terpapar peta.
Buta arah pandanganmu.
Kau tak kenal lagi itikad
zig-zag kiri kanan.
Pun kawan di jalanan
berfatwa kau tak paham
rambu jalan.
Kusigi busimu yang penyakitan.
Rantai aus yang serampangan
lepas dari orbitnya.
Apa kau hafal aroma oli baru?
Kawatmu kukasihani sebab
tuna peraluran.
Lampu-lampumu melulu romansa
lampau yang berlabur malam.
Tekad meluap,
hasrat tak terdaras,
serapah sepanjang kuburan,
dengan makian adab hewan,
kukutuk engkau kini sebagai
penghuni jalan sepi.
2021
Inilah kebajikan mengangkat martabat kaum pinggiran.
Mengacak keberuntungan pun kemalangan adalah
sisa-sisa ketangguhan yang tak sembarangan kami papar.
Tak ada seteru atau sekutu di gelanggang ini sebab
semua mahir menyaru juga bertukar kebiasaan. Yang pasti,
sabar benar kami tunggu peluang menyambar. Sungguh awas
mata menafsir pola yang lalu dan yang akan digelar di depan.
Sebab, mereka yang lengah dalam sekejapan, pasti ditinggal
segala nasib baik. Demi para dewa-dewi peruntungan yang
bersemayam di dalam lubuk hati, kami berusaha hafal kapan
segala penjuru mata angin bersekutu dengan formasi kartu
yang terapal di tangan. Sejak as pertama dihunjamkan, telah kuat
kami terka angka-angka yang bertandang. Tak bakal kaki mereka
beranjak sebab sihir kombinasi empat wujud dua pembeda
cergas menari menawan tatap mata yang alpa. Hingga malam
penahbisan datang menguras semua yang menubuh dalam diri.
2021
Kamu dihentak si pemikat setelah sepasang itu
diduniakan. Sebab kamu memang bukan bangsa sopan
yang berkerabat ular. Wujudmu tak memikat.
Baumu maha menyengat laksana kaum lusuh
yang mahir memikat si lalat kian dekat. Duh, kitab syair
mana lagi yang sudi merawi parasmu nan penguk.
Pustaka khasiat pun abai menafsir anyirmu. Belas kasih
untukmu hanyalah milik mereka yang kasar berangasan.
Mereka umpama sufi yang bernyali menjadikan kamu
sekutu sekaligus bara pemantik tubuh. Tapi dari
satu hati itu, kamu disentak dahulu. Menderitalah ke
dunia lalu. Jauhlah kamu dari kembaranmu yang
menanggung dosa merah itu. Bahkan batu beku menampik
menerimamu sebagai pinang tak berbelah. Pisau pun enggan
menambatkan kilaunya pada lekukmu yang tak indah.
Dan ketajamannya tentu tak ingin terbaca sebagai yang
menanggung bau belaka. Basmalah, terucap sudah dari
bibir mereka, kaum berani yang menyantap lagi
mengagungkanmu selaku yang tak bisa dijajar bersama
kari, gulai, hingga semua yang mati setelah lebaran haji kelar.
2021
Baca juga: Sajak-sajak Sihar Simatupang
Baca juga: Sajak-sajak Inggit Putria Marga
Baca juga: Tak Ada Sesuatu yang Baru di Bawah Matahari
Dody Kristianto, penyair, lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 April 1986. Buku kumpulan puisinya yang telah terbit, yaitu Lagu Kelam Rembulan (2012) dan Petarung Kidal (2013). Kini, tinggal dan bekerja di Serang, Banten. Ilustasi: Moch Samba. (SK-1)
Kompetisi membaca puisi berbahasa Mandarin merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
LEBIH dari 1.800 pejalar dari seluruh Indonesia mengikuti lomba membaca puisi berbahasa mandarin tingkat nasional.
Rasakan emosi puisi! Pelajari citraan, kunci penyampaian perasaan mendalam melalui kekuatan kata yang memukau.
Acha Septriasa mengatakan puisi WS Rendra yang berjudul Hidup Itu Seperti Uap membantunya mendapatkan inspirasi dalam menjalani salah satu adegan di film Qodrat 2
Jelajahi puisi abadi Sapardi Djoko Damono! Temukan karya terkenal dan warisan sang penyair legendaris Indonesia.
Selami keindahan alam lewat puisi! Temukan pesan tersembunyi di balik rimbunnya hutan, birunya laut, dan gemerisik angin. Inspirasi dan refleksi menanti!
Temukan kata kata estetik penuh makna! Koleksi ungkapan indah, puitis, dan inspiratif untuk jiwa yang mendalam.
Bangun cerita inspiratif! Pelajari struktur narasi yang menggugah, raih hati pembaca, dan sebarkan pesan bermakna melalui alur cerita yang kuat.
Gadis Kretek: Novel Indonesia memikat! Selami kisah cinta, ambisi, dan warisan kretek yang kaya. Baca ulasan lengkapnya sekarang!
Temukan puisi pendek sekolah penuh cinta pendidikan. Ungkapkan rasa, kenangan, dan semangat belajar melalui kata-kata indah.
Alam bercerita! Temukan kisah inspiratif tentang lingkungan, pelajari harmoni alam, dan temukan kekuatan perubahan di sekitarmu.
Temukan novel terbaru 2024! Rekomendasi bacaan menarik dengan cerita unik, karakter kuat, dan petualangan tak terlupakan. Jangan lewatkan!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved