Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
HARI pertama Ramadan, Senin (11/3), tidak membawa perubahan bagi warga Palestina yang berada di Jalur Gaza. Mereka tetap dihantui kelaparan dan penyakit, kedinginan di dalam tenda pengungsian, dan terancam oleh bom Israel, lebih dari 5 bulan sejak perang antara Hamas dan 'Negeri Zionis' itu dimulai.
Saat warga muslim di dunia menyambut bulan suci Ramadan, mayoritas warga di Jalur Gaza harus menghadapi gempuran Israel yang menghancurkan rumah mereka.
Berdasarkan laporan PBB, mengutip kementerian kesehatan Hamas di Jalur Gaza, sebanyak 25 warga Palestina tewas karena malnutrisi dan dehidrasi, mayoritas dari mereka adalah anak-anak.
Baca juga : Kanselir Jerman Serukan Gencatan Senjata di Jalur Gaza selama Ramadan
PBB menyebut minimnya makanan, air, dan pelayanan kesehatan mempercepat krisi kemanusiaan di Jalur Gaza.
Warga Jalur Gaza pun menyambut Ramadan dengan penuh keprihatian.
"Kami tidak tahu apa yang akan kami makan untuk buka puasa," ujar Zaki Abu Mansour, 63, dari dalam tenda pengungsian yang ditempatinya.
Baca juga : PBNU Ingatkan Dampak Berbahaya jika Konflik Gaza Berkepanjangan
"Saya hanya punya satu tomat dan satu timun. Saya tidak punya uang sepeser pun untuk membeli bahan makanan lainnya," lanjutnya.
Dia mengungkapkan bahan makanan yang tersedia dijual dengan harga selangit.
Pertempuran terus berlangsung di Jalur Gaza meski Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan gencatan senjata selama bulan Ramadan.
Guterres juga meminta agar semua halangan terhadap masuknya bantuan ke Jalur Gaza dihilangkan.
Dengan bantuan masuk ke Jalur Gaza dengan jumlah yang jauh lebih rendah ketimbang sebelum perang antara Israel dan Hamas, warga Jalur Gaza semakin menderita. (AFP/Z-1)
Israel menghancurkan lebih dari 1.500 rumah di lingkungan Al Zeitoun, Kota Gaza, Palestina, sejak melancarkan operasi darat awal bulan ini.
AS menjadi satu-satunya anggota Dewan Keamanan PBB yang menolak mengakui bencana kelaparan di Jalur Gaza, Palestina, merupakan krisis yang disebabkan ulah manusia.
Ketika Israel membunuh Anas Al-Sharif, bersama seluruh kru Al-Jazeera di Kota Gaza pada 10 Agustus, Reuters memilih untuk memublikasikan klaim Israel yang sepenuhnya tidak berdasar.
ISRAEL dengan sengaja menjadikan jurnalis sebagai target serangan mereka. RSF menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pembantaian jurnalis.
LIMA jurnalis termasuk di antara setidaknya 20 orang yang tewas, kemarin, akibat serangan Israel menghantam Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Jalur Gaza, Palestina.
INVESTIGASI gabungan yang dilakukan media milik warga Israel-Palestina, +972 Magazine dan Local Call, mengungkapkan keberadaan unit khusus, Sel Legitimasi, di tubuh militer Israel yang secara sistematis berupaya mendiskreditkan jurnalis Palestina di Jalur Gaza.
Anak-anak Palestina di Jalur Gaza akan kehilangan akses pendidikannya selama tiga tahun beruntun akibat blokade dan agresi Zionis Israel yang hingga kini masih terjadi.
Israel menghancurkan lebih dari 1.500 rumah di lingkungan Al Zeitoun, Kota Gaza, Palestina, sejak melancarkan operasi darat awal bulan ini.
Tidak ada lagi bangunan yang tersisa di bagian selatan wilayah tersebut setelah Israel menyetujui rencana pendudukan Gaza pada awal bulan ini.
ISRAEL menghadapi gelombang kecaman internasional setelah serangkaian serangan di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Gaza selatan, pada Senin (25/8).
Hingga kini, serangan militer Israel di Gaza masih berlangsung di tengah kebuntuan negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Serangan Israel ke spot tangga di RS Nasser, Gaza, Senin (25/8/2025) totalnya menewaskan 20 orang, termasuk 5 jurnalis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved