Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ahli Gizi: Jangan Hangatkan Makanan Berbuka untuk Sahur

Basuki Eka Purnama
15/4/2021 11:41
Ahli Gizi: Jangan Hangatkan Makanan Berbuka untuk Sahur
Ilustrasi--Ratusan santri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, menikmati makan sahur bersama di Medan, Sumatra Utara, 2015 lalu.(ANTARA/Septianda Perdana)

DOKTER spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia Putri Sakti tidak menyarankan Anda menghangatkan makanan berbuka agar bisa dikonsumsi kembali saat sahur.

Ketimbang menghangatkan makanan, Anda bisa, misalnya, menyiapkan bumbu untuk dua porsi sekaligus, sembari menyiapkan bahan masakan untuk sahur.

"Memang yang terbaik tidak boleh dipanaskan (dihangatkan). Saya sarankan bikin bumbunya untuk dua porsi, saat buka dan sahur. Misalnya membuat sop, bumbu dasarnya dibuat dobel, lalu kaldunya dibuat satu panci besar. Nanti saat sahur tinggal masukkan sayurannya saja dengan harapan kandungan dalam sayuran tidak rusak," kata Putri dalam webinar Dokter Menjawab dengan tema Diet dan Olahraga di Bulan Puasa, Rabu (14/4) sore.

Baca juga: Pasar Pabukoan di Padang Panjang Buka di Masa Pandemi

Untuk menu sahur, Putri merekomendasikan Anda menghidangkan makan berkuah, semisal sop dengan sayuran yang bervariasi atau ditambah bahan lain semisal ayam, daging, atau kacang merah. Jadi, dalam satu hidangan ini juga mencakup sumber vitamin, protein hewani dan nabati.

"Saya pilih kuah-kuahan karena kita membutuhkan tambahan cairan untuk seharian, di samping juga tidak ribet membuatnya. Lalu, dengan variasi sayur. Masukin juga ayam potong atau besoknya dengan daging, kacang merah. Jadi dalam satu kali masak sudah ada protein hewani, nabati dan
sayur," tutur dia.

Bila ingin menghidangkan ikan balado, Anda juga bisa menambahkan tahu dan tempe. Anda nanti tinggal menambah sayuran sebagai lauk lainnya. Cara ini meminimalisasi waktu memasak agar tidak terlalu lama.

"Sayuran baiknya tidak dipanaskan lagi, apalagi yang berwarna hijau. Kalau nitratnya berubah bisa menjadi karsinonegenik juga. Vitamin juga
banyak berkurang. Sayur tidak membutuhkan waktu lama dimasak, estimasi lima menit jangan terlalu lama. Sayur sebaiknya jangan dipanaskan, yang mau dipanaskan lauk lain saja misalnya ayam atau dagingnya," pungkas Putri. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah